Zain kembali jatuh cinta setelah sempat menyembunyikan perasaan pada sahabatnya yang ternyata sudah menikah, Zain jatuh cinta kembali pada gadis yang masih bocah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di apartemen nya, namun sayang saat dirinya jatuh cinta kembali Ayahnya meminta dirinya untuk menikahi calonnya, tak ingin kehilangan cintanya kembali Zain berbohong pada semua orang dan menikahi Faiza diam-diam namun juga menerima perjodohan yang Ayahnya minta. Akankah pernikahan itu baik-baik saja? adakah hati yang akan terluka? apakah yang terjadi jika semua orang tau? bagaimana dengan perasaan dua wanita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menemui Faiza
"Talita!!!!"
"Astaga, apa yang kamu lakukan???"
"Mengapa kamu bodoh!!!"
"Bunda!!!!"
Zain berlari masuk kamarnya dan meraih tubuh yang terbaring di pantai dengan bersimbah darah di tangannya itu, yah Talita menggores tangannya dengan serpihan kaca yang tadi, zain pikir gadis itu tak akan sejauh itu namun ternyata dia salah.
"Astaghfirullah, Zain." Bunda terkejut saat sampai di atas dan melihat Zain membopong Talita dengan kondisi yang memprihatinkan.
"Apa yang terjadi sayang???" Bunda panik dan bertanya-tanya.
"Ya ampun tanganmu juga kenapa???" Bunda makin khawatir saat tau buku-buku jari Zain juga berdarah.
"Apa yang kalian lakukan???"
"Mengapa seperti ini???"
Bunda membuka mobil sembari terus bertanya-tanya, Sopir berlari masuk dan membawa Talita dan Zain kerumah sakit di temani Bunda, beruntung hari ini Ayah atma sedang pergi keluar kota jadi semua hal buruk bisa dihindari.
Tak butuh waktu lama lokasi rumah sakit rak terlalu Juah dari rumah utama Zain, Zain membawa Talita berlari ke UGD dan Talita pun segera di tangani sang Dokter.
"Bun, maaf Zain belum bisa menjelaskan apa yang terjadi, tapi Zain titip Talita, ada hal yang jauh lebih penting dari ini yang harus Zain urus." Kata Zain membuat bundanya terkejut.
"Zain!"
"Talita sekarat!!!"
"Apa kau tak lihat bagaimana dia sekarang???"
"Hal apa yang jauh lebih penting dari nyawa seseorang???"
Bunda merasa kecewa dengan Zain karena sikap Zain yang tak bisa membedakan mana yang lebih utama dari sebuah masalah.
"Ah, ini tidak sampai melukai nadinya, dia hanya tergores di bagaian luar, luka sudah kami jahit tapi sepertinya mental pasien yang sedang terguncang." Kata Dokter membuat Zain dan bunda lega.
"Terimakasih dok, tolong berikan penjagaan extra pada dirinya saat ini." Kata Zain yang di angguki sang dokter.
Zain pun memohon pada bundanya agar menjaga Talita dan meminta ijin juga untuk pergi dia takut hal buruk juga akan terjadi pada Faiza.
"Sebenarnya apa yang terjadi Sayang???" Bunda Semakin khawatir dengan keadaan putranya yang terlihat begitu kusut dan banyak pikiran.
"Maaf Bun nanti Zain jelaskan tapi Zain ada hal yang harus Zain urus." Kata Zain pergi namun sebelum pergi dia meminta Abbas untuk menggantikan dirinya di rumah sakit untuk menjaga Talita agar tidak berbuat hal konyol lagi.
...****************...
Deru mobil Zain melampaui batas hingga pengendara lainnya mengumpat karena cara Zain mengendarai yang ugal-ugalan.
Zain sudah tak peduli yang ada di benaknya hanya Faiza dan bagaimana keadaan hati juga pikiran istrinya itu.
Setelah beberapa waktu Zain sampai di rumah yang Faiza dan Zain tempati semua masih terlihat aman saja, Nenek sedang menyulam bersama bibi dan anaknya Zain heran sepertinya tidak ada huru hara di sini batin Zain.
Zain pun melangkahkan kakinya ke kamar dan menyusuri keberadaan Faiza, namun kamarnya kosong hati Zain pun kembali cemas.
Mendadak pikiran tidak-tidak masuk dalam pikiran Zain, jika Talita gadis yang sudah dewasa saja bisa hilang kendali saat sakit hati bagaimana dengan Talita istrinya yang masih muda di bandingkan Talita pikirnya.
Zain berjalan keatas meja di sana matanya mencari ponsel Faiza namun yang dia temui justru benda putih panjang, Zain pun semakin mendekat dan dadanya bergemuruh setelah melihat apa benda itu.
Deg
"Sayang kamu hamil???"
"Ah akankah tadi kamu ingin mengabarkan ini???"
"Maaf, harusnya ini membahagiakan."
"Tapi kamu malah harus tau pernikahan ku dengan Talita."
"Pasti ini sulit bagimu."
Zain mengacak rambutnya kasar dan keluar kamar untuk mencari Faiza keseluruhan penjuru rumah namun Faiza masih belum terlihat.
"Nek,Faiza mana ya?" Tanya Zain pada nenek.
"Owh sedari tadi dia sibuk di belakang, coba lihat kesana." Kata Nenek membuat Zain lega.
Zain pun berjalan cepat dan mencari Faiza di taman belakang dengan perasaan yang campur aduk rasanya, bahagia karena Faiza hamil namun takut dengan sikap kecewa Faiza pada dirinya.
Zain melihat Faiza duduk di taman dengan memeluk lutut dari samping istrinya itu menunduk menatap kolam ikan, Zain pun mendekat dan memeluknya dari belakang.
"Sayang..." Kata Zain namun Faiza melepas pelukannya dengan pelan tanpa bersuara membuat Zain takut dengan sikap diam Faiza.
"Sayang, maaf... dengarkan dulu." Kata Zain sedih dan takut masih mencoba memeluk Faiza namun Faiza menolak pelukan darinya.
"Sayang, jagan menolakmu, demi Allah aku tak pernah menyentuh wanita lain selain dirimu." Kata Zain yang hanya di balas kebekuan Faiza.
"Aku mohon jangan diam saja dan percaya padaku." Mohon Zain lagi.
"Jadi sebenarnya..." Zain pun bercerita bagaimana dia terpaksa menikah dengan gadis pilihan Ayahnya setelah menikah dengan Faiza bahkan Zain bercerita jika sempat menolak keras namun dirinya justru nyaris di Kurung dan bundanya nyaris di ceraikan oleh sang Ayah jika tidak mengikuti kemauan sang Ayah namun lagi-lagi Faiza hanya membisu meski mendengar itu semua.
"Sayang??? Jangan seperti ini demi Allah hanya kamu istri ku yang aku cinta." Kata Zain parau namun kebisuan Faiza membuat Zain semakin ketakutan karena tak tau bagaimana Faiza terhadap dirinya.
Faiza berdiri dan menatap Zain, Faiza mengusap air mata yang sedari tadi mengalir tanpa henti, Faiza lelah bersuara karena sedari tadi lelah menangis hingga suaranya nyaris hilang, Faiza bingung harus bagaimana menanggapi cerita Zain, Faiza bingung harus bagaimana bersikap setelah ini hatinya terlalu sakit dengan semua yang Zain ceritakan tadi.
"Sayang, please maafkan Mas." Kata Zain meraih tangan Faiza.
"Mas, aku harus bagaimana???" Kata Faiza serak karena tangisannya tadi.
"Jadi aku istri pertamamu tapi aku simpanan?" Lanjut Faiza menatap Zain pilu.
"Mas Zain merahasiakan pernikahan kita dari semua orang terutama Orang tua mas Zain?" Ucap Faiza lagi semakin nanar, kaca-kaca di matanya semakin berjatuhan di pipinya.
"Lalu aku harus bagaimana???" Jerit Faiza tertahan sembari memukul dada Zain kesal.
"Aku ingin mundur jadi istrimu, tapi aku hamil anakmu hiks hiks, kenapa jadi begini???" Iska Faiza luruh kembali duduk.
Zain semakin nyeri hatinya saat melihat Faiza seperti saat ini hatinya sakit namun semua sudah terjadi Zain hanya bisa memeluk Faiza yang terus menangis.
"Jangan mundur, tetap jadi istriku selamanya, ku mohon, aku mencintaimu sungguh-sungguh." Kata Zain sembari membelai punggung Faiza yang terisak.
Faiza menggelengkan kepalanya tak setuju, cinta mengapa menjadikan dirinya simpanan, harusnya dia di ajak bertemu keluar dan di perkenalkan dengan layak buka seperti saat ini batin Faiza.
"Aku tidak bisa mas, Aku tak mau seperti ini." Kata Faiza parau.
"Aku wanita-wanita baik-baik, aku bukan simpanan, jika mas zain ingin tetap melanjutkan pernikahan kita, maka perkenalkan aku kepada keluargamu." Kata Faiza masih terisak-isak.
"Aku janji, tapi maaf bukan sekarang, saat ini rumah baru tidak baik karena tadi Talita mencoba bunuh diri." Jawab Zain membuat Faiza terkejut.
"Apa???" Faiza pun semakin berpikir jika dia seperti merebut Zain dari wanita itu.
"Tenang, dia sudah di rumah sakit dan selamat." Jelas Zain menerangkan.
Ah berarti aku ke depan masih harus berbagi kamu mas??" Batin Faiza pilu
...****************...
Yuk kak jejaknya ya, jangan lupa like, komen yang baik dan kasih dukungannya 🙏🥰
Vote meluncur thor 😍😍
Menanti Faiza bahagia saat di terima oleh bapak nya si Zain yng otoriter itu 😠😠😠
Author 💪🏼💪🏼
q JD kasian pdany
Aq mo up lagi thor
Untuk menemani author aq kasih kopi ☕☕🤭🤭