NovelToon NovelToon
Pria Dari Belgia

Pria Dari Belgia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kelly Hasya

"Aku sudah lama tidak pernah merindukan siapapun. Karena aku tahu, rindu itu cukup berat bagiku. Tapi sekarang, aku sudah mulai merindukan seseorang lagi. Dan itu kamu..!"

Maarten tahu, hidupnya tak pernah diam. Dia bekerja di kapal, dan dunia selalu berubah setiap kali ia berlabuh. Dia takut mencintai, karena rindu tak bisa dia bawa ke tengah laut.

"Jangan khawatir, kupu-kupumu akan tetap terbang.
Meski angin membawa kami ke arah yang berbeda,
jejak namamu tetap tertulis di sayapnya"

Apakah pria dari Belgia itu akan kembali?
Atau pertemuan kami hanya sebatas perjalanan tanpa tujuan lebih?

(Kisah nyata)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kelly Hasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MASA LALU

Suatu pagi yang tenang, langit begitu biru, dan angin membelai dedaunan dengan lembut. Tapi di dalam dadaku, badai belum reda. Mentari memang bersinar, tapi tak bisa menembus mendung yang menetap di hatiku.

Hari itu seharusnya biasa saja. Tapi entah mengapa, aku terbangun dengan mata yang berat, dan dada yang sesak oleh sesuatu yang tak kasat mata oleh sebuah kehilangan, yang bahkan belum sempat diberi nama.

Aku menangis pagi itu! 

Tanpa suara, hanya air mata yang perlahan jatuh membasahi bantal. Padahal kejadiannya sudah empat bulan yang lalu. Bukan karena pertengkaran, bukan karena perpisahan yang dramatis. Tapi karena kenyataan mulai menguap dari harapan.

Pria yang pernah berjanji akan menikahiku, pria yang pernah kuberikan seluruh doaku, akhirnya menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya!

"Kelly! Aku ingin menikah denganmu. Aku ingin kamu menjadi istriku. Aku ingin mempunyai anak anak yang lucu darimu. Aku ingin tua bersamamu dan membina masa depan bersamamu. Aku hanya menginginkanmu. Hanya kamulah satu satunya wanita yang aku cintai didunia ini".

Begitulah katanya, dengan mata yang kuyakin penuh cinta!

Dan aku...?

Aku percaya.

Seolah setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah ayat suci yang turun langsung ke hatiku.

Aku percaya dia akan datang... 

Dia berjanji akan memberikan boneka kesukaanku. Dia bilang, ingin berjalan jalan bersamaku di pantai saat senja, tertawa bersama tanpa khawatir hari esok.

Tapi janji hanya tinggal janji. Dan kata-kata manis tak pernah berubah menjadi kenyataan. Dia menghilang perlahan, seperti debu yang tersapu angin. Bukan tanpa sebab, hanya tanpa penjelasan. Lebih menyakitkan lagi, kami sudah mengenal  keluarga masing-masing. Sudah berbicara soal rumah, nama anak, hari akad. Tapi semuanya runtuh dalam diam.

Aku ditinggalkan...

Tanpa alasan.

Tanpa maaf.

Tanpa pamit.

Aku yang dulu berdiri di depan cermin dengan senyum penuh harapan, kini hanya bisa menatap pantulan seorang perempuan yang tak lagi mengenal dirinya sendiri.

"Kenapa aku tidak cukup untuk dicintai?"

Itu pertanyaan yang tak pernah selesai dijawab oleh takdir.

Sejak saat itu, aku tak lagi mempercayai pagi yang cerah. Karena langit biru pun bisa menyembunyikan badai, dan senyum seseorang bisa menyimpan luka yang tak terlihat.

Hari-hariku berubah sunyi.

Bukan karena tak ada suara, tapi karena tak ada lagi yang ingin kudengar. Apa gunanya kata-kata, jika semua janji hanya lahir dari bibir yang tak berniat menepati?

Aku mulai takut mencintai dan takut berharap lagi! 

Takut menggantungkan hidupku pada seseorang, yang mungkin besok akan memutus tali itu tanpa peringatan lagi.

Malam menjadi sahabatku yang setia. Di situlah aku bisa menangis tanpa berpura-pura. Di situlah aku bisa bicara dengan Tuhan, menyebut satu nama yang kini kupaksa untuk kulupakan.

Dan yang paling menyakitkan bukan kepergiannya, tetapi sisa-sisa dirinya yang tertinggal di mana-mana.

Nada dering di ponselku, kemeja yang pernah ia tinggalkan, rencana-rencana yang tak sempat diwujudkan.

Aku hidup dalam reruntuhan, memunguti serpihan harapan yang pernah kubangun bersamanya. Berharap suatu saat bisa utuh kembali, meski bukan dengannya. Aku mulai bertanya,

Apa salahku?

Apa aku terlalu mencintai?

Terlalu memohon dalam doa?

Atau terlalu percaya pada seseorang yang ternyata hanya singgah?

“Kelly, aku mencintaimu dan kita akan segera menikah.”

Katanya, dengan penuh semangat.

“Ah, aku juga tidak sabar… Tahun depan kita akan menikah. Aku juga sangat mencintaimu.”

Kata-kata itu….. 

Masih bertengkar hebat di kepalaku, seolah belum reda gema dari bibirnya saat pertama kali ia mengucapkannya. Seolah masih baru kemarin, dia menggenggam tanganku dengan yakin, dan berkata seolah dunia ini hanya milik berdua.

Tapi kini, yang kurasa hanya sepi. Ruang yang dulu penuh harapan itu, kini kosong. Dan kata-kata manis itu berubah menjadi jerat, yang menyesakkan setiap kali aku mengingatnya.

Setiap hari aku bangun, seperti bangun dalam perang. Perang melawan kenangan. Perang melawan suara-suara yang berkata :

"Bukankah dia mencintaimu? Bukankah dia berjanji akan menikahimu?"

Aku mencoba tertawa. Berpura-pura bahwa aku baik-baik saja. Tapi air mataku lebih jujur dari bibirku. Ia jatuh saat aku tak sanggup lagi menyangkal bahwa aku terluka. Bukan karena cinta yang gagal, tapi karena dikhianati oleh cinta yang pernah membuatku percaya segalanya.

Aku masih ingat semua rencana yang pernah kami buat. Nama anak pertama, rumah kecil di pinggir kota, dan liburan ke Eropa setelah tahun ketiga pernikahan.

Lucu, bukan?

Bagaimana seseorang bisa membuatku membangun istana, lalu pergi sebelum fondasinya kokoh?

Aku bahkan pernah membayangkan hari itu. Hari pernikahan kami. Aku mengenakan gaun putih yang sederhana tapi anggun. Dia menatapku dari altar dengan mata yang berkaca. Semua orang tersenyum, dan Tuhan memberkati.

Tapi kini, yang tersisa hanya gaun putih dalam mimpiku. Yang tak pernah sempat kugunakan. Dan mata yang berkaca itu, bukan karena bahagia, melainkan karena kecewa. Kecewa yang sangat dalam!!!

Aku mencintainya dengan tulus.

Aku menyebut namanya dalam doa. Bahkan, lebih sering daripada aku menyebut namaku sendiri. Tapi Tuhan sepertinya sedang mengajariku satu hal, bahwa cinta tak selalu harus memiliki. Dan orang yang paling kita doakan, terkadang bukan orang yang ditakdirkan untuk tinggal. Aku mencoba bertanya, 

“Kenapa?”

Tapi tak pernah ada jawaban. Ia pergi dengan diam, meninggalkan hatiku dalam keadaan bising.

Malam-malam setelah kepergiannya, aku tak langsung tertidur seperti biasanya. Aku duduk diam dalam gelap, menatap langit-langit yang tak pernah memberi jawaban. Hanya air mata yang menjadi temanku, dan doa yang tak putus-putus kulantunkan dalam hati yang remuk.

"Ya Allah", bisikku lirih, hampir tak terdengar. "Aku tak meminta dia kembali, jika memang dia bukan untukku. Tapi jika ini ujian, beri aku kekuatan. Jika ini takdir, tolong bantu aku menerimanya. Semoga engkau menggantinya dengan seseorang yang lebih baik. Aamiiin."

Tangisku malam itu bukan tangis kelemahan. Itu adalah jeritan dari jiwa yang dikhianati, yang ingin dimengerti, yang ingin dihargai. Yang ingin dipeluk oleh keadilan Ilahi.

Aku tahu, aku bisa saja membenci. Tapi hatiku terlalu penuh dengan cinta yang dulu aku titipkan padanya. Aku bisa saja tenggelam dalam dendam, tapi aku memilih menyelam dalam do'a, karena hanya kepada Tuhan aku mencurahkan semua luka yang manusia tak bisa sembuhkan.

Aku tak ingin terpuruk. Aku tak ingin jadi perempuan yang kalah karena cinta.

Aku ingin bangkit, bukan karena sudah lupa, tapi karena sudah belajar melepaskan.

Aku ingin suatu hari nanti, ketika namanya disebut, aku tak lagi merintih. Aku ingin tersenyum.....

Karena aku tahu, aku sudah melewati badai yang nyaris menghancurkan hidupku.

Aku tau, di balik semua air mata yang kusembunyikan dari dunia, tuhan sedang mempersiapkan jawaban, yang lebih indah dari semua rencana yang pernah aku bangun bersamanya.

Dan mungkin, memang begitulah cinta pertama yang gagal. Ia tak selesai, tapi juga tak bisa diulang. Ia menyisakan ruang kosong, yang tidak bisa diisi oleh siapa pun.

Kecuali waktu dan penerimaan....!!

1
Dewi Ink
syediih ka
Kelly Hasya: sudah baca sampe bab mana nih? hehee
total 1 replies
Kelly Hasya
pengen nangiiissss 😢😢😢
Kelly Hasya
😢😢😢😢😢😔
Kelly Hasya
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
😭😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Kelly Hasya
Maarten pria yang istimewa 🌼🌼🌼
Kelly Hasya
Sedihhh 😭😭😭😭
Kelly Hasya
bikin nangiss 😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
oke🌼🌼🌼🌼🌹
Kelly Hasya
mantapp
Kelly Hasya
keren 👍👍
Kelly Hasya
kelasss....
Kelly Hasya
kupu-kupu cantik 🌼🌼🌼
Kelly Hasya
kereeennn 🏆🏆🏆
Kelly Hasya
KEREN 🌼🌼🌼🌼🌼
Kelly Hasya
LUPAKAN MASA LALU 🌹🌹🌹🌹🌹
Kelly Hasya
Maarten dan Kelly cocok bangetttt🏆🍟
Kelly Hasya: 🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
total 1 replies
Kelly Hasya
mantap
Kelly Hasya
gak bosen bacanya❣️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!