Tahta Tertinggi

Yogi bangun paling awal diantara mereka semua, ia berjalan menuju dapur untuk membuat kopi, ia melihat Fala sedang menikmati rotinya.

Yogi berjalan dan mengambil kopi Fala lalu meminumnya. Fala ingin marah namun melihat itu Yogi, Fala hanya bisa mendengus kesal.

"Buat sendiri dong!" kesal Fala.

"Bayaran gue."

"Makanan siaaaap," ucap bu Tia meletakkan semangkuk ayam kari di meja.

"Siapa?" tanya Yogi.

"Bu Tia."

Yogi hanya mengangguk singkat dan merampas roti yang akan masuk ke dalam mulut Kiara.

"Buat sendiri kenapa sih!"

"Bayaran gue!"

"Tau ah!" Fala melangkah ke dapur.

Satu persatu anak kost sudah duduk di ruang makan.

"Bang Yogi yang masak?" tanya Jeon berbinar.

"Bukan."

"Terus siapa yang masak? Fala udah balik yah?" tanya Vino.

Fala datang dengan segelas kopi dan roti di tangannya. Fala kembali duduk di samping Yogi.

"Selamat pagi cantik," sapa Jimy.

Fala hanya diam dan menikmati rotinya. semua mulai menyapa Fala namun tak di respon sama sekali oleh Fala.

"Makanannya sudah selesai semua. selamat menikmati," ucap bu Tia.

"Ibu gabung aja sini," ucap Fala.

"Gak usah mbak, ibu di dalam aja."

"Kalau gitu gak usah kerja lagi!"

Mendengar itu bu Tia segera duduk. membuat mereka melongo mendengar Fala.

"Bu Tia. kenalin ini bang Jean dan bang Yogi. dia abang saya. dan mereka semua itu sepupu saya," jelas Fala.

Setelah Fala menelpon Jean kemarin, Jean menjelaskan di grup jika mereka bertemu pak Rt dan mengatakan bahawa Jean dan Yogi adalah saudara kandung Fala sedangkan yang lain sepupu Fala.

Mereka semua sepakat kecuali Fala yang memang sudah tertidur saat mendengar omelan Jean kemarin.

"Jadi ini ibu yang masak?" tanya Jeon.

"Iya, tapi resepnya sesuai selera mbak Fala mas."

"Kenapa begitu? ibu tidak bisa memasak?" tanya Jean.

"Bisa mas, tapi biasanya kalau masakan saya nggak sesuai, mbak Fala masak sendiri," jelas bu Tia.

"Pemilih makanan," sindir Vino.

Fala melayangkan tatapan sinisnya pada Vino yang sudah tersenyum lebar kearah Fala.

Setelah rotinya habis Fala beranjak dari sana meninggalkan mereka semua yang masih makan.

"Fala masih pundung?" tanya Jean.

"Kalau gue liat-liat sih masih yah," ucap Rey.

"Tunggu, dia pulang sama siapa?" tanya Jeon.

"Pulang sendiri mungkin," ucap Jay.

"Gak, gak mungkin. gue di ruang tengah sampai tengah malam tapi gak liat dia masuk," ucap Jeon.

Vino yang kebetulan sedang bermain ponsel cukup terkejut saat melihat sosial media.

"Woooooh! kalian harus liat ini!!!" Vino membalikkan ponselnya.

Semua orang terkejut kecuali Yogi. yah, foto itu adalah foto Fala dan Yogi saat di warung nasi goreng.

"Sekalinya full face langsung trending dong. hebat sekali orang yang bujuk lo foto sama fans lo itu," ucap Jean.

"Kerjaan adek lo," ucap Yogi.

"Jadi semalam lo yang bawa Fala pulang?" tanya Jean.

"Hm."

"Kok bisa? gue sama Rey mau jemput di tolak," ucap Jay.

"Yang jemput abangnya gimana sih," sindir Jean.

Yogi menulikan telingannya dan beranjak dari ruang makan. pagi ini ia akan bermain ps sebentar lalu kembali tidur.

Semalam ia tak bisa bermain ps karna mencari keberadaan Fala yang entah dimana.

Berkat panggilannya bersama Jean tadi, Yogi bisa melacak posisi terakhirnya dan menemukan Fala.

...----------------...

Kost yang awalnya hanya menyediakan sarapan kini berganti menjadi 3x sehari semenjak bu Tia sudah bekerja kembali.

Tentu saja anak kost menambah biaya catering, bukan Fala yang mau tapi itu keputusan mereka.

Fala hanya tau terima duit sewa saja. selebihnya dia mengabaikannya.

Fala mengurung diri dikamar seharian membuat mereka mulai merasa bersalah karna menjahili Fala kemarin.

Saat ini mereka semua sedang berkumpul di ruang tengah sambil menunggu Fala keluar dari kamarnya.

Hari mulai sore namun Fala tak kunjung membuka pintu kamarnya.

"Eh, itu anak orang gak bundir kan?" tanya Vino ngasal.

"Diam sebelum mulut lo gue lakban," ucap Jean.

"Emosian banget sih," sinis Vino.

"Gue coba panggil deh." Jeon berjalan menuju kamar Fala.

Jeon mulai mengetuk pintu kamar Fala dengan pelan, tak ada jawaban dari dalam.

"Fala main yuk, ps bang Yogi ganggur tuh," ucap Jeon sambil mengetuk pintu.

Masih tak ada jawaban dari Fala, membuat mereka semua bergabung dengan Jeon.

"Fala keluar," ucap Jean.

"Ayo kita bicara," ucap Rey.

"Gue tf uang sewa lebih kalau lo keluar sekarang," ucap Jay.

"Cantik, kita bicara baik-baik yah," ucap Jimy.

"Oi cil keluar dong," ucap Vino.

"Ibu kost yang cantik dan baik hari kita perlu bicara," ucap Jeon.

Masih tak ada jawaban dari Fala. Yogi menghembuskan napas dan mengetuk pintu Fala.

"Buka," ucap Yogi.

Detik berikutnya pintu terbuka, itu cukup melukai hati mereka semua. mereka full effort bujuk Fala keluar.

Ternyata Fala luluh hanya dengan 1 kata saja!!! sungguh kejam Fala pada mereka.

"Pilih kasih! gak adil! gak bisa gini!" amuk Jeon.

"Paan sih, tantrum," sindir Fala.

Yogi dan Fala berjalan lebih dulu menuju ruang tengah dan di susul yang lain.

Mereka memilih duduk di karpet dari pada sofa yang tersedia disana.

"So?" tanya Fala.

"Gue minta maaf, semua itu ide gue," ucap Jean membuka pembicaraan.

"Itu doang?" tanya Fala tak percaya.

"Maafin kita Fala," ucap mereka serentak.

"Basi! lo semua gak ngehargain gue banget gak! bukan karna gue bontot jadi kalian bisa seenaknya gitu sama gue! gue juga manusia punya hati. kalau emang gak suka gak usah posting di ig dong! yang liat itu banyak tau gak! gue gak perduli sama komentar yang ngatain makanan gue. tapi gue sakit hati sama fans kalian yang ngatain gue yang jelek tau gak!"

Pecah sudah pertahanan Fala. ia menangis sesegukan disana membuat mereka semua semakin merasa bersalah.

Diantara mereka hanya postingan Yogi yang tidak memperlihatkan tempe gosongnya. meskipun caption awalnya sama seperti yang lain.

Tapi Yogi menambahkan caption Rasanya sangat enak jangan lihat tampilannya tapi rasanya. itulah alasan Fala tidak pundung pada Yogi.

"Sudah dong nangisnya, iya gue salah gue minta maaf," ucap Jean tulus.

Fala terus saja menangis. "Ok ok gue kasih apapun asalkan lo maafin kita semua dan stop nangis," tawar Jean.

Mendengar itu kepala Fala kembali tegak dan menghapus air matanya.

"Janji?" tanya Fala.

"Iya janji."

"Apapun?" tanya Fala lagi.

"Iya, sebutin aja lo mau apa," ucap Jean siap mengeluarkan kartunya.

"Gue mau motor bang Yogi," ucap Fala tersenyum lebar.

Mendengar itu sontak Yogi yang sedang terbaring menatap Fala tajam. "GAK!" tolak Yogi mentah-mentah.

"Gue beliin lo motor baru deh gimana?" tanya Jean.

"GAK!" tegas Yogi.

"Ya udah, Fala gue beliin lo motor baru yang sama persis sama Yogi gimana?" tawar Jean.

"Gak mau! pokoknya gue maunya motor bang Yogi titik!" tegas Fala.

"Eh bocil! lo minta motor emang lo bisa? badan pendek gitu mana bisa! beratan motor dari pada lo!" Jean mulai tersulut emosi.

Fala hanya diam dengan raut wajah santainya. itu membuat mereka mulai frustasi menghadapi Fala.

"Kalau gitu pundung aja terus Fal, gak papa sumpah," ucap Jean memutar bola mata malas.

"Lo yang nawarin yah!"

"Kalau minta yang masuk akal dikit lah," ucap Jean.

"Rumah," ucap Fala.

"Ngelunjak emang manusia ini, gue udah berusaha diem tapi nih bocah minta di hujat," ucap Jeon menahan emosi.

"Bisa ," ucap Jean percaya diri.

Fala menaikkan satu alisnya. "Yakin lo mampu?"

"Nikah sama gue! gue mampu beliin lo rumah sebanyak yang lo mau," ucap Jean malas.

"Apa sih bang," ucap Rey.

"Gak gitu konsepnya!" tegas Jimy.

"Ngaco lo," ucap Yogi.

"Gak ada yah bang! Fala masih bocil gitu lo bahas-bahas nikah! awas aja lo!" tegas Vino tak terima.

"Tiket liburan," ucap Fala yang membuat mereka terdiam.

"Ok deal! nanti malam kita bahas, gue udah di tunggu nyokap bye," ucap Jean berlalu pergi.