Setelah menikah, Laura baru tau kalau suaminya yang bernama Brian sangat posesif, bahkan terkadang mengekang, semua harus dalam pengawasannya.
Apakah Laura bahagia dengan Brian yang begitu posesif? akankah rumah tangganya bisa bertahan? sejauh mana Laura tahan dengan sikapnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon israningsa 08., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My posesif husband. 10. Ruang bersalin
Satu setengah jam berlalu begitu saja, Tapi Brian tak kunjung kembali.
Laura yang kini berbaring di kasur tempat istirahat keluarga pasien yang sedang menunggu pun tambah kesal.
Dia gelisah, rasanya ingin keluar mencarinya setelah beberapa panggilan tak di gubris oleh Brian.
Laura bangkit, ia mondar-mandir dekat ranjang sambil bergumam, "Duhh... Mas Brian kemana sih? Papa juga udah tidur lagi, masa iya aku harus ninggalin papa sendirian!" Decaknya.
Tok tok tok....
Suara ketukan pintu menghentikan langkah kakinya, ia berbalik ketika melihat seorang dokter masuk. Seketika matanya terkesiap saat mendapat sebuah ide.
Laura mendekati dokter tersebut, ia tampak canggung ketika dokter menatapnya heran, "Ada yang mau ditanyakan bu?" Tanya dokter itu.
"Ehm... Begini dok! Sama mau minta tolong!"
"Iya, minta tolong apa?"
"Tapi saya nggak enak loh dok!"
"Katakan saja bu!"
"Saya mau keluar sebentar mau cari suami saya! Tapi nggak ada yang jagain papa saya dok! Takutnya papa saya kenapa-napa! Jadi saya.... "
"Ohh pak Brian ya? Saya tadi lihat ada di depan ruang persalinan! Sepertinya salah satu anggota keluarga pak Brian ada yang mau melahirkan ya bu?!" Kata dokter tersebut.
Alis Laura mengernyit, dalam hati ia bertanya-tanya siapa anggota keluarga besar dari suaminya yang sedang hamil.
"Dokter yakin itu suami saya?"
"Iya betul, saya juga sempat mengobrol singkat dengan suami ibu!"
"Apa kata suami saya dok?"
"Ehm kalau soal itu... Ahh mendingan ibu kesana saja sekarang! Biar saya yang berjaga disini!"
Laura mengangguk, "kalau begitu saya kesana dulu ya dok! Maaf merepotkan!"
Ia berjalan cepat keluar dari ruangan menuju ruang persalinan, awalnya ia tersesat karena luasnya rumah sakit, hingga kemudian ia bertanya pada seorang perawat.
Laura sampai dengan ngos-ngos-an karena berlarian menyusuri lorong rumah sakit, tapi sayangnya sudah tidak ada Brian di depan ruang persalinan, lantas kemana suaminya pergi.
"Kok nggak ada sih? Mas Brian kemana?" Gumamnya dalam hati.
Laura terduduk di kursi tunggu untuk keluarga pasien, hingga muncullah seorang dokter yang baru keluar dari ruang operasi.
Langkah dokter itu terhenti tepat di hadapan Laura, "Keluarganya ibu Mila ya?" Tanya dokter tersebut membuat Laura mendonggak.
Ia sempat berfikir, apa Mila yang di maksud adalah orang yang suaminya temani?
Spontan saja Laura mengangguk dengan bisu.
"Ibu Mila sudah di pindahkan ke ruang rawat inap bu!"
"Kondisi bayinya bagaimana dok?" Ucap Laura berbohong demi meyakinkan dokter tersebut.
"Bayinya sehat kok bu!"
"Syukurlah... kalau begitu ruang rawat inapnya dimana dok?"
"Mari ikut saya! Kebetulan saja juga mau mengecek kondisi ibu Mila!"
Sambil berjalan di belakang dokter tersebut, raut wajah Laura tampak sangat kebingungan, sepertinya wanita itu memikirkan berbagai macam hal di setiap langkahnya.
Dert... Dert... Dert...
Ponsel dokter itu bergetar, sontak Laura juga terhenti ketika dokternya menerima panggilan tersebut.
"Baik-baik, saya segera kesana!" Kata dokter itu dengan nada tergesa-gesa, "eh bu! Saya ada pasien darurat yang harus di tangani, ehm... Ruangan ibu mila ada di kamar ketiga bagian sebelah kanan setelah ibu belok kiri disana!" Kata dokter itu pada Laura sambil menunjuk kearah lorong.
"Iya dok makasih!" Balas Laura.
Dokter tersebut pergi, kini hanya Laura yang berjalan menyusuri lorong mengikuti arahan dokter tadi.
Hingga tibalah dia di sebuah ruangan, namun sebelum membuka pintu, Laura lebih dulu mengintip dari kaca transparan yang ada di pintu ruangan.
Betapa terkejutnya Laura saat melihat sosok Brian tengah berdiri di samping pasien wanita yang tengah berbaring sambil mengelus punggung tangan wanita tersebut.
Ia syok, saat itu juga tubuhnya berbalik. Matanya berkedip beberapa kali, "itu... Itu beneran mas Brian?"
Demi memastikan hal itu, Laura kembali melihatnya secara seksama dan bisa di pastikan laki-laki yang bersama wanita itu memang benar adalah Brian.