Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"maaf Nona , tapi sebelum Tuan pergi ,Tuan juga berpesan pada saya ,agar saya memberinya makan. Dan Tuan juga meminta saya untuk mengatakan pada nona ,agar Nona Siska tidak melukai Nona Ara"tutur Bi Surti tenang .
Siska nampak sangat kesal dengan ucapan Bu Surti ,Iya langsung menghela nafas kasar setelah itu berlalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun .
"Aaarrgghhh... "teriak Siska kesel .
"siapa wanita itu? Aku tidak mengerti kenapa Tuan Albert membawa wanita itu mansion ini? Apa istimewanya perempuan itu? bahkan Tuan melarangku untuk melukainya "ucap Siska sembari menatap pantulan dirinya di cermin.
"Bahkan aku jauh lebih cantik dari wanita itu ,tapi kenapa tuan tidak pernah tertarik padaku? Tuhan selalu saja mencari wanita yang hanya tertarik dengan hartanya saja. Kenapa tuan tidak sadar akan perasaanku , kenapaaaaa?! " pekik Siska sembari memukul kaca meja rias dengan frustasi.
***
Bik Surti bergegas meletakkan sepiring makanan yang ia bawa tadi ke atas nakas, lalu ia membantu Ara untuk berdiri dan mendudukkan nya di atas tempat tidur.
" sebentar ya non, bibik ambilkan kompresan dulu" ucap Bi Surti yang langsung bergegas mengambil kompresan untuk Ara.
terdengar isak tangis dari Ara saat bik Surti mengompres pipi Ara.
" sakit ya non? " tanya bik Surti yang merasa iba kepada Ara.
Ara hanya menjawab dengan gelengan kepala sambil menangis.
" non yang sabar ya? " ucap bik Surti dengan gerakan pelan kembali Mengompres pipi Ara.
"sebaiknya non turuti saja kemauan tuan dan non bisa memuaskan tuan, non pasti akan mendapatkan perlakuan istimewa dari tuan" ucap bik Surti hati hati memberi usulan kepada Ara.
" karena selama ini , tuan itu royal dan selalu memanjakan wanita yang berhasil melayaniya dengan baik" ucap bik Surti lagi.
Ara menghela nafas panjang saat mendengar ucapan bik surti.
"aku pikir Bi Surti berbeda, Ternyata Sama Saja. Bibi menginginkan aku melakukan hal yang tidak bisa aku lakukan." ucap Ara sembari menatap satu bik Surti.
"Maafkan Bibi non ,Bibi hanya kasihan melihat non seperti ini ,ini baru non Siska yang menyiksa non , belum tuan yang bisa menyiksa non lebih dari ini "tutur bek Surti yang lalu meraih makanan yang ia bawa.
"makan ya Non ,non belum makan dari tadi siang "ucapin Surti yang hendak menyuapi Ara.
"aku tidak lapar "ujar Ara sambil menggelengkan kepalanya.
" ayo lah non, non harus makan" bujuk bik Surti.
Lagi lagi Ara menggalang.
" aku hanya ingin keluar dari mansion ini, aku ingin pergi dari sini, bik"
" katakan pada ku bik, bagai mana cara ku bisa keluar dari sini? "ucao Ara dengan tatapan memohon.
"itu hal mustahil non, Tuhan tidak mungkin membiarkan non keluar dari sini "jawab bik Surti.
"Bibi pergi dulu ya non ,masih banyak pekerjaan yang harus Bibi kerjakan "ngucapin Surti yang Meletakkan makanan kembali di atas nakas.
"Bi apa Boleh aku minta sesuatu? "
Pertanyaan Ara menghentikan langkah kaki Bi Surti.
"Apa itu non? "
"apa Bibi seorang muslim? "
Bi Surti menganggukkan kepalanya pelan sambil menatap bingung Ara.
"Apakah Bibi punya mukena? saya boleh pinjam? " ucap Ara.
Bi Surti tidak langsung menyahut, Iya Malah mendekat ke arah pintu lalu melihat mengawasi ke kanan dan ke kiri.
"tunggu sebentar " ucap Dek Surti yang bergegas keluar.
Selang beberapa menit Bi Surti kembali lalu memberikan mukenanya kepada Ara.
"Jangan sampai ada yang tahu kalau non melaksanakan salat "ucap Bi Surti lirik.
"Emangnya kenapa Bi? "
Karena Tuhan tidak menyukai hal itu, pokoknya jangan sampai ketauan tuan, atau bibi yang akan kena Amuk tuan "ucap Bi Surti memperingatkan.
"baik Bik, aku mengerti, aku akan melakukannya dengan hati-hati "
Saat hendak keluar ,Bi Surti kembali menoleh ke arah Ara.
"non harus makan karena keluar dari sini butuh tenaga ,jika non tidak makan non tidak akan punya tenaga untuk keluar dari sini "ucapin yang lalu Beranjak Pergi.
***
Di markas Albert dan Jon sedang mengecek persediaan barang- barang yang akan di kirim ke klian nya.
"seperti yang Tuhan lihat, stok barang kita masih aman , kita akan mengirim ulang barang ini ke kota A "ucap John.
"bagus jangan sampai gagal lagi ,aku merasa tidak enak dengan Aaron, Sebab aku sudah menjanjikan barang ini secepatnya "ucap Albert sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh barang yang ada di gudang.
"Aaron sangat berbakat, terbukti barang-barang yang kita kirim padanya terjual dalam waktu singkat, aku yakin setelah ini dia akan menjadi mafia besar, apalagi keberadaannya sulit untuk dilacak oleh petugas "
John mengangguk setuju
"dia memang berbakat Tuan, Tapi tetap saja Tuhan harus berhati-hati padanya "
"Apa maksudmu John? Apa kau meragukan Aaron "
"bukan tuan, bukan seperti itu, hanya saja aku bisa melihat Ambisi yang luar biasa di mata Aaron setiap kali bertemu dengannya "
Albert tergelak kemudian menepuk-nepuk bahu John.
"soal itu kau tenang saja, Aku yakin dia merupakan partner yang setia. Dia tidak akan berani menentangku, aku Justru lebih curiga pada Delon "ucap Albert.
"Kenapa tuan? "
Aku tidak tahu, hanya saja aku merasa terlalu gegabah karena sudah mempercayakan padanya mengurus pengiriman ke kota A kemarin, apalagi dia baru bergabung di Black Hold dua bulan yang lalu" ucap Albert pelan.
"tapi tuan, selama dua bulan bergabung di Black Hold, bukannya dia sudah membuktikan jika dia bisa di andalkan , dia bahkan berhasil mengirimkan barang-barang ke kota B dengan aman" ucap John.
"aku tau itu, tapi aku ingin mulai sekarang kau awasi gerak geriknya John"
" baik tuan" sahut John sembari mengangguk, meski ia sedikit pun tidak menaruh rasa curiga terhadap Delon, tapi ia juga harus menuruti printah bosnya.
setelah melakukan pengecekan stok barang-barang Albert memutuskan untuk pergi dari markas namun sebelum ia pergi ia kumpulkan semua anak buahnya untuk berkumpul.
" ingan tembak siap saja yang mencoba untuk masuk kedalam markas kita, jika kalian tidak mengenalnya"tegas Albert dan di angguki oleh seluruh anak buahnya.
Menjalani bisnis gelap dalam menjual obat obatan terlarang , membuat ia harus selalu waspada, Albert tidak mau sampai usahanya terendus oleh pihak kepolisian, meski selama ini setiap kali petugas mencoba untuk menangkapnya mereka selalu selangkah lebih cepat menyembunyikan barang-barang haram tersebut.
John bergegas membuak pintu mobil, lalu mempersilahkan Albert masuk kedalam mobil.
" kita mau kemana tuan? " tanya John.
" kemana lagi kalau bukan ke tempat yang bisa membuatku bersenang senang" ucap Albert dan langsung di angguki oleh John, karena John sudah tau di mana tempat nya.
.
.
John