Apa yang terjadi jika Seorang Pendekar Nomer satu ber-Reinkarnasi dalam bentuk Tahu Putih?
padahal rekan Pendekar lainnya ber-Reinkarnasi dalam berbagai bentuk hewan yang Sakti.
Apakah posisi sebagai Pendekar Nomer Satu masih bisa dipertahankan dalam bentuk Tahu Putih?
ikuti petualangan serunya dengan berbagai Aksi menarik dan konyol dari Shantand dan Tahu Ajaib nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fauzy Husain Bsb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan mengejutkan
Setelah memastikan uangnya tersimpan aman di dalam kantong kain, Shantand menghela napas panjang. Hari ini benar-benar penuh kejutan, dan ia merasa lebih dari sekadar beruntung. Ia menepuk labu tuaknya dengan lembut dan berbisik,
"Guru, kita pulang sekarang. Orangtuaku pasti senang melihat uang sebanyak ini."
Dari dalam labu tuak, suara Bhaskara terdengar, lembut namun berwibawa. "Muridku, perjalanan ini belum selesai. Kau sudah membuat banyak orang iri hati hari ini. Bersiaplah, siapa tahu ada yang menunggumu di hutan."
Shantand mengangguk kecil. Ia paham maksud gurunya. Maka, tanpa membuang waktu, ia mulai berjalan meninggalkan keramaian dan memasuki jalur setapak menuju hutan.
Senja telah turun, menyisakan sisa-sisa cahaya yang tersaring di antara pepohonan tinggi. Udara mulai mendingin, membawa aroma khas dedaunan basah dan tanah yang lembap. Dari kejauhan, suara burung hantu terdengar samar, bersahutan dengan nyanyian jangkrik yang mulai menguasai malam.
"Hutan ini selalu terasa berbeda saat malam menjelang," gumam Shantand, mempercepat langkahnya.
"Dulu aku sering berlatih di tempat seperti ini," suara Bhaskara terdengar tenang dari dalam labu tuak. "Muridku, alam adalah guru yang paling jujur. Di sini kau bisa belajar membaca tanda-tanda bahaya, mengenali arah, dan mengasah instingmu."
Shantand tersenyum kecil. "Guru, aku rasa kau lebih suka hutan daripada kota."
Bhaskara terkekeh. "Tentu saja. Di hutan, tak ada orang yang mencoba mencuri uangmu atau menipumu. Tapi, tentu saja, ada bahaya lain yang lebih liar."
Shantand menelan ludah. Ia tahu hutan ini sering dilewati penduduk desa, tetapi bukan berarti aman. Banyak cerita tentang perampok yang mengintai di balik semak-semak, dan bahkan beberapa desas-desus tentang makhluk gaib yang muncul saat malam turun.
Saat ia semakin masuk ke dalam hutan, angin dingin berhembus, menggoyangkan dedaunan. Tiba-tiba… sebuah semak di tepi jalan bergetar!
Refleks, Shantand menghentikan langkahnya dan bersiap siaga.
"Guru…" bisiknya.
"Tetap tenang, muridku. Jangan gegabah."
Mata Shantand menajam. Ia tahu satu hal: sesuatu sedang mengintainya di kegelapan!
"HAAUUMMM GRRR !!"
Suara auman menggema mengguncang malam!
Dari balik kegelapan, sesosok besar muncul! Bulunya belang, matanya bersinar ganas dalam temaram bulan. Harimau!
Hewan buas itu berdiri mengancam di tengah jalan, ekornya bergoyang perlahan, siap menerkam!
Shantand menahan napas. Telapak tangannya dingin, tapi otaknya bekerja cepat. Lari? Percuma! Harimau lebih cepat. Lawan? Tapi… bagaimana caranya?!
-----
"Gunakan ilmu berlari cepatmu!"
Suara Bhaskara terdengar tegas di benak Shantand.
Tanpa pikir panjang, Shantand berbalik dan berlari sekencang mungkin!
"Gawat! Ini harimau raksasa! Kalau aku bertarung, aku bisa jadi santapan malam!"
Dengan ilmu lari tahu level 3, tubuhnya meluncur di antara pepohonan dengan kecepatan luar biasa!
"Wuusshh!"
Shantand berbelok tajam, melompat ke dahan, lalu menggunakan akar menggantung untuk berayun!
Di belakangnya, harimau itu melompat dengan kekuatan mengerikan!
Namun, ada yang aneh...
Di balik kerimbunan, sebuah bayangan berkelebat dari dahan pohon ke pohon lainnya ! Seolah mengawasi mereka!
Shantand tak punya waktu memikirkan itu! Ia melesat ke tempat terbuka dan...
"Srek srek..."
Beberapa kopong uangnya jatuh ke tanah!
"Ah, celaka uangku!"
Tapi yang mengejutkan...
Harimau itu tiba-tiba berhenti!
Kepalanya menunduk, mengendus-endus uang itu!
Shantand terheran-heran.
"Guru, ini aneh! Ada Harimau tertarik uang? Mau belanja apa dia?"
Bhaskara terdiam sejenak, lalu suaranya terdengar penuh pemahaman.
"Tunggu sebentar... Muridku, kau tidak merasa ini janggal?"
Shantand mengangguk.
"Jelas janggal, guru! Dia bukan cuma berhenti, tapi juga tampak... gelisah?"
Tiba-tiba...
Harimau itu menggeram pelan.
Bukan seperti hewan buas siap menerkam...
Tapi seperti... ketakutan?! Instingnya menangkap aura kekuatan yang sangat kuat dan rasanya tidak asing!
Matanya mulai mencari-cari sesuatu.
Saat itulah Bhaskara berbicara dengan suara yang lebih dalam, lebih berwibawa.
"Gondil! Apakah itu kamu?"
Harimau itu tersentak!
Ia melangkah mundur, matanya terbelalak.
"S-siapa yang berbicara denganku?!"
Bhaskara tertawa. Suara tawanya bergema, misterius dan penuh tekanan.
"Hahaha... itu udah pasti kamu, Arya Gondil!!"
"A-apa?!" Harimau itu makin gelisah.
"Ternyata kau bereinkarnasi menjadi harimau! Apakah kau tidak mengenali suara tuanmu?"
Harimau itu... terdiam sesaat.
Lalu dengan suara gemetar, ia berkata,
"Tuan... Bhaskara?!"
Shantand membelalak!
"HAH? Harimau ini dulunya Juga manusia? Dan dari semua gerak-geriknya menunjukkan kalo dia dulunya .... entah murid atau pembantu gurunya yang sangat patuh!?!"
"Kenapa aku tak melihatmu, Tuan Bhaskara?" tanya harimau itu.
Bhaskara menyahut dengan suara semakin berwibawa.
"Aku bersama muridku. Anak yang kau kejar ini adalah muridku! Lekas beri hormat! Saat ini Kau belum layak untuk melihat wujud ku!"
Suara Bhaskara memenuhi seluruh tempat.
Harimau itu—Arya Gondil—mendadak menunduk!
Ia benar-benar memberi hormat kepada Shantand!
Shantand takjub bukan main!
"Guru, aku semakin bingung! Harimau ini dulunya manusia?!"
"Benar, muridku." Bhaskara terdengar puas. "Dia dulu salah satu muridku yang paling patuh... setelah kubantai habis semua kesombongannya."
Lalu
Di sisi lain, Gondil si harimau juga berpikir hal yang sama.
"Jadi... Tuan Bhaskara benar-benar ada di sini... Aku tidak bisa melihatnya...
Jangan-jangan...!!
Ia terhenyak!
Kalau dirinya saja jadi harimau...
Maka Tuan Bhaskara pasti bereinkarnasi menjadi makhluk yang lebih kuat!
"Apakah... Apakah Tuan Bhaskara kini adalah seekor Singa Agung?! Atau... Jangan-jangan..."
"NAGA TERBANG?!?!"
Membayangkannya saja, bulu harimaunya merinding!
"Tidak heran aku tidak bisa melihatnya! Sosoknya pasti terlalu agung untuk mataku!"
Sementara itu, Shantand berusaha menahan tawanya.
"Kau saat ini bisa berkomunikasi denganku lewat Shantand adik seperguruan mu" Suara keren Bhaskara bergema menggetarkan jantung Harimau Gondil.
Shantand tergelitik berfikir,Di depannya, murid lama gurunya bereinkarnasi dan berubah jadi harimau...
Sedangkan gurunya sendiri??
Shantand menahan senyum sendiri. Tapi Bhaskara menegur
"Hm apa yang kau tertawakan? "
"Ehem... tidak... tidak ada, guru!"
Bhaskara menyipitkan mata dalam pikirannya.
Gondil si Harimau yang masih tunduk menjadi bingung sendiri.
"Kenapa Tuan Bhaskara tak memperlihatkan wujudnya...? Apakah beliau kini sosok yang terlalu menakutkan?"
Bhaskara langsung mengalihkan pembicaraan. Tentu saja dia sudah bisa menebak bahwa muridnya menertawakan reinkarnasi dia jadi Tahu putih sedang muridnya malah jadi Harimau!
"Sudah cukup basa-basinya! Muridku, kita punya urusan lebih penting. Gondil! Aku perintahkan kau untuk menuntun muridku ini keluar hutan ini dengan aman!"
"Baik, Tuan Bhaskara!"
Dan begitu saja, harimau raksasa itu kini berjalan di depan, menjadi pelindung Shantand.
Shantand menggeleng-gelengkan kepala.
"Guruku memang luar biasa..."
Di dalam labu tuak, Bhaskara menarik napas lega.
"Nyaris saja...! Shantand! kau belum ku ijinkan bercerita tentang wujud ku ini!" Shantand hanya mengangguk namun mukanya masih terlihat menahan geli.
Sebenarnya Bhaskara mendongkol melihat kenyataan yang konyol ini. Tapi yah, dia harus menerima takdir!
Dia belum siap jika Arya Gondil mengetahui kalau reinkarnasi Gurunyanya cuma berwujud Tahu Putih!
---
Setelah keluar dari hutan, Harimau Gondil itu berpamitan dan kembali masuk Hutan.
Setelah di tempat sepi Shantand menanyakan perihal keanehan kertas kosong yang tiba-tiba bisa berubah menjadi sobekan Kitab tulisan aksara kuno seperti di kertas yang disimpan dirumah.
Bhaskara menjelaskan bahwa dialah yang menulisnya waktu diselipkan ke dalam labu tuak.
Shantand menatap gurunya dengan takjub. "Jadi... tulisan yang muncul itu bukan dari sobekan kitab asli? Guru sendiri yang menulisnya?"
Bhaskara tersenyum tipis. "Tepat sekali. Aku hanya ingin mengerjai mereka, terutama si Warok Jangkrik. Mereka semua begitu tamak dan mudah dibodohi."
Shantand terperangah. Ia pikir sobekan itu adalah bagian dari kitab langka yang diperebutkan banyak orang, tetapi ternyata... itu hanya karangan Bhaskara!
"Tapi, Guru..." suara Shantand menurun, sedikit ragu. "Bagaimana jika Warok Jangkrik atau orang lain menyadari kebohongan ini?"
Bhaskara tertawa. "Mereka tidak akan menyadarinya dalam waktu dekat. Aku menulis teknik itu dengan konsep yang masuk akal, jadi butuh waktu lama sebelum mereka sadar kalau itu tidak berguna."
Shantand menggeleng, tidak tahu apakah harus kagum atau takut dengan kecerdikan gurunya. Namun, ia tidak bisa menahan senyum puas. Hari ini ia mendapatkan banyak uang, pengalaman, dan pelajaran berharga dari Bhaskara.
Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di kampung halaman. Namun, sebelum sempat masuk ke rumah, tiba-tiba mereka melihat kerumunan orang di depan Rumahnya !
Ada sesuatu yang terjadi!
Shantand terkejut. Tanpa membuang waktu, dia segera mendekat untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi…kekhawatiran menghantui perasaan nya!
"Semoga tidak terjadi apa-apa dengan orang tuaku! "
******
Sementara itu di dalam hutan
Harimau Gondil sedang berbicara dengan seorang lelaki berbaju kelabu mewah, dan Gondil memanggilnya "Pangeran".
" Hm.. Jadi anak muda tadi adalah adik seperguruan mu? Ini menarik, aku hanya melihatnya dari atas pohon..berati dia bukan orang lain"
"Tiga hari lagi kemungkinan dia ke kota lagi, kau bisa perkenalkan aku dengannya.. "
" Baik Pangeran.. " Gondil menjawab.
Lalu mereka berdua pergi memasuki hutan....
Selama itu Harimau Gondil bercerita bahwa dia sudah bertemu Gurunya yang ternyata juga bereinkarnasi menjadi "sesuatu yang Agung" Dan dia sendiri belum diijinkan untuk melihat wujudnya tersebut.
Semua hal hebat tentang Bhaskara sebagai pendekar nomer satu di Zamannya seolah ingin terus dia ceritakan kepada "Sang Pangeran" Itu.
*****