Nikmatnya Jadi Pengganti

"Oh iya, bukan kah Danzel mempunyai kembaran, apa kembaran Danzel tidak datang ke pertemuan ini?" tanya Nyonya Fanny.

Nyonya Cyntia dan Tuan Adam saling lirik.

"Um... kebetulan-"

Ceklek. Tiba-tiba pintu ruang VIP itu terbuka.

Sontak semua mata menoleh kearah pintu.

Mata Tuan Adam dan Nyonya Cyntia membulat lebar melihat sosok Danver.

Sedang apa anak ini disini? geram Tuan Adam dalam hati.

"Selamat malam, maaf aku terlambat. Tadi di poli sedang banyak pasien." ucap Danver sembari berjalan mendekati keluarga Cyrus.

"Perkenalkan saya Danzel Hillario, saya putra sulung keluarga Hillario." ucap Danver memperkenalkan dirinya secara resmi kepada keluarga Cyrus.

Mata Faye berbinar-binar melihat sosok Danver.

Woah... ternyata dia sangat tampan dilihat dari dekat. puji Faye dalam hati karena selama ini Faye hanya mengamati Danzel dari kejauhan.

Tapi tidak dengan Tuan Adam dan Nyonya Cyntia. Mereka syok mendengar Danver memperkenalkan dirinya sebagai Danzel.

Apa-apaan ini! Kenapa malah Danver yang datang, kemana Danzel? maki Tuan Adam dalam hati.

Apa yang sedang kalian rencanakan anak-anak ku? Kenapa kalian suka sekali membuat Daddy kalian mengamuk. gerutu Nyonya Cyntia dalam hati.

"Duduk lah." ucap Tuan Haidi pada Danver setelah Danver memperkenalkan dirinya.

Dengan penuh percaya diri dan tidak ada rasa takut sama sekali dengan sosok Daddy-nya, Danver pun duduk di kursi yang sudah disiapkan untuk Danver. Kursi yang tepat berhadapan dengan Faye.

Mata Danver melihat Faye yang saat ini juga sedang menatapnya. Danver pun langsung melemparkan senyum pada Faye dan senyum Danver itu langsung mendapat balasan dari Faye.

"Makan lah dulu, setelah itu baru kita membahas tanggal pernikahan." ucap Tuan Haidi.

Danver hanya menganggukkan kepalanya lalu melihat makanan yang tersaji di meja.

"Mau makan apa? Biar aku ambilkan." tanya Faye.

"Ah... tidak usah, biar aku saja." tolak Danver.

Sayangnya Faye bukan lah wanita yang penurut. Dia berdiri dari duduknya lalu mengambilkan makanan untuk Danver.

"Tidak perlu Nona, aku bisa sendiri." ucap Danver berusaha mencegah Faye untuk mengambilkan makanannya.

"Tidak apa-apa. Kamu kan calon suami ku, jadi sudah seharusnya aku melayani mu seperti ini." balas Faye sambil tersenyum manis.

Danver tak berkutik dan hanya tersenyum canggung.

"Ini, makan lah yang banyak, pasti kamu lapar sekali." ucap Faye sembari menyodorkan piring kehadapan Danver dengan isi yang penuh.

Apa dia pikir aku ini tukang pukul! Kenapa banyak sekali dia memberikan makanan untuk ku. dumel Danver dalam hati.

Sekali lagi, meski mendumel tetap saja Danver memakan makanan yang sudah disiapkan Faye untuknya.

"Danzel, apa kembaran mu tidak datang?" tanya Nyonya Fanny karena pertanyaannya yang tadi belum terjawab.

"Tidak Nyonya, sekarang dia sedang berlibur ke luar negri dengan kekasihnya." jawab Danver sambil melirik ke arah Daddy-nya.

Mendengar itu, rahang Tuan Adam langsung mengeras. Tuan Adam tahu jelas apa yang maksud Danver.

°°°

Danver telah selesai makan. Makanan yang ada diatas meja juga sudah di angkat oleh pramusaji.

Tak ingin berbasa-basi lagi, Tuan Haidi pun langsung membahas tentang tanggal pernikahan.

"Jadi, dari keluarga Hillario apakah kalian sudah memikirkan tanggal yang cocok untuk tanggal pernikahan anak-anak kita?" tanya Tuan Haidi to the point.

Tuan Adam menengok kearah istrinya sesaat lalu melihat kearah Danver yang sedang pasang muka santai. Melihat wajah santai Danver, membuat Tuan Adam semakin geram pada Danver.

"Um... bagaimana kalau pernikahan kita laksanakan tiga bulan lagi?" tawar Tuan Adam.

Dengan senang hati! jawab Tuan Haidi dalam hati.

Ah, seandainya Tuan Haidi bisa mengatakan itu, jangankan tiga bulan, tiga tahun lagi putrinya menikah pun tidak masalah bagi Tuan Haidi.

Tapi Tuan Haidi tidak bisa mengatakan itu karena keinginan Faye yang ingin segera menikah dengan Danzel sangat kuat. Bahkan saat tadi dalam perjalanan menuju hotel, Faye malah meminta dinikahkan bulan depan. Tuan Haidi tidak langsung mengiyakan permintaan Faye dan meminta Faye untuk menghargai tanggal yang nantinya di ajukan keluarga Hillario.

Tuan Haidi tidak mengiyakan tawaran Tuan Adam, Tuan Haidi malah meminta pendapat Danzel terlebih dulu dengan harapan Danzel setuju dengan saran Daddy-nya.

"Bagaimana menurut mu Danzel, apa kamu setuju menikah dengan putri ku tiga bulan lagi?" tanya Tuan Haidi.

Danver menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghelanya kasar.

"Sayangnya saya kurang setuju." jawab Danver.

Rahang Tuan Adam langsung mengeras mendengar jawaban Danver.

Sedangkan Tuan Haidi, dia menaikkan satu alisnya mendengar jawaban Danver.

"Kenapa? Apa kamu sudah punya tanggal sendiri?" tanya Tuan Haidi masih berharap waktu yang diajukan Danver lebih lama dari waktu yang diajukan Tuan Adam.

"Karena saya juga ingin secepatnya menikah dengan putri Anda, Tuan." jawab Danver.

"Jadi, bagaimana kalau Sabtu minggu depan saya dan putri Anda menikah?" lanjut Danver.

Dan jawaban Danver itu berhasil membuat Tuan Adam, Nyonya Cyntia, Tuan Haidi, Nyonya Fanny dan Heino melototkan mata mereka.

Tapi tidak dengan Faye, dia justru kegirangan mendengar jawaban Danver.

"Aku setuju!!!" teriak Faye sambil berdiri dari duduknya.

°°°

Bersambung...