Moonlight After Sunset: Black Magic

Moonlight After Sunset: Black Magic

Awal Baru

(cek-cek Readers ✌️.... Ini novel ini merupakan series kedua dari Moonlight After Sunset. Jika ada yang bingung dengan narasinya hehehe, langsung cus aja baca series pertamanya, di jamin seru kok😆)

"Setelah rasa lelah yang begitu lama, akhirnya aku kembali."

****

Kembali dengan rutinitas yang sama dan terus berulang. Rasanya membosankan tapi juga tidak bisa dihindari. Begitulah perasaan Senja ketika ia melihat para siswa yang berlalu lalang di jendela kamarnya.

Siswa-siswa itu kini menggunakan seragam yang berbeda serta tanda yang melekat di bahu kirinya. Tanda itu membuktikan seberapa tinggi pangkat siswa tersebut. Hal yang sama juga berlaku untuk Senja dan ke empat sahabatnya yang lain.

Saat ini Senja kembali pada dirinya di depan cermin. Setelan pakaian yang berbeda dari sebelumnya serta pin yang menunjukkan kelasnya. Tentu saja itu tidak sebanding dengan apa yang telah ia lalui selama ini. Namun ini sudah cukup untuk menutupi segalanya.

"Saya kesal ketika hanya anda yang mendapatkan itu."

Dian yang sedang merapikan pakaian nona nya itu tampak marah dan siap meledak kapan saja.

"Bagaimana bisa mereka memberikan ini, padahal perjuangan Nona lebih besar dari yang lain," gerutunya dingin.

Senja hanya acuh melihat pin di dada kirinya itu. Memang benar saat ini posisinya tidak terlalu tinggi, karena yang ia dapat hanya level 4 sedangkan pin yang dimiliki Luna dan Muna berada di level 5.

Berbeda dengan si kembar yang juga memiliki pin yang berbeda satu sama lain. Zakila mendapatkan pin level 4, sedangkan Maya mendapatkan pin level 5. Hal ini terjadi karena kontribusi kami di ujian tingkat yang berbeda.

Zakila yang hanya seorang Guardian, tidak banyak meningkatkan poin karena dirinya hanya membantu Luna di pertarungan. Meski saat itu posisinya juga penting. Untuk Senja, meski hanya dia yang bertarung dengan Sarah, tapi karena bantuan dari Kun, sehingga poinnya berkurang banyak.

Dalam ujian tingkat, yang di nilai adalah bakat perorangan dari siswa tersebut tanpa bantuan dari siapa pun bahkan hewan magic. Sehingga kontribusi Senja sedikit berkurang dengan adanya Kun saat itu.

"Ini lebih baik, karena jika kekuatan ku terlihat begitu banyak. Maka akulah yang akan rugi."

Senja mengatakan yang sebenarnya. Karena jika potensinya diketahui banyak orang. Maka dirinyalah yang akan mengalami kerugian paling besar disini.

"Tapi Nona...,"

Perkataan Dian terhenti karena Senja terlihat tidak senang dengan itu.

"Baiklah, saya mengerti."

Senja memutuskan untuk keluar dari kamarnya setelah Dian selesai membereskan perkakasnya.

"Senja!" panggil Zakila dengan penuh semangat.

"Maaf sudah menunggu lama," lirih Senja ketika jarak diantara mereka mulai mendekat.

"Tidak masalah, kami baru saja tiba."

Mereka tampak begitu semangat dengan petualangan baru yang akan datang.

"Aku sedih karena kita harus berpisah seperti ini," lirih Zakila saat mereka hendak berpisah.

"Kenapa hanya aku dan Senja yang berada di level 4, sedangkan kalian..."

Senja hanya tersenyum lembut dengan reaksi Zakila yang sudah bisa mereka tebak.

"Masih ada kesempatan untuk tumbuh," balas Luna seperti biasanya.

"Bukannya kita memang selalu berpisah? Gedung yang kita masuki saja juga berbeda?"

Muna terlihat bingung dengan reaksi Zakila saat ini.

"Dasar batu!" teriak Zakila kesal lalu pergi meninggalkan kelompok. Muna hanya mengangkat bahunya, ia sama sekali tidak peka dengan perasaan Zakila.

"Kau memang persis seperti batu," timpal Maya sebelum meninggalkan kelompok.

"Dasar kembar aneh."

Muna yang dikatakan batu oleh keduanya terlihat acuh tak acuh sambil meninggalkan Senja dan Luna.

"Hah, mereka tidak berubah."

Luna terlihat lelah kali ini, entah karena situasi ketiganya atau karena masalah yang lain. Senja tidak mau ambil pusing dan hanya membiarkannya saja.

Senja merasa tidak perlu ikut campur mengenai urusan personal sahabatnya itu dan lebih memilih untuk fokus pada urusannya sendiri.

"Sampai sini," lirih Luna pelan.

"Aku akan pergi ke atas, jadi selama aku tidak ada, pastikan kau baik-baik saja. Jangan tinggal diam jika mereka membicarakan mu atau semacamnya dan..."

Perkataan Luna dihentikan oleh Senja. Ia dengan sengaja menaruh jarinya di depan bibir Luna sambil tersenyum hangat.

"Aku mengerti."

Setelah mengatakan hal itu, mereka pun berpisah. Di dalam ruang kelas tampak begitu tenang sampai Senja datang. Mereka terlihat mencibirnya dengan kejadian yang membuat Akademik menjadi sulit untuk di akses.

Bahkan untuk keluar saja, mereka membutuhkan izin yang begitu rumit.

Senja hanya mengabaikan mereka dan berjalan menuju kursinya. Ia tidak mau membuang tenaga hanya untuk meladeni orang yang tidak penting seperti mereka itu.

Dari kejauhan, Kira yang melihat Senja duduk sendiri berinisiatif untuk mendekatinya. Ia dengan jelas mengatakan pada mereka untuk diam karena Prof akan segera datang. lalu setelah para siswa diam, ia kemudian mendekati Senja dengan senyum sendunya.

Wajahnya terlihat sedih dan tangannya sedikit bergetar.

"Maaf," hanya itu yang ia ucapkan sebelum Prof datang dan mengambil tempatnya. Senja sedikit bingung dengan tindakan aneh Kira, namun ia mencoba untuk mengabaikannya sekali lagi.

Setelah jam istirahat diumumkan, Senja berniat untuk pergi namun dicegah oleh Kira. Ia dengan hati-hati hendak mengatakan sesuatu pada Senja.

"Senja, aku. Aku..."

"Ada apa? Katakan saja."

Senja tampak acuh karena ia tahu bahwa Kira adalah sahabat Sarah dan mungkin saja, ia juga kaki tangannya.

"Aku, aku min..."

Perkataan Kira terhenti saat Zakila memanggil nama Senja. Tentu saja Zakila sengaja melakukan itu agar Kira bisa menjauh dari sahabatnya.

"Senja, sudah waktunya makan siang."

Zakila lalu menarik Senja keluar sebelum menatap tajam ke arah Kira.

"Sebentar Zakila," lirih Senja saat ia hendak ditarik keluar kelas.

"Apa yang ingin kau sampaikan padaku tadi?" tanya Senja pada Kira yang masih diam di tempatnya.

"Itu, aku ingin. Ingin..."

"Jika kau hanya ingin membuang waktu kami, sebaiknya hentikan itu."

Zakila membentak Kira yang sejak tadi terus berputar hanya pada kalimat itu-itu saja.

"Huh," gerutu Zakila sambil menarik Senja pergi dari tempat tersebut. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan Luna yang baru saja hendak menjemput Senja.

"Ada apa ini?" Kenapa kau terlihat kesal?"

Zakila lalu melirik ke arah Kira yang masih diam di tempatnya sambil berkata, " Ada hama kecil."

Luna langsung tahu maksud dari perkataan Zakila. Ia juga tidak suka dengan Kira dan segala macam tentangnya.

Mereka kemudian pergi meninggalkan Kira yang masih terpaku di tempatnya. Tidak seorang pun bisa melihat wajah kesal Kira yang hendak marah. Ia ingin sekali menghancurkan meja di depannya itu. Namun ia mencoba sabar karena tidak ada gunanya jika semuanya hancur nanti.

"Aku harus sabar, aku yakin pasti nanti dia akan datang padaku," gumam Kira sambil meninggalkan ruang kelas.

****

"Apa yang ia lakukan?" teriak Muna kesal saat Zakila menceritakan kejadian tadi.

"Sudahlah, tidak ada yang terjadi juga."

Senja berusaha menenangkan Muna. Saat ini mereka sedang berada di taman untuk makan siang bersama seperti biasanya.

"Kau sangat berlebihan," lirih Maya kesal. Ia terlihat tidak peduli karena ia tahu jika Kira tidak akan mengatakan apapun selama masih ada Zakila disana.

"Dari pada adu kekuatan dengannya, lebih baik kita awasi saja dia."

Perkataan Maya ada benarnya. Dari pada langsung menghajar musuh, lebih baik cari tahu maksud kedatangannya terlebih dahulu.

"Itu ide yang bagus."

Kali ini mereka setuju untuk mengawasi Kira. Mereka jelas tahu bahwa tindakan Kira harus diwaspadai. Jelas saat ini hubungan Kira dengan Sarah masih ambigu namun tidak ada salahnya untuk curiga.

****

Di kelas, Senja yang sudah selesai makan siang dikagetkan dengan sekotak jus yang entah dari mana asalnya. Ia tidak tahu siapa yang memberikan jus ini padanya. Namun setelah melihat tulisan di bawahnya, Senja sadar siapa yang memberikan ini.

"Maaf," hanya satu kata itu yang tertera di kertas tersebut. Jelas jika dilihat bahwa si pemberi tidak ingin namanya diketahui. Namun bukan Senja namanya jika ia tidak tahu siapa itu.

"Ristia, tahukah kau?" tanya Senja sambil menggoyangkan kotak jus tersebut.

"Saya tahu, dan saya yakin anda juga tahu," balas Ristia dengan yakin. Jelas Senja tahu karena mana yang tersisa di kotak itu hanya menunjuk ke satu orang di kelas ini.

"Aku tidak menyangka dia menggunakan ini."

Senja kemudian memasukan kotak jus tersebut ke dalam lacinya.

"Tidak ada yang tahu jika jumlahnya sekecil itu, namun aku tidak bodoh sampai tidak menyadarinya," gumam Senja sambil melihat bintik hitam di telapak tangannya.

Episodes
1 Awal Baru
2 Pendekatan
3 Pendekatan II
4 peraturan Baru
5 Sandiwara
6 Sandiwara II
7 Rasa yang Aneh
8 Luka dan Ego
9 Luka dan Ego II
10 Luka dan Ego III
11 Kabur
12 Kabur II
13 Kabur III
14 Kecewa
15 Marah
16 Marah II
17 Tipuan
18 Padang Rumput
19 Padang Rumput II
20 Rahasia
21 Perubahan
22 Perubahan II
23 Pesuruh
24 Trik Murahan
25 Kembali
26 Buku Sihir
27 Memantau
28 Korp Penjaga
29 Pelatih Baru
30 Pelatih Baru II
31 Keseimbangan
32 Kumpulan Mana
33 Laporan
34 Monster Lain
35 Monster Lain II
36 Monster Lain III
37 Perubahan Fisik
38 Perubahan Fisik II
39 Curiga
40 Senjata Makan Tuan
41 Teknik Rahasia
42 Taman Bunga Mawar
43 Mayat Hidup
44 Kembali
45 Siapa Kau
46 Meridian
47 Istirahat
48 Kota Baru
49 Rahasia Lain
50 Meridian
51 Meridian II
52 Kekuatan Baru
53 Sahabat
54 Pratikum
55 Casting
56 Teknik Baru
57 Bully
58 Level Up
59 Kendali
60 Informasi
61 Kecurigaan
62 pelatih Baru
63 Elemental
64 Elementalist
65 Ikatan Baru
66 Rutinitas
67 Rutinitas II
68 Teknik Penyembuhan
69 Ujian Tengah Semester
70 Lebih Dekat
71 Halusinasi
72 Penghuni Akademi
73 Metode Ekstrim
74 Target Manipulasi
75 Tenang Sementara
76 Saran
77 Manipulasi Elemen
78 Pecahan Informasi
79 Healing Systems
80 Mencari
81 Sosok Di Balik Angka 46
82 Kunjungan Sahabat
83 Wilayah Tengah
84 Relasi
85 Tangkapan
86 Tertangkap
87 Misi Berburu
88 Desa Awda
89 Strategi Misi
90 Monster Tipuan
91 Ciel Si Penggembala
92 Salah Paham
93 Sandiwara
94 Kecurigaan
95 Kecurigaan II
96 Prasangka
97 Jebakan
98 Jebakan II
99 Rahasia Suara
100 Hipnotis
101 Hipnotis II
102 Eksekusi Rencana
103 Malam Terkutuk
104 Sadar
105 Kembalikan
106 Pengantar Tidur
107 Awal
108 Kebenaran
109 Jebakan
110 Selesai
111 Kejelasan
112 Misi End
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Baru
2
Pendekatan
3
Pendekatan II
4
peraturan Baru
5
Sandiwara
6
Sandiwara II
7
Rasa yang Aneh
8
Luka dan Ego
9
Luka dan Ego II
10
Luka dan Ego III
11
Kabur
12
Kabur II
13
Kabur III
14
Kecewa
15
Marah
16
Marah II
17
Tipuan
18
Padang Rumput
19
Padang Rumput II
20
Rahasia
21
Perubahan
22
Perubahan II
23
Pesuruh
24
Trik Murahan
25
Kembali
26
Buku Sihir
27
Memantau
28
Korp Penjaga
29
Pelatih Baru
30
Pelatih Baru II
31
Keseimbangan
32
Kumpulan Mana
33
Laporan
34
Monster Lain
35
Monster Lain II
36
Monster Lain III
37
Perubahan Fisik
38
Perubahan Fisik II
39
Curiga
40
Senjata Makan Tuan
41
Teknik Rahasia
42
Taman Bunga Mawar
43
Mayat Hidup
44
Kembali
45
Siapa Kau
46
Meridian
47
Istirahat
48
Kota Baru
49
Rahasia Lain
50
Meridian
51
Meridian II
52
Kekuatan Baru
53
Sahabat
54
Pratikum
55
Casting
56
Teknik Baru
57
Bully
58
Level Up
59
Kendali
60
Informasi
61
Kecurigaan
62
pelatih Baru
63
Elemental
64
Elementalist
65
Ikatan Baru
66
Rutinitas
67
Rutinitas II
68
Teknik Penyembuhan
69
Ujian Tengah Semester
70
Lebih Dekat
71
Halusinasi
72
Penghuni Akademi
73
Metode Ekstrim
74
Target Manipulasi
75
Tenang Sementara
76
Saran
77
Manipulasi Elemen
78
Pecahan Informasi
79
Healing Systems
80
Mencari
81
Sosok Di Balik Angka 46
82
Kunjungan Sahabat
83
Wilayah Tengah
84
Relasi
85
Tangkapan
86
Tertangkap
87
Misi Berburu
88
Desa Awda
89
Strategi Misi
90
Monster Tipuan
91
Ciel Si Penggembala
92
Salah Paham
93
Sandiwara
94
Kecurigaan
95
Kecurigaan II
96
Prasangka
97
Jebakan
98
Jebakan II
99
Rahasia Suara
100
Hipnotis
101
Hipnotis II
102
Eksekusi Rencana
103
Malam Terkutuk
104
Sadar
105
Kembalikan
106
Pengantar Tidur
107
Awal
108
Kebenaran
109
Jebakan
110
Selesai
111
Kejelasan
112
Misi End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!