Setelah kepergian Papaku, aku diasingkan oleh Mama tiriku dan Kakak tiriku.
Aku dibuang kesebuah pulau yang tak berpenghuni, disana aku harus bertahan hidup seorang diri, aku selalu berharap, akankah ada seseorang yang membawaku kembali ke kota ku ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Pencarian Dihentikan
Tiga hari sudah berlalu, Nyonya Reisa selama tiga hari itu pulang dalam kecewa.
kabar dari Andi juga sama, selama 3 hari pencarian dilakukan, juga tidak membuahkan hasil.
Tim Basarnas dan anggota polisi, sudah sudah menemukan 158 orang, termasuk yang dia orang selamat.
Sedangkan tiga orang lagi belum ditemukan dan salah satunya adalah Devan.
Pesawat yang tumpangi Devan bukan pesawat besar, pesawat itu dapat memuat 165 penumpang saja, namun pada penerbangan kali ini pesawat itu hanya membawa 161 penumpang saja termasuk Devan.
Hari ini hari keempat pencarian, beberapa kapal militer juga dikerahkan, karena hari ini bangkai pesawat akan di derek dan bawa kedarat.
Tuan Bagas juga ikut serta, di ingin melihat sendiri, karena hari ini pencarian akan dihentikan, setelah bangkai pesawat diderek.
Menurut perkiraan Basarnas, tiga penumpang lagi terjepit diperut pesawat, jika pesawat sudah diderek, tiga penumpang tidak juga ditemukan, maka pencarian dihentikan karena mereka memvonis kalau tubuh penumpang sudah dimakan hewan laut seperti hiu atau jenis hewan lainnya pemakan manusia.
Nyonya Reisa sangat sedih walaupun dia sudah siap dengan apa yang ditakdirkan Tuhan padanya, namun hatinya tetap aja sedih.
"Pa, jika hari ini Devan belum ditemukan, dan mereka menghentikan pencarian, Papa harus tetap mencari Devan, jika Devan sudah tiada, Mama ingin melihat jenazahnya untuk yang terakhir." Mohon Nyonya Reisa pada Tuan Bagas suaminya.
Hati Tuan Bagas terenyuh, dia paham betul bagaimana perasaan istrinya itu, tapi dia sendiri juga sama, Devan juga Anak satu-satunya yang sangat dia sayangi.
"Iya Ma, Papa janji, Papa akan mencari Devan sampai dapat, dia juga Putra kita," Jawab Tuan Bagas. Kemudian dia memanggil Bibi untuk menemani istrinya, sebelum dia pergi.
Tidak butuh waktu lama, Tuan Bagas sampai di posko, Basarnas, setelah siap, semuanya pergi kelokasi dimana pesawat jatuh.
Andi juga masih mencari, dengan berkeliling menggunakan helikopter perusahaan milik Devan.
Andi mengelilingi lokasi kejadian, sejauh 5 mil laut, namun tidak ada tanda-tanda manusia, hanyut atau terapung.
Sedangkan di lokasi, semua sedang bekerja keras mengangkat bangkai pesawat dengan cara mengikat benda yang bisa membuat bangkai pesawat itu mengapung.
dengan kerja keras semua anggota, akhirnya bangkai pesawat itu terapung, setelah dinaikkan kedalam kapal milik militer, bangkai itu dibawa kedarat.
Sedangkan Basarnas masih berupaya mencari tiga orang lagi hingga matahari terbenam.
Begitu juga dengan Andi, dia tidak putus asa mencari, hingga sore hari, Andi melihat sosok tubuh manusia yang terapung.
Andi langsung mengarahkan pilot helikopter agar mendekat pada tubuh manusia yang sudah menjadi mayat itu.
Andi menghubungi, Basarnas dan mengirimkan lokasi melalui GPS. "Pak, kami melihat mayat terapung, semoga aja dia Devan, harap segera kemari karena kami tidak bisa mendarat dilaut." Ujar Andi sangat yakin kalau itu Devan.
Andi tidak bisa memastikan kalau itu Devan, karena posisi jenazah itu tengkurap. Namun Andi sangat yakin kalau itu Devan.
Basarnas yang menerima GPS dari Andi, mereka langsung kelokasi, Tuan Bagas, sedikit senang karena Devan sudah ditemukan, walaupun sudah tidak bernyawa, setidaknya mayat Devan ditemukan.
Tidak lama kemudian, Basarnas sampai di lokasi mayat yang terapung itu, tim Basarnas segera mengangkat mayat itu, dan memasukannya kedalam bag mayat,.
Tuan Bagas segera melihat wajah mayat itu, raut wajah Tuan Bagas berubah, dia kecewa saat melihat wajah mayat itu yang ternyata bukan Devan Putranya.
Hari sudah hampir gelap, Basarnas kembali ke posko, mereka mengakhiri pencarian.
Tuan bagas berjalan gontai, hatinya kecewa, tubuhnya lemas, air matanya jatuh tanpa diminta, harapan untuk menemukan Devan sudah sangat tipis, namun dia tidak putus asa, dia memerintahkan Andi untuk tetap mencari Devan.
"Andi, Basarnas dan polisi sudah menghentikan pencarian, aku tugaskan kamu untuk tetap mencari Devan Samapi dapat, tambahkan helikopter satu lagi, dan bayar beberapa kapal untuk mencari Devan, aku mau Devan ditemukan walaupun hanya mayatnya !" titah Tuan Bagas.
"Siap, Tuan, aku akan terus berusaha hingga Devan ketemu dan berharap Devan masih hidup." Jawab Andi.
Setelah meminta Andi untuk terus mencari Devan, Tuan Bagas pulang kerumahnya dengan mobil yang disopiri oleh Tedjo.
Didalam perjalanan pulang, pikiran Tuan Bagas tidak tenang, dia memikirkan bagaimana dia harus menjelaskan pada istrinya jika sudah Samapi dirumah.
Istrinya pasti sangat sedih dan kecewa, walaupun dirinya juga sangat sedih, tapi beda dengan Nyonya Reisa, Nyonya Reisa wanita yang melahirkan Devan, tentu saja dia lebih sedih dan terpukul.
Sampai dirumah Tuan Bagas melihat istrinya, duduk termenung didalam kamar, matanya terus mengeluarkan bening kristal, tatapannya lurus kedepan menatap ke jendela yang belum tertutup gorden.
Hati Tuan Bagas sangat sedih melihat istrinya seperti itu, namun dia tidak bisa berbuat banyak, Tuan Bagas sudah melakukan segala upaya untuk menemukan Devan, namun Allah masih belum mempertemukan dia dengan Putranya itu.
Tuan Bagas memeluk dan mencium pucuk kepala istrinya sembari berkata.
"Ma, Maafkan Papa, Papa belum bisa menemukan Putra kita, tapi Papa akan tetap berusaha, Papa mohon Mama jangan sedih lagi, serahkan pada Sang Pencipta, semua yang terjadi atas kehendaknya.
Nyonya Reisa, membelai wajah Tuan Bagas, lalu dia berkata. "Iya Pa, Mama tidak sedih lagi, Mama sudah ikhlas, Mama hanya rindu Pada Devan, namun Mama sadar, sekarang Devan sudah tidak ada, kita berdoa jika dia sudah tiada, ampunilah dosanya, dan jika Devan masih hidup, lindungi dia dari bahaya, dan tunjukkan dia jalan pulang kerumah ini."
"Amin," Sahut Tuan Bagas, kemudian memeluk erat Nyonya Reisa istrinya.
Keesokan harinya, Andi dan beberapa kapal, dibayar seperti permintaan Tuan Bagas, mereka mulai mencari Devan, walaupun Basarnas dan polisi sudah menghentikan pencarian.
Sedangkan dirumah, Nyonya Reisa dan Tuan Bagas, mengadakan majelis, dan takziah, untuk Devan.
Nyonya Reisa mengadakan doa bersama untuk Devan, dia sudah mulai menerima Devan sudah pergi walaupun Andi masih mencari hingga hari ini.
Andi bersama yang lainnya masih mencari dari pagi hingga sore, namun tetap sama saja, Andi tidak menemukan apapun, pencariannya tidak membuahkan hasil.
Andi menyuruh semua orang untuk pulang karena sudah hampir gelap, dan pencarian akan dilanjutkan besok pagi.
Sampai di darat, ponsel Andi berdering, dia meraih ponsel dan melihat ternyata Tuan Bagas yang menelepon dia langsung menekan tombol yang ada gambar warna hijau.
"Andi, bagaimana, apa kamu menemukannya ?" tanya Bagas saat teleponnya sudah tersambung.
"Belum tuan, kami sudah sampai didarat, kami akan mencarinya besok lagi." Jawab Andi.
"Hati-hati Andi." Tuan Bagas mengingatkan Andi agar hati hati.
***
Dipulau yang jauh dari darat, seorang gadis cantik, duduk ditepi pantai, matanya memandang matahari yang terbenam.
Tiba-tiba gadis cantik itu, melihat sesuatu dipinggir laut.
Bersambung.
jgn kelamaan up nya 😀✌️
Olivia masuk jebakan brian tpi kasian jg sich olivia..