Kedamaian yang seharusnya bertahan kini mulai redup. Entitas asing yang disebut Absolute Being kini menjajah bumi dan ingin menguasai nya, manusia biasa tak punya kekuatan untuk melawan. Namun terdapat manusia yang menjadi puncak yaitu High Human. High Human adalah manusia yang diberkahi oleh kekuatan konstelasi kuno dan memakai otoritas mereka untuk melawan Absolute Being. Mampukah manusia mengembalikan kedamaian? ataukah manusia dikalahkan?. Tidak ada yang tahu jawaban nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyukasho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8: Misi Pertama
Pagi menyapa dunia dengan cahaya hangatnya, namun di dalam hati Sho dan Aria, ada bayangan samar akan bahaya yang belum terungkap. Setelah malam indah yang sulit dilupakan, mereka melangkah bersama menuju Guild. Tujuan mereka bukan sembarang misi, mereka adalah High Human. Dan pilihan mereka terbatas, medan perang utama melawan Absolute Being, atau misi nyaris mustahil yang ditinggalkan para petualang biasa.
Suasana guild masih ramai meskipun fajar baru saja menyingsing. Aroma roti panggang dan suara logam beradu mengisi udara. Sho maju ke meja resepsionis dan menunjukkan lambang High Human-nya. "Permisi, apakah ada misi yang bisa dikerjakan oleh kami berdua?" Tanya Sho kepada resepsionis sembari menunjukkan tanda pengenal nya sebagai High Human.
Resepsionis tersebut melihat tanda pengenal Sho, dan hanya dalam hitungan detik dia mengeluarkan kertas yang misi tingkat tinggi dari kabinet miliknya. "Satu misi tersisa, yaitu pembersihan slime yang overpopulasi di goa tambang" ucapnya dengan nada serius.
"Bukankah misi seperti membersihkan monster yang over populasi seperti ini seharusnya diberikan kepada petualang dan bukan High Human seperti kami." Ucap Aria sembari mengambil kertas tersebut.
"Namun, para penambang mengabarkan sesuatu... tidak biasa. Tanda-tanda Absolute Being.” Ucap Resepsionis tersebut dengan suara yang tegas
"Memang benar membasmi monster yang over populasi adalah tugas petualang biasa namun karena munculnya laporan kehadiran Absolute Being, maka misi ini ditugaskan kepada kalian High Human seperti kalian berdua." Sambung resepsionis itu sembari tersenyum cerah.
Usai berdiskusi sebentar, Sho dan Aria akhirnya memutuskan untuk mengambil misi itu. Kami berdua berjalan menuju pintu keluar Guild, namun tiba-tiba seorang pria mabuk berbadan besar masuk kedalam Guild. "Permisi Nona manis, apakah kau ingin menghabiskan waktu bersama ku?" Ucap Pria mabuk itu kepada Aria, dia berjalan mendekat dengan sempoyongan.
Aria mengepalkan tinju nya dan sudah siap untuk memukul pria itu kalau dia berani menyentuh nya. Namun disaat pria itu hendak menyentuh pundak Aria, tangan nya tertahan oleh Sho. "Pergilah sebelum kau kukirim kedalam tempat yang lebih buruk dari neraka!." Ancam Sho kepada pria pemabuk itu.
"Anak kecil seperti mu tahu ap-" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, dia dibuat ketakutan oleh aura kematian yang terpancar dari Sho.
Pria itu terdiam dan ketakutan, dia perlahan-lahan pergi dari hadapan Sho dan Aria. "Enyahlah pecundang!" ucap Aria sembari meledek pria itu.
"Terima kasih Sho, kalau kau tidak ada mungkin pria tadi sudah ku buat babak belur." Ucap Aria kepada Sho dengan senyuman yang ceria.
"Itu bukan apa-apa, ayo kita kerjakan misi saja." Ucap Sho sembari memegang tangan Aria.
"Lucu ya, kau tidak mau disentuh oleh pria lain, tapi kau membiarkan tangan mu dipegang oleh Sho" Ucap Apollo kedalam kepala Aria, suaranya terdengar seperti menahan tawa.
"Diamlah Apollo!" Bentak Aria kepada Apollo.
"Hm? Ada apa Aria apakah kau mengucapkan sesuatu?" Tanya Sho dengan wajah penasaran.
"Ahh.. tidak ada aku hanya berbicara kepada Apollo." Jawab Aria kepada pertanyaan Sho.
"Kenapa akhir-akhir ini kau sering membentak ku? itu tidak lucu tahu!" Ucap Apollo dengan nada yang terdengar kesal.
Aria tidak memperdulikan omongan dari Apollo. "Sho, apakah kau ingin membeli makanan untuk bekal perjalanan sekaligus untuk misi nanti?" Tanya Aria kepada Sho, melihat Aria menghiraukan nya, Apollo semakin mengamuk.
"ARIA PIXIS JANGAN MENGHIRAUKAN KU!" Teriak Apollo kedalam kepala Aria.
Kali ini Aria benar benar terganggu oleh Apollo. "Sho kau bisa berbelanja duluan, aku ingin pergi ke penginapan untuk mengambil barang ku yang tertinggal." Ucap Aria kepada Sho, tentu saja itu adalah alasan agar Aria bisa memarahi Apollo.
"Baiklah, kalau kau sudah selesai temui ku di gerbang selatan." Jawab Sho dengan senyuman polos karena tidak tahu kalau Aria berbohong.
Aria berjalan menjauh dari Sho dan sengaja pergi ke gang sempit yang minim orang yang lewat, disana lah Aria mencurahkan segala amarah nya yang sudah dia pendam kepada Apollo. "Apollo! Bisakah kau berhenti mengganggu ku? Kali ini saja kumohon! dari pagi hari kau sudah mengganggu ku, dan mengacaukan isi kepalaku. Apakah kau tidak puas? ini sudah berlebihan!!" Ucap Aria dengan nada bicara yang dipenuhi amarah.
Apollo hanya bisa terdiam mendengar Aria yang marah, kali ini dia sadar bahwa dia sudah berlebihan dalam mengganggu Aria. "Kuanggap kau sadar bahwa kau salah" Ucap Aria kepada Apollo lalu pergi keluar dari gang.
Dalam perjalanan menuju gerbang selatan, namun dalam perjalanan Aria membeli sedikit makanan karena dia beralasan ingin mengambil sesuatu kepada Sho tadi. Usai berjalan cukup jauh kearah gerbang selatan, Aria mendengar seseorang memanggil namanya. "Aria! ayo cepat aku sudah menyewa kereta kuda!" Seru Sho kepada Aria dari kejauhan.
Mendengar Sho memanggil nya Aria bergegas pergi kearah Sho. "Kenapa kau lama sekali? memangnya barang apa yang kau ambil?" Tanya Sho kepada Aria tanpa adanya kecurigaan.
"Ah... Aku hanya mengambil beberapa makanan yang tertinggal di penginapan, sayang jika dibiarkan saja." Jawab Aria kepada Sho.
Untung saja alasan tersebut begitu bagus karena Sho langsung percaya kepada Aria. Usai berbincang sebentar, mereka berdua pun naik keatas kereta kuda dan berangkat menuju goa pertambangan diselatan. Misi mereka kali ini tak hanya membasmi slime yang over populasi, tapi juga menyelidiki kehadiran Absolute Being.
Didalam kereta kuda, Sho memecah keheningan. "Hei Aria, apakah kau mau?" Ucap Sho kepada Aria sembari menawarkan sepotong roti lapis.
"Tentu saja aku mau" Aria langsung mengambil nya secepat mungkin bahkan lebih cepat dari copet.
Aria memakan nya dan merasa bahwa roti lapis itu lezat "Ini enak, omong-omong kapan kau membelinya?" Tanya Aria dengan wajah penasaran.
"Saat kau kembali ke penginapan untuk mengambil makanan yang tertinggal, disaat itulah aku membeli roti lapis ini." Jawab Sho sembari melahap roti lapis tersebut.
Usai satu jam perjalanan menggunakan kereta kuda, akhirnya mereka berdua sampai di lokasi pertambangan. Sho dan Aria disambut dengan hangat oleh pemilik tambang. "Perkenalkan, namaku Liam, aku pemilik pertambangan ini, apakah kalian berdua High Human yang dikirimkan oleh Guild?" Tanya Liam sembari berkenalan.
"Benar, kami High Human yang dikirim oleh guild, namaku Sho, dia Aria" Jawab Sho sembari menunjuk kearah Aria.
Tak seperti Sho, Aria merasakan adanya kejanggalan dan sedikit kecurigaan dengan seseorang bernama Liam itu. "Sho, ayo mulai saja misinya, tangan ku sudah gatal ingin membasmi slime." Ucap Aria sembari menarik tangan Sho agar Sho mendekat kearahnya.
"Sho, aku memiliki firasat yang buruk." Bisik Aria kepada Sho.
"Tak hanya kau, sedari tadi aku merasakan kejanggalan dari pria bernama Liam itu, untuk sekarang mari diam saja dan kerjakan misi kita" Bisik Sho kepada Aria.
"Sho, dengarkan aku, aku merasakan adanya eksistensi misterius didalam sana." Ucap Persephone kedalam kepala Sho."
"Baiklah, aku akan berhati-hati." Jawab Sho kepada Persephone.
Aria dan Sho pun mulai memasuki goa pertambangan, hal pertama yang mereka lihat adalah jumlah slime yang diluar nalar. "Apakah jumlah ini masuk akal? setauku monster over populasi tidak pernah sebanyak ini!" Ucap Aria dengan nada yang terkejut.
"Yah aku tidak tahu apa-apa soal ini, aku punya ide, bagaimana kalau kita libas saja mereka sampai habis?" Ucap Sho dengan penuh percaya diri.
"Jangan gegabah, kekuatan mu bisa saja meruntuhkan goa ini" Ucap Aria sembari mengeluarkan panah berbentuk bintang dari kekosongan.
"Baiklah kalau begitu, aku akan menahan kekuatan ku." Ucap Sho sembari menarik kalung nya, seketika kalung tersebut berubah menjadi Bident seperti biasa.
Sho menerjang kearah depan menggunakan Bident miliknya yang diperpendek agar seukuran dengan pedang, karena Bident berukuran dua meter sangat tidak efektif dalam goa. Sho menusuk slime dengan Bident miliknya, tentu saja itu tidak efektif, namun Sho itu pintar, dia memunculkan api hijau setiap dia menusuk slime. Api hijau Sho bersifat abadi dan tidak bisa dipadamkan.
Disaat Sho lengah, dari langit-langit jutaan slime menjatuhkan dirinya kearah Sho dan membuat Sho tertimpa. Melihat hal ini bukan nya menolong Aria malah tertawa terbahak-bahak karena Sho yang memiliki insting diatas binatang bisa terkena. "Hei kau tidak mungkin dijatuhkan semudah itu kan?" Teriak Aria dari kejauhan.
Hanya dalam beberapa detik setelah Sho tertimpa, api hijau yang besar langsung menyelimuti slime yang menimpa nya, membuat. "Mereka terlalu banyak, jadi aku memilih metode yang efektif dan sedikit menantang" Ucap Sho sembari berjalan menjauh dari tumpukan slime yang terbakar api hijau.
Aria mendekat kearah Sho, lalu memukul perut Sho sedikit kuat "Jika kau melakukan metode berbahaya seperti itu tadi akan hajar kau" Ucap Aria dengan nada kesal, tapi raut wajahnya terlihat khawatir.
Sho dan Aria terus berjalan semakin dalam kedalam pertambangan, semakin banyak slime juga yang menghalangi mereka. "Hei Sho, apakah kau tahu kemampuan khusus ku selain mengendalikan cahaya?" Tanya Aria kepada Sho sembari memanah slime satu persatu.
"Oh? memang nya apa? aku tidak tahu" Jawab Sho dengan beritanya kembali sembari menebas slime satu yang terus berdatangan.
"Aku kebal terhadap semua penyakit lho, serta aku bisa menyerang menggunakan penyakit." Ucap Aria dengan nada bangga.
"Bukankah Absolute Being tidak bisa terjangkit penyakit atau racun?" Ucap Sho kepada Aria.
Aria pun kesal kebanggaan nya yang muncul tadi mendadak hilang, dia melompat kedepan dari jarak aman menuju kearah Sho hanya untuk memukul kepala Sho "Hei! apa yang kau lakukan itu sakit! memangnya apa salahku!?" Tanya Sho dengan nada kesal karena dipukul tiba tiba.
"Hmph! Pikir sendiri apa salah mu!" Ucap Aria dengan nada sebal.
Sho dan Aria memasuki goa pertambangan itu cukup dalam, tapi anehnya jumlah slime itu berkurang perlahan-lahan, semakin mereka masuk, semakin sedikit slime yang ada didalam. Ini aneh. Mereka meneruskan perjalanan mereka hingga sampai ke titik dimana tidak ada satupun slime, dan suasana benar-benar hening.
"Sho aku merasakan bau kematian. Kali ini begitu pekat." Ucap Persephone kedalam kepala Sho, suaranya mendesis layaknya ular.
"Baiklah, terima kasih Persephone." Ucap Sho sembari berterimakasih kepada Persephone.
"Apa yang dibilang oleh Persephone?" Tanya Aria kepada Sho.
"Ada banyak Absolute Being didepan kita, tapi aku tidak tahu berapa jumlah pastinya, aku tidak bisa menggunakan mata alam karena aku bisa saja langsung ketahuan" Ucap Sho kepada Aria.
"Ayo masuk lebih dalam untuk mengintai, jika Absolute Being nya sangat banyak kita harus langsung kabur dan melapor." Ucap Aria dengan nada serius.
Mereka berdua perlahan-lahan masuk lebih dalam, dan mereka melihat cahaya merah dari kejauhan, saat mereka mendekat, terlihat banyak sekali pasukan Absolute Being, jumlah mereka mungkin saja ribuan, tapi ada satu hal yang mengejutkan. Jumlah Absolute Being diperkirakan ada sepuluh, itu benar-benar berbahaya. Jumlah Absolute Being yang bisa dilawan oleh Sho dan Aria hanya satu, itupun mereka belum tentu bisa menang.
Aria berbisik kepada Sho. "Sho ayo kabur, jika kita ketahuan kita bisa saja mati!" Bisik Aria sembari berjalan kearah jalan keluar.
Mereka mundur perlahan. Sho menahan napas, tubuhnya menyatu dengan alam. Tapi...
DUBRUUUKK!
Jalan keluar runtuh. Debu beterbangan. Dari kegelapan, sebuah suara muncul. Serak dan berat, seperti menggema dari neraka. "Sepertinya... kita kedatangan tamu yang tidak diundang."
Sho dan Aria membalikkan badan dan mendapati tak hanya satu Absolute Being berdiri di belakang mereka tetapi sepuluh!. Nafas mereka tercekat. Tak ada jalan keluar. Hanya kematian... atau keajaiban.
Btw bagusss bangett, aku menunggu chapter berikutnyaa/Applaud//Applaud/
sayangg lioraa🫂🫂
peluk jauh untukmu sayanggg🫂🫂
Btw Aria cantik 08 berapa neng? /Smirk//Smirk/
Semangatt terus buat authornya yaaaa
Rasanya campur aduk kayak nasi uduk, aaaa aku ga bisa ngungkapin perasaan ku dengan kata' tapi yang pasti ini KERENNN BANGETTTTT
Oiyaa, semangat terus yaa buat authornyaa /Determined//Determined/