NovelToon NovelToon
Kisah Pangeran Yang Terbuang

Kisah Pangeran Yang Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Novel kali ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang dibuang oleh ayahnya, karena menganggap anaknya yang lahir itu adalah sebuah kutukan dari langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KPYT 008. Makin Merasa Curiga dengan Gadis Dingin

Baru saja bocah Zhao Jinlong menggerakkan bibir hendak berkata, maksudnya hendak bertanya atau mengucapkan terima kasih, dengan cepat gadis kecil itu berbalik. Lalu meninggalkannya begitu saja tanpa berkata sepatah pun.

Tentu saja membuat Zhao Jinlong sedikit kaget melihat gerakan gadis kecil itu yang begitu cepat. Dia langsung segera tahu kalau gadis itu memiliki isi di dalam dirinya.

Dengan kata lain gadis dingin itu sudah mempunyai ilmu bela diri dan peringan tubuh yang masih dalam taraf pembelajaran.

Di samping itu juga Zhao Jinlong sedikit heran akan keadaan atau kondisi gadis kecil nan dingin itu yang menurutnya aneh yang tadi sempat dia perhatikan.

Menurut dugaannya gadis dingin itu sedang menderita suatu penyakit yang mengakibatkan dia harus selalu meminum minuman herbal penghangat badan.

Zhao Jinlong berkeinginan hendak memeriksa gadis kecil itu, untuk lebih mengetahui tentang penyakit apa tepatnya yang diderita olehnya.

"Eh, tunggu!" seru Zhao Jinlong sambil berdiri, mencegat gadis dingin itu saat berjalan yang sudah tiga langkah.

Gadis kecil nan dingin itu memang segera berhenti melangkah, tapi tidak berbalik menghadap Zhao Jinlong. Dia cuma menoleh dan melirik sedikit ke belakang. Lantas berkata dengan nada datar bercampur dingin.

"Ada apa lagi? Kamu masih membutuhkan minum?"

"Oh tidak, tidak, saya sudah tidak butuh minum lagi," sahut Zhao Jinlong cepat-cepat bernada kalem sambil tersenyum ramah penuh persahabatan.

"Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih pada Nona Muda yang baik hati," lanjut Zhao Jinlong tetap tersenyum ramah, "yang dengan suka rela menolong daya tadi?"

"Kenapa kamu berterima kasih padaku?" tanya gadis kecil itu masih bernada datar seakan tidak paham maksud ucapan Zhao Jinlong. "Rasanya... aku tidak pernah menolongmu."

Bocah shen tong, Zhao Jinlong butuh mengernyitkan sejenak dahi demi mengekspresikan rasa herannya mendengar ucapan gadis kecil itu. Dia amat yakin kalau gadis itu yang memberikannya minum saat dia cegukan tadi.

Zhao Jinlong paham kalau tindakan itu merupakan suatu bentuk pemberian tolong. Tapi kenapa gadis dingin itu merasa tidak memberikan pertolongan? Ataukah dia belum paham kalau tindakan itu adalah bentuk pertolongan?

Rasanya tidak mungkin kalau gadis itu belum mengerti akan hal itu. Saat melihat keadaannya, Zhao Jinlong tidak menemukan kalau gadis kecil itu adalah gadis idiot atau linglung.

Meskipun saat mengamati sekali lagi Zhao Jinlong makin merasakan kalau gadis kecil nan dingin itu telah menderita suatu penyakit aneh.

"Eh, bukankah Nona yang memberikan saya minum saat saya cegukan tadi?" kata Zhao Jinlong masih bernada heran. "Iya tidak?"

"Cuma lantaran aku memberi kamu minum, kamu sudah menganggap aku telah menolongmu?" kata gadis kecil itu tetap bernada datar dan dingin.

"Itu hanya perbuatan sepele," lanjut gadis kecil itu menampakkan sikap acuh, "aku tidak menganggap kalau itu perbuatan menolong, tidak perlu kamu besar-besarkan. Dan tidak perlu kamu berterima kasih segala."

"Bagi Nona itu perbuatan sepele," balas Zhao Jinlong lagi, "tapi bagi saya tindakan Nona barusan adalah suatu perbuatan baik yang bernilai tinggi."

"Saya beri tahu pada Anda, Nona Muda, jangan menganggap remeh setiap kebaikan yang kita perbuat...."

"Aku tidak bermaksud membesar-besarkannya loh, Nona Muda," lanjut Zhao Jinlong. "Tapi saya merasa saya perlu berterima kasih atas pertolongan Nona Muda tadi."

★☆★☆

"Apakah begitu?" gumam gadis kecil itu seakan bicara sendiri sambil tercenung, memikirkan semua apa yang diucapkan oleh Zhao Jinlong. Tapi nada suaranya tetap saja terdengar datar sekaligus dingin.

Dari tanggapan dan ucapan gadis kecil nan dingin itu, Zhao Jinlong sedikit banyak bisa memahami tingkat penalaran gadis kecil itu. Sepertinya gadis kecil itu masih sedikit pemahamannya tentang makna memberi sebuah pertolongan atau bantuan kepada orang lain.

Atau bisa jadi ada sedikit gangguan pada penalaran dan pemahamannya tentang hal-hal tertentu yang mungkin sifatnya sepele.

Secara wajar, anak seusia begitu seharusnya sudah tahu akan hal semacam itu 'kan?

"Iya benar," sahut Zhao Jinlong menanggapi. "Bagaimana jika saya tadi mati lantaran cegukan karena Anda tidak memberi air minum pada saya atau Anda terlambat memberi air minum? Bukankah itu sangat fatal, Nona Muda?"

Seketika gadis kecil itu membalikkan badan menghadap ke arah Zhao Jinlong dengan cepat.

Tatapan matanya yang dingin langsung menatap Zhao Jinlong dengan lekat. Wajah cantiknya yang dingin seketika menarik ekspresi terkejut heran mendengar ucapan bocah dua belas tahunan itu.

Sikapnya menunjukkan seperti dia baru tahu kalau ada kejadian seperti itu. Kok bisa orang akan mati cuma karena cegukan, pikirnya.

Kemudian gadis kecil itu memutar badan ke arah pinggir kapal. Melangkah setindak lebih mendekat pinggir kapal. Lalu kedua telapak tangannya diletakkan di atas sandaran pinggir kapal sambil kedua matanya menatap lurus ke arah bentangan laut yang terbungkus kegelapan.

"Aku tidak sampai berpikiran begitu," gumam gadis itu masih di tengah keterkejutannya seakan berbicara sendiri. "Ada orang bisa mati karena cegukan, aku baru tahu."

Zhao Jinlong dapat mengetahui kalau gadis kecil itu berkata jujur dan polos. Dia memakluminya karena gadis itu masih kecil. Jadi bisa saja hal seperti itu belum terjangkau oleh pikirannya. Hal yang lumrah.

"Tapi hal itu tidak sampai terjadi, Nona Muda, tenang saja," kata Zhao Jinlong seakan menenangkan. "Nona Muda telah memberikan saya air minum, jadi... saya tidak sampai mati 'kan...?"

"Tapi... itu juga baru kemungkinan saja loh, Nona Muda," lanjut Zhao Jinlong menerangkan.

"Kalau misalkan orang mati karena cegukan, disebabkan oleh apa?" tanya gadis kecil itu tampak ingin tahu. Melirik sebentar ke arah Zhao Jinlong, lalu kembali memandang lautan.

"Ada makanan yang belum turun ke lambung yang tersangkut di kerongkongannya," sahut Zhao Jinlong menjelaskan dengan jawaban sederhana. "Hal itu menyebabkan pernapasannya tersumbat. 'Kan bisa mati, iya tidak?"

Gadis kecil itu tampak mengangguk-angguk pelan. Benaknya seperti mencerna apa yang diucapkan Zhao Jinlong. Tapi wajah cantik mungilnya sudah kembali seperti biasa, datar dan dingin.

Sementara Zhao Jinlong masih juga menatap gadis kecil itu. Lebih tepatnya dia tengah mengamati seputar wajah gadis kecil itu yang semakin melihat kejanggalan pada mata, wajah pucatnya serta warna bibir gadis kecil itu yang tampak aneh.

"Boleh... saya bertanya, Nona Muda?" kata Zhao Jinlong hati-hati setelah agak lama gadis kecil itu terdiam, tidak menanggapi ucapannya.

"Aku sudah terlalu lama berada di luar kamar," kata gadis kecil itu masih tetap datar, tetap dingin, tanpa menoleh pada Zhao Jinlong dan tanpa menggubris pertanyaannya. "Waktunya aku masuk."

"Boleh... saya tahu... nama Nona Muda siapa?" kata Zhao Jinlong seolah pertanyaannya dijawab 'iya', sekaligus tidak menggubris kalau gadis kecil itu seolah tidak mau ditanya atau diajak bicara lagi.

Lagi-lagi gadis kecil berbusana cukup mewah itu tidak menjawab pertanyaan Zhao Jinlong. Tapi kali ini dia menoleh pada bocah itu dan menatapnya dengan tatapan yang khas; datar dan dingin.

Dan gelagatnya tidak menunjukkan kalau dia hendak menjawab pertanyaan Zhao Jinlong.

Kemudian gadis kecil nan dingin itu berbalik begitu saja, tanpa berkata lagi dan tanpa menoleh pada Zhao Jinlong. Lalu meninggalkan bocah shen tong begitu saja tanpa ada tatakrama sama sekali.

Langkahnya cukup cepat, sehingga sebentar saja dia sudah meninggalkan Zhao Jinlong cukup jauh. Lalu berbelok masuk ke sebuah tempat. Lagi-lagi sama sekali tidak menoleh pada Zhao Jinlong.

Zhao Jinlong hanya bisa melongo heran melihat sikap gadis dingin itu yang begitu kaku. Di awal pengembaraannya ini dia sudah bertemu dengan gadis aneh model kayak begitu.

Tak lama kemudian, setelah puas memikirkan keanehan gadis kecil yang baru pertama kali dijumpainya itu dan hal-hal lainnya yang berkenaan dengannya, bocah Zhao Jinlong juga ikut melangkah meninggalkan tempat itu.

Tapi bocah sakti itu mengambil jalur lain yang berbeda dari gadis kecil tadi.

★☆★☆★

1
Xiao Chen
𝑚𝑎𝑢 𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑙𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 𝑢𝑝 𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑘𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠 𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑏𝑎𝑖𝑘 ℎ𝑎𝑡𝑖 ℎ𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑚𝑎𝑢 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑣𝑒𝑙 𝑑𝑖 𝑛𝑜𝑣𝑒𝑙𝑡𝑜𝑜𝑛 𝑝𝑢𝑡𝑢𝑠 𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
Muhamad Hifni
lanjut Thor bagus banget cerita nya
Nanik S
Rahasia.... pasti karena Membuang Zhao Jiang Wu..
Nanik S
Makasih sudah Up
Adhie: sorry...
total 1 replies
Harli harli
Pelit amat Thor .....
Adhie: sorry... lagi eror belakangan ini
Adhie: hehehe...
total 2 replies
Nanik S
Cerita bagus beda dengan yang lain
Nanik S
Mereka berdua pasti sekandung bahkan Bisa Kembar juga...
Adhie: bisa jadi kaka
total 1 replies
Nanik S
Jangan jangan bibi yang membuat penyakit Putri Jiang Yang
Adhie: nggaklah kaka, bibi ningyan emban pengasuh Zhang Jiang Ying, sempat juga merawat Zhang Jiang Wu, tapi cuma sebentar... kaisar Zhang menyuruh untuk membuangnya karena akan membawa malapetaka bagi kerajaan katanya...
sungguh kasihan Jiang Wu
total 1 replies
Nanik S
Keren dan keren ceritanya
Nanik S
Zhang... marga yang sama dg Jinlong
Nanik S
Shiiiiip
Nanik S
Makanya percaya sama Jinlong
Nanik S
Joooooost,👍👍👍💪💪💪💪
Nanik S
Mantap Tor
Adhie: makasi...
total 1 replies
Nanik S
Bagus certanys
Adhie: makasi...
total 1 replies
Nanik S
NEXT 👍👍👍
Nanik S
kasihan Jiang Wu
Nanik S
Oky
Nanik S
Siapa gadis kecil.. apa hantu
Adhie: bukanlah kaka
total 1 replies
Nanik S
Teruskan 👍👍
Adhie: terusken
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!