PRESDIR ITU TERNYATA SUAMIKU

PRESDIR ITU TERNYATA SUAMIKU

Bab 1. Hari Buruk Cindy

"Hiks...hiks...hiks," tangisan pilu disebuah rumah yang tidak terlalu besar, tapi sangat cantik dan rapi.

Rumah yang dibangun dengan jerih payah Pak Brata dan Ibu Lusi ketika mereka masih hidup.

Begitu banyak pelawat yang hadir, karena Pak Brata orang yang baik dan suka menolong sesama.

Bibi Nuri , wanita paruh baya yang sudah puluhan tahun bekerja dirumah itu, mendekati seorang gadis remaja yang berumur lima belas tahun, yang saat ini sedang menangis meratapi Papanya yang sudah terbujur kaku.

Bibi Nuri mengusap kepala dan bahu gadis remaja itu dengan penuh kasih. Bukan saja gadis remaja itu yang kehilangan, Bibi Nuri juga sangat kehilangan.

Pak Brata adalah majikan yang sangat baik, begitu juga dengan Ibu Lusi semasa masih hidup.

Bibi Nuri sudah bekerja dirumah ini sebelum gadis remaja disampingnya ini lahir.

Bahkan gadis remaja yang sedang menangis sekarang ini, Bibi Nuri yang menjaganya dan mengasuhnya.

"Sayang, jangan menangis lagi, ikhlaskan kepergian Bapak, do'akan Bapak agar ditempatkan disisi Allah SWT." Ujar Bik Nuri sembari tangannya mengusap kepala gadis itu.

"Bibi, sekarang Cindy sudah tidak punya Papa, kenapa Papa meninggalkan Cindy ? Hiks, hiks, hiks." Tangis Cindy semakin pecah, Bibi Nuri langsung memeluk Cindy.

Cindy adalah gadis remaja yang saat ini sudah beranjak lima belas tahun. Hari ini Papanya meninggal dunia.

Cindy tinggal dengan Papanya dan Ibu tirinya, serta satu orang Kakak tirinya.

Sedangkan Ibu kandung Cindy sudah meninggal sejak Umur Cindy delapan tahun.

Setalah Ibu Cindy meninggal Pak Brata tidak menikah lagi selama lima tahun.

Pak Brata lebih memilih merawat Anaknya yaitu Cindy. Namun setelah Cindy berumur tiga belas tahun Pak Brata menikah lagi dengan seorang janda, dan berharap bisa menjaga Cindy juga.

Namun ternyata Cindy sering kali, bahkan hampir setiap hari mendapat siksaan dari Ibu tirinya itu.

Akan tetapi Pak Brata tidak pernah tau, karena Cindy tidak pernah bercerita atau mengadu pada Papanya.

Cindy tidak berani mengadu, karena Ibu tirinya mengancam akan membunuhnya kalau dia mengadu.

Hanya Bibi Nuri lah yang menjadi sandaran Cindy saat dia disiksa dan dimaki oleh Ibu tirinya.

Didalam kamar, Nyonya Sera, yaitu Ibu tiri Cindy menyuruh Oliv Anaknya berpura-pura menangis didepan banyak orang, agar semua orang mengira kalau dia sangat mencintai Pak Brata dan juga sangat menyayangi Cindy.

"Kamu harus menangis, jangan sampai membuat orang curiga kalau kita sangat menginginkan kematiannya." Ujar Nyonya Sera pada Oliv Putri kesayangannya.

"Hiks, hiks." Nyonya Sera dan Oliv pura-pura menangis didepan jenazah Pak Brata.

Semua orang yang melawat, mengira kalau Nyonya Sera sangat mencintai Pak Brata, namun sangat berbeda dengan Bik Nuri, dia sangat tau watak Nyonya Sera, karena dialah saksi kunci kekejaman Nyonya Sera dirumah ini.

Jenazah Pak Brata diangkat keruangan luas, karena dia akan disholatkan.

Sedangkan Cindy tidak mau lepas dari Bik Nuri, dia terus menangis dalam pelukan Bik Nuri.

Nyonya Sera, sesekali melotot kan matanya kepada Cindy saat Cindy melihat kearahnya.

Dan sesekali dia menangis untuk menyempurnakan sandiwaranya.

"Mas, kenapa kamu pergi begitu cepat, kenapa kamu meninggalkanku, lihat Anak-anak kita, dia masih kecil, masih sangat membutuhkan mu, apa lagi Cindy, hiks, hiks," Nyonya Sera sungguh sangat pandai bersandiwara.

"Tapi mas, jangan khawatir, aku akan menjaga Cindy dan membesarkan Cindy dengan penuh kasih sayang." Lanjut Nyonya Sera lagi, seolah dia sangat menyayangi Cindy.

Orang yang melawat, sangat percaya kalau Nyonya Sera sangat menyayangi Cindy, tapi tidak dengan Bik Nuri, Bik Nuri mencebirkan bibirnya, seperti ya dia hampir muntah.

Selesai di sholat kan, jenazah Pak Brata dibawa kepemakaman untuk dimakamkan.

Cindy dan Bik Nuri tidak hentinya menangis, bahkan setelah dimakamkan dan orang sudah pulang kerumahnya masing-masing, Cindy masih tidak mau pulang.

Tapi karena Bik Nuri terus membujuk dan menyemangatinya akhirnya Cindy mau pulang.

***

Satu Minggu sudah berlalu, Kepergian Pak Brata untuk selama-lamanya meninggalkan kesedihan yang mendalam dihati Cindy dan juga Bik Nuri.

Cindy sempat tidak mau makan dan minum, dia sangat terpukul dan kehilangan, namun berkat kegigihan Bik Nuri yang selalu membujuk dan merawat serta memberikan kasih sayang, akhirnya Cindy sering waktu bisa menerima kalau Papanya sudah tidak bisa lagi bersamanya.

Setelah makan malam, Cindy ditemani Bik Nuri tidur di kamarnya, setelah Cindy lelap, Bik Nuri kembali ke kamarnya dan meninggalkan Cindy terlelap sendiri.

Tepat pukul sepuluh malam, Cindy terbangun karena merasa tenggorokannya sudah kering.

Cindy bangun dan turun dari tempat tidurnya, langkahnya mengayun pelan menapaki lantai kamar kedapur.

Disaat dia melewati kamar Ibu tirinya, dia mendengar suara orang yang sedang mengobrol.

Dia melihat ke arah kamar Ibu tirinya, yang ternyata pintu sedikit terbuka.

Cindy melangkah pelan kepintu kamar itu, Cindy ingin melihat dengan siapa Ibu tirinya berbicara.

"Ayolah sayang, aku sudah tidak tahan," Nyonya Sera bergelayut manja didada seorang pria seperti seorang pelac*r.

Lelaki itu tidak mengindahkan Nyonya Sera, dia hanya diam saja.

"Sayang, kamu jangan marah, aku pastikan kita akan menikah, dan kita akan kaya, semua restoran, dan butik milik perempuan sialan itu, akan jatuh ke tanganku, hahaha." Tertawa Nyonya Sera ingin menguasai restoran dan butik Ibu Lusi, yaitu Ibunya Cindy yang sudah tiada.

"Kamu cuma ngomong aja, aku sudah tidak sabar menunggu tau ? kalau kamu tidak bisa mengurus gadis kecil sialan itu, biar aku yang mengurusnya." Ujar pria itu.

Cindy yang berdiri didepan pintu mendengar semua, namun dia tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan, dia juga tidak tau siapa lelaki itu.

"Kamu tenang aja, Cindy itu masih kecil, dia tidak akan mengerti dengan semua ini, jadi akulah yang berkuasa dirumah ini, akulah yang mengatur bocah itu." Ujar Nyonya Sera yang sekarang sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun ditubuhnya.

Pria itu, langsung menindih tubuh Nyonya Sera, sembari berkata.

"Baiklah, aku percaya sama kamu, sekarang ayo kita nikmati malam ini, tanpa harus takut seperti yang sudah-sudah, sekarang tidak ada yang mengganggu kita, lelaki itu sudah mati." Ujar pria itu langsung menusuk kedalam gua.

Cindy ingin menjerit, namun dia sadar dan takut ketahuan. Cindy menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Namun naas, saat dia hendak pergi, Tampa sengaja dia menyentuh pintu, hingga membuat suara.

mendengarkan suara pintu, kedua manusia yang sedang asyik berpacu kuda, mereka cepat-cepat bangun.

Pria yang bernama Brian itu langsung berjalan kepintu, dia mendapatkan Cindy didepan pintu.

"Kurang ajar, beraninya kau mengintip, sudah berapa lama kamu disini hah, Plaaak," tamparan mendarat dipipi Cindy dengan begitu keras.

Cindy terhuyung dan jatuh dilantai, pipinya terasa panas dan membesar, air matanya jatuh tanpa diminta.

"Kurang ajar, kau mengganggu kesenangan ku." Ujar Nyonya Sera menjambak rambut Cindy , sehingga membuat Cindy mendongak.

"Jangan kira aku tidak tau apa yang kalian rencanakan."

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Artika

Artika

awal baca bikin penasaran ceritanya ...lanjut thor ....

2025-05-21

1

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

Hai Thor aku mampir nih...
wah, awal cerita sudah disuguhkan rasa sedih. Kasihan sekali si Cindy 😢

2025-05-14

1

Siti Zaid

Siti Zaid

Kesian anak gadis yang masih kecil disiksa kejam...dasar manusia jahat dan serakah...

2025-05-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hari Buruk Cindy
2 Bab 2. Dimasukkan Kekapal
3 Bab 3. Di Pulau
4 Bab 4. Nenek Mirna
5 Bab 5. Ketakutan Cindy
6 Bab 6. Hilang Kontak
7 Bab 7. Pencarian Ditunda
8 Bab 8. Pencarian Dihentikan
9 Bab 9. Menolong Devan
10 Bab 10. Membuat Devan Sadar
11 Bab 11. Rencana Mencari Devan lagi
12 Bab 12. Cerita Cindy
13 Bab 13. Permintaan Nenek Mirna
14 Bab 14. Tangisan Cindy
15 Bab 15. Penyesalan Devan
16 Bab 16.
17 Bab 17. Kemarahan Brian
18 Bab 18. Sera Ketakutan
19 Bab 19. Nyonya Reisa Pingsan
20 Bab 20. Mencari Nuri
21 Bab 21. Anak Haram
22 Bab 22. Perasaan Bik Nuri
23 Bab 23. Devan Diikat
24 Bab 24. Obat Laknat
25 Bab 25. Senang Dan Sedih
26 Bab 26. Niat Buruk Brian
27 Bab 27. Brian Dan Olivia
28 Bab 28. Kerumah Bik Nuri
29 Bab 29. Tiba Didarat
30 Bab 30. Menelepon Andi
31 Bab 31. Mengerjai Andi
32 Bab 32. Terbakar
33 Bab 33. Bertemu Andi
34 Bab 34. Belanja
35 Bab 35. Menjadi Ojek
36 Bab 36. Menjodohkan devan
37 Bab 37. Menolak
38 Bab 38. Menerima
39 Bab 39. Di Intai
40 Bab 40. Tertabrak
41 Bab 41. Kritis
42 Bab 42. Koma
43 Bab 43. Pindah
44 Bab 44. Mencari Cindy
45 Bab 45. Tidak Bertemu
46 Bab 46. Andi Frustasi
47 Bab 47. Sadar
48 Bab 48. Menyesal
49 Bab 49. Tertangkap
50 Bab 50. Membuat Kopi
51 Bab 51. Bertemu Cindy
52 Bab 52. Cindy Dibawa Kerumah Sakit
53 Bab 53. Kembali Kekantor
54 Bab 54. Kerumah Cindy
55 Bab 55. Menangkap Brian
56 Bab 56. Devan Bertemu Cindy
57 Bab 57. Dibawa Kerumah sakit
58 Bab 58. Cindy Sadar
59 Bab 59. Cerita Nyonya Raisa
60 Bab 60. Syarat
61 Bab 61. Bertemu Dangan Bik Nuri
62 Bab 62. Masuk Kerja Lagi
63 Bab 63. Pak Ramon
64 Bab 64. Kejutan
65 Bab 65. Hukuman
66 Bab 66. Ke Pulau
67 Bab 67. Gara-gara Kopi
68 Bab 68. Tuduhan
69 Bab 69. Memecat
70 Bab 70. End
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Hari Buruk Cindy
2
Bab 2. Dimasukkan Kekapal
3
Bab 3. Di Pulau
4
Bab 4. Nenek Mirna
5
Bab 5. Ketakutan Cindy
6
Bab 6. Hilang Kontak
7
Bab 7. Pencarian Ditunda
8
Bab 8. Pencarian Dihentikan
9
Bab 9. Menolong Devan
10
Bab 10. Membuat Devan Sadar
11
Bab 11. Rencana Mencari Devan lagi
12
Bab 12. Cerita Cindy
13
Bab 13. Permintaan Nenek Mirna
14
Bab 14. Tangisan Cindy
15
Bab 15. Penyesalan Devan
16
Bab 16.
17
Bab 17. Kemarahan Brian
18
Bab 18. Sera Ketakutan
19
Bab 19. Nyonya Reisa Pingsan
20
Bab 20. Mencari Nuri
21
Bab 21. Anak Haram
22
Bab 22. Perasaan Bik Nuri
23
Bab 23. Devan Diikat
24
Bab 24. Obat Laknat
25
Bab 25. Senang Dan Sedih
26
Bab 26. Niat Buruk Brian
27
Bab 27. Brian Dan Olivia
28
Bab 28. Kerumah Bik Nuri
29
Bab 29. Tiba Didarat
30
Bab 30. Menelepon Andi
31
Bab 31. Mengerjai Andi
32
Bab 32. Terbakar
33
Bab 33. Bertemu Andi
34
Bab 34. Belanja
35
Bab 35. Menjadi Ojek
36
Bab 36. Menjodohkan devan
37
Bab 37. Menolak
38
Bab 38. Menerima
39
Bab 39. Di Intai
40
Bab 40. Tertabrak
41
Bab 41. Kritis
42
Bab 42. Koma
43
Bab 43. Pindah
44
Bab 44. Mencari Cindy
45
Bab 45. Tidak Bertemu
46
Bab 46. Andi Frustasi
47
Bab 47. Sadar
48
Bab 48. Menyesal
49
Bab 49. Tertangkap
50
Bab 50. Membuat Kopi
51
Bab 51. Bertemu Cindy
52
Bab 52. Cindy Dibawa Kerumah Sakit
53
Bab 53. Kembali Kekantor
54
Bab 54. Kerumah Cindy
55
Bab 55. Menangkap Brian
56
Bab 56. Devan Bertemu Cindy
57
Bab 57. Dibawa Kerumah sakit
58
Bab 58. Cindy Sadar
59
Bab 59. Cerita Nyonya Raisa
60
Bab 60. Syarat
61
Bab 61. Bertemu Dangan Bik Nuri
62
Bab 62. Masuk Kerja Lagi
63
Bab 63. Pak Ramon
64
Bab 64. Kejutan
65
Bab 65. Hukuman
66
Bab 66. Ke Pulau
67
Bab 67. Gara-gara Kopi
68
Bab 68. Tuduhan
69
Bab 69. Memecat
70
Bab 70. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!