Seorang perempuan bernama Maharani Saputri mengalami kegagalan dalam sebuah pernikahan membuatnya frustasi ,ia menikah yang kedua kali juga gagal .
Apakah ia akan bertahan menjadi seorang janda atau kembali menikah dengan harapan bisa memiliki pasangan yang menerima apa adanya ?
Baca yuk sampai selesai ya agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Acuh Tak Acuh
Menjelang makan malam keluarga Deni berada di ruang makan , tak ada suara percakapan mereka menikmati makan bersama . Maharani yang belum terbiasa merasa canggung namun ia berusaha beradaptasi dengan situasi di rumah mertuanya .
Selesai makan Deni pergi ke kamar selang beberapa menit Maharani masuk kamar melihat Deni memakai parfum yang menyengat hidung membuatnya mual , Maharani menutup hidung , "Kamu kenapa ?" tanya Deni melihat Maharani menutup hidung . "Aku tidak suka dengan parfummu yang baunya sangat menusuk hidungku ," Maharani menjauh dari Deni .
Deni keluar rumah tanpa pamit sama Maharani membuat keberadaannya tidak dihargai . "Den ,,eh mas , Deni mau pergi kemana ?" tanya Maharani ketika Deni beranjak berjalan ke luar kamar . "Tidak usah tanya dan tidak usah kepo urusanku kamu urus saja dirimu sendiri ," jawab Deni tanpa melihat wajah Maharani.
Baru saja Maharani menjadi istri sudah di tinggal di saat malam pertama yang seharusnya menjadi malam yang indah buat pasangan pengantin baru . Maharani sendirian berada di kamar yang luas tidak dipungkiri menjadi istri seorang pengusaha menjadi hal baru dan akan membuatnya semakin di kenal oleh para pengusaha kaya dan terkenal .
Setelah membersihkan muka Maharani merebahkan diri di tempat tidur sambil melihat kabar di media sosial melalui ponselnya . Maharani melihat seseorang sedang berada di sebuah klub sambil meneguk minuman ,video berdurasi sepuluh menit mencari perhatiannya .
Inikan Edgar jadi pemilik klub ini miliknya dan sekarang sedang merayakan usaha barunya , hebat sekali dia bisa masih muda sudah mempunyai banyak tempat usaha gumam Maharani senyum terukir dibibirnya mengagumi sosok Edgar .
Di tempat lain seorang pria merasa frustrasi sedang minum soda di sebuah kafe bersama teman-temannya . "Aku tidak percaya kalau Hani jadi istriku orang yang aku benci karena sombongnya itu seolah dia paling cantik dan pintar ," ucap Deni .
Teman-temannya terkejut mendengar perkataan Deni saling pandang ."Benarkah ,,, wah rezeki Den ,, kamu pemenangnya ," ucap Argo menepuk bahu Deni . "Pemenang bagaimana maksudnya ?" tanya Deni merasa tidak bersaing dengan siapapun .
"Ternyata kamu lupa dengan tantangan Edgar waktu itu , yang mengajakmu bersaing mendapatkan Maharani , ingat gak ?" tanya Georgio mengingatkan . Deni baru menyadarinya melongo tak percaya dan terkejut . "Benar juga ,kenapa aku sampai lupa ya ,padahal kejadian sudah lama loh , ini bisa jadi berita penting nih aku bisa memanfaatkan keadaan ini dengan baik ," ucap Deni senyum smirk .
"Sekarang Edgar membuka sebuah klub di daerah S , kamu harus hati-hati karena dia bukan orang sembarangan ," ucap Argo mengingatkannya . "Oke trims informasinya ," tiba-tiba Deni jadi kepikiran Maharani yang ia tinggal di malam pertama .
Deni melihat jam di tangan menunjukkan pukul sebelas malam ia beranjak pulang ."Semuanya ku balik dulu , besok kita lanjut rencana berikutnya oke ," pamit Deni keluar dari kafe menuju mobilnya dan pulang ke rumah.
Sampai di rumah suasana gelap Deni langsung masuk ke kamar . Deni melihat Maharani sudah tidur suara dengkurannya halus ,ia mengganti pakaian dengan pakaian tidur dan kemudian berbaring di samping Maharani dengan menghadap ke wajahnya .
Deni mengagumi kecantikan Maharani namun di sisi lain ia tidak menyukai sifatnya yang sombong dan ketus kalau di kampus. Semakin lama semakin menikmati pemandangan di depannya membuat sesuatu berdesir , Deni memejamkan mata untuk mengalihkan gejolak didadanya .