Asisten CEO Ditubuh Menantu Lemah

"Kita mau ke mana?" Tanya Rizki pada sang istri saat Hani mengajaknya keluar rumah padahal biasanya Hani tak pernah mengajaknya dengan alasan Rizki masih dalam masa pemulihan. 

Hani tersenyum menatap sang suami, selama keluar dari rumah sakit, Rizki tak pernah keluar dari rumah, pria itu telah menjadi bapak rumah tangga sejati yang merawat rumah dan istrinya.

Rizky pergi ke swalayan di lantai bawah apartemen untuk berbelanja kebutuhan harian dan memasak makanan sehat untuk sang istri.

Kadang-kadang juga membantu Hani saat Hani memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan di rumah atau memijat Hani ketika kembali ke rumah dalam keadaan lelah. 

"Hari ini aku akan memberimu pilihan, tetap tinggal di rumah seperti yang kau lakukan selama ini atau memulai sesuatu yang luar biasa di luar rumah," kata Hani. 

"Sayang, kau tahu aku tak punya kemampuan apapun, hanya bisa membersihkan dan memasak di rumah," ucap Rizki yang merasa tertekan untuk memulai sesuatu di luar sana.

Hani menghela nafas melihat keadaan suaminya, ini adalah rencana Hardi, CEO Grup Aruna pada Rizki untuk mencegah Rizki memiliki kemampuan bekerja supaya Rizki yang satu-satunya seorang laki-laki di keluarga Aruna yang memiliki peluang untuk berebut kekuasaan dengan Hardy langsung kehilangan kualifikasinya karena tak memiliki pengalaman kerja terutama kemampuan yang memadai untuk bersaing dengannya. Di hadapan Tuan besar, Hardi bahkan terus memanggil Rizki sebagai si bodoh yang hanya tahu pekerjaan rumah untuk memastikan tuan besar tidak pernah memikirkan untuk melepaskan Hardi sebagai pewaris utama keluarga Aruna. 

"Kau punya kemampuan," kata Hani meyakinkan sang suami dengan memegang tangan Rizki untuk memberinya kepercayaan. 

"Tidak tahu kemampuan apa yang kumiliki," kata Rizki dengan nada suara yang lemah Sambil menghela nafas, sejak kecil dia hanya boleh mengerjakan pekerjaan pelayan, jadi kemampuan yang ia miliki hanya sebatas membersihkan dan memasak. Kalau dia harus mencari pekerjaan, mungkin menjadi asisten rumah tangga akan cocok baginya. 

Hani mempererat pegangan tangannya pada tangan sang suami, "kau harus percaya padaku," kata Hani dengan lembut. 

Meski terasa begitu berat, Rizki tetap mengganggukan kepalanya dan percaya bahwa istrinya yang ia cintai itu dan mencintainya juga pasti memiliki alasan untuk melakukan semua ini. 

Mobil pun terus melaju hingga akhirnya mereka tiba di sebuah gedung berlantai 3 dengan desain modern bergaya apartemen mewah, seluruh bagian depan gedung menggunakan bahan kaca yang memungkinkan orang-orang di dalam gedung melihat keluar sehingga pemandangan di luar gedung yang hijau dan asri karena berada di depan taman kota langsung menjadi pemandangan yang menyejukkan mata. 

Rizky kebingungan memasuki bangunan itu, dia tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh istrinya. 

"Ini bangunan lantai 3 yang akan menjadi milikmu," ucap Hani mengejutkan Rizki. 

"Apa maksudmu? Kenapa aku bisa memiliki bangunan ini?" Tanya Rizki dengan rasa tak percayanya, seumur hidupnya dia tak pernah membayangkan dirinya memiliki sesuatu, bahkan sesuatu yang begitu besar dan berharga seperti ini. 

"Ayo masuk dulu," kata Hani menarik sang suami dan mengabaikan pertanyaan Rizki. 

Begitu tiba di dalam gedung, sudah ada banyak orang yang telah menunggu mereka dan langsung memberi hormat pada Rizki dan Hani. 

Wajah Rizky memerah melihat kelakuan orang-orang itu, memangnya kapan dia pernah diperlakukan seperti ini? 

Ini sangat canggung baginya! 

Hani tersenyum melihat sang suami yang begitu canggung, cukup lucu baginya. 

"Mulai sekarang suamiku yang akan mengelola tempat ini, silakan ikuti apapun perintahnya, termasuk apapun ide yang ia miliki untuk membuat usaha di tempat ini," kata Hani dijawab anggukan semua orang. 

"Sayang,,, Apa maksudmu?" Pikiran Rizki masih melayang-layang, tak paham dan sangat terkejut. 

"Kalau begitu sayang, silakan mulai saja, aku ada kata kerjaan lain untuk ditangani," kata Hani berpura-pura tak mengetahui kegugupan sang suami, Hani kemudian melangkah pergi bersama asistennya yang langsung melaporkan sesuatu padanya. 

Rizky masih ingin menahan sang istri, tapi melihat Hani tampak sibuk membahas sesuatu dengan sang asisten, maka Rizki hanya bisa berbalik menghadapi semua orang yang menunggu instruksi darinya. 

Apa yang harus dia katakan? 

Dia biasa melihat orang-orang di kediaman Aruna mengumpulkan para pelayan dan memerintahkan sesuatu, namun dia hanya berada di barisan paling belakang, bahkan seringkali tak mendengar apa yang dikatakan oleh orang-orang dan hanya bisa mendengarnya dari percakapan para pelayan yang ada di rumah kediaman Aruna. 

Dan sekarang, keadaannya terbalik, dialah yang berada di depan memberikan instruksi,, jadi Bagaimana cara memulainya? 

Hani menoleh ke belakang melihat suaminya yang tampak kesulitan, dia tersenyum. 

Sang asisten yang merasa tidak yakin kemudian berkata "Nyonya, Saya rasa Anda sebaiknya membantunya untuk memulai...."

"Tidak perlu, dia harus bisa menangani yang pertama untuk bisa menangani yang kedua dan seterusnya," kata Hani lalu melangkah menuju mobil. 

Sang asisten hanya mengikuti sambil sesekali menoleh ke belakang dan melihat Rezki tampak begitu gugup berbicara dengan orang-orang yang ada di dalam gedung. 

Setelah duduk dalam mobil, asisten menyerahkan sebuah iPad pada Hani, "ini laporan persiapan yang sudah kami susun bersama para kuasa hukum," kata sang asisten. 

Hani mengambil iPad itu dan melihat isinya, "ini tidak akan cukup untuk melawan keluarga Aruna itu, Tapi bagus untuk memberi peringatan kecil di awal pertarungan besar. Hari ini juga katakan pada reporter itu untuk merilis videonya," kata Hani sambil tersenyum. 

"Baik," jawab sang asisten. 

Hani masih memperhatikan dokumen tuntutan yang disiapkan para kuasa hukumnya, dia tahu tuntutan hukum itu tidak akan mudah membuat goyah keluarga Aruna, tapi jika video yang diambil di restoran diviralkan, maka 2 perempuan itu tak akan mudah mengelak. 

Bahkan status mulia dan berhati suci yang menjadi julukan Clara selama ini akan dipertanyakan oleh orang-orang. 

Dengan perasaan puas, Hani mengembalikan iPad pada asistennya, "ingat bahwa kita sepenuhnya menuntut ganti rugi dan permintaan maaf dari mereka," ucap Hani kembali menekankan maksudnya. 

"Sang asisten merasa heran mengapa Hani menghindari ketenangan dan memilih berurusan dengan sebuah keluarga yang akan sulit untuk dihadapi, tetapi sang asisten Tentu saja tidak boleh bertanya tentang alasan Hani, jadi perempuan itu hanya menjawab, "baik, Saya pasti akan mengurusnya dengan baik. Dan Ini dokumen untuk pertemuan dengan presdir Jayata hari ini," stang asisten menyerahkan dokumen lain pada Hani. 

Honi mempelajari dokumen di tangannya selama beberapa saat lamanya, "sekarang aku harus ke salon," ucap Hani bersemangat untuk sesuatu yang besar.  

"Saya akan melakukan reservasi," kata Sang asisten segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon salon langganan Hani untuk memberitahukan kedatangan Hani dalam beberapa saat lagi. 

@@@... kalo ceweknya kaya boleh, kalo sama2 ngk punya apa-apa... Mau makan apa?🤭