Dipaksa Menikah Dengan Seorang Gay

Kanaya mengangguk pelan,ingin menolak namun rasanya percuma. mungkin ini sudah menjadi jalan takdirnya.walau belum tahu jalan ceritanya seperti apa, Kanaya memilih untuk mencoba menjalani semuanya dulu.

Marvino senang, akhirnya Kanaya menyetujui permintaannya.dia yakin jika Kanaya dapat merubahnya.

Setelah perbincangan antara mereka selesai. Kanaya kembali ke kamarnya.memilih pergi ke balkon menatap langit yang terlihat gelap tanpa adanya bintang.seperti hatinya yang kini terasa hampa.

"Apakah dia akan menerima ku, sebagai istrinya.... "ucap kanaya lirih.

Keraguan masih menyelimuti hatinya.namun segera dia tepis, berharap keinginan marvino ,bahwa dirinya bisa merubah jati diri keivano .

Di pagi hari, seperti biasa Kanaya dan marvino,melakukan rutinitas sarapan pagi mereka tanpa keivano.

Saat mereka sedang menikmati sarapannya, mata marvino melihat keivano yang baru saja masuk ke dalam rumah dengan keadaan yang kacau.

" Ingat pulang kamu!" Menatap tajam ke arahkeivano.

Seketika langkah kaki keivano terhenti.sementara kanaya tersentak, saat mendengar suara bariton marvino yang terdengar kesal.

Mata kanaya mengikuti arah pandang mata marvino.terlihat lah, pemuda dengan keadaan yang sangat kacau.kini kanaya tahu jika semalam keivano tidak pulang ke rumah.

"Dari mana, kamu?apa kamu balapan lagi?" Marvino belum puas bertanya, karena keivano bersikap acuh.

"Apa yang aku lakukan, bukan urusan papah. urus saja urusan papah sendiri!" Sekilas mata keivano melirik ke arah kanaya.dan dia pun segera pergi ke kamar. tak ingin mendengar ocehan papahnya.

Marvino mengepalkan tangannya dan menghela nafas.dia tidak ingin kanaya melihat dirinya berdebat dengan keivano.

Hari ini kanaya tidak masuk sekolah, karena marvino akan memindahkan kanaya ke sekolah keivano.sehingga kanaya harus menunggu,sampai data-data kepindahannya selesai.

Saat kanaya hendak melangkah menaiki anak tangga, dia berpapasan dengan keivano yang sudah siap akan pergi ke sekolah.

Dengan rambutnya yang masih basah, baju seragam yang di biarkan keluar serta kedua kancing atasnya yang terbuka.sangat terlihat penampilannya seperti seorang bad boy,dapat di pastikan wanita yang melihat kaeivano,akan terpana melihatnya.

Berbeda dengan kanaya,dia hanya mengernyit dahi dan menggelengkan kepala.melihat penampilan keivano yang menurutnya sangat urakan itu.

Tak ada sapaan dari keivano, dia melewati kanaya begitu saja, seakan keberadaan kanaya di matanya tidak ada.

kanaya menghela nafas melihat keivano yang bersikap acuh padanya.

"Papah harap, nanti malam kamu diam di rumah.ada hal yang ingin papah ingin katakan pada mu dan kanaya." Marvino menghampiri keivano yang baru saja turun.

"Aku tak bisa janji. " ucap keivano,segera pergi tanpa memperdulikan marvino.

"Ingat,perjanjian kita,keivano darendra.jika kamu tidak menuruti, perintah papah kamu akan tahu akibatnya...!" Lantang marvino, karena keivano tetap melangkahkan kakinya meninggalkan rumah.

Kanaya yang mendengar kegaduhan di bawah, hanya terdiam mematung. baru kali ini dia melihat sikap papah dan anak itu jauh dari kata harmonis.

keivano, berangkat sekolah menggunakan motor besar kesayangannya, dia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, menumpahkan kekesalan pada marvino yang selalu mengancamnya.

Singkat cerita, waktu malam pun tiba. kanaya dan marvino tengah duduk di ruang tamu di kursi yang saling bersebrangan.tak lama pun,keivano datang masih memakai seragam sekolahnya.

"Duduklah, kei."titah marvino, pada putranya yang baru saja masuk kedalam rumah.

" Aku mau mandi dulu pah." keivano tak menghentikan langkah kakinya.

"Keivano Darendra... duduk!" Marvino mengulang ucapannya dengan nada tegas.

"C...k, sebenarnya apa yang akan papah katakan.cepatlah aku tidak punya banyak waktu! " Mendudukan diri di samping kanaya dengan jarak yang sangat jauh.

Marvino menghela nafas kasar." Papah sudah putuskan, besok kalian akan menikah. tidak ada penolakan atau pun protes, ini sudah menjadi keputusan bersama... jadi,kalian berdua akan segera menjadi suami istri."ucap marvino langsung pada inti pembicaraan.

Keivano dan kanaya sama-sama terkejut,mendengar perkataan marvino.mereka saling pandang namun tak lama keivano dengan cepat memutuskan pandangannya.

"Kenapa mendadak, pah.papah tidak bilang jika pernikahannya secepat ini!" Keivano tak Terima dengan keputusan marvino.

"Papah sudah bilang, lebih cepat lebih baik, kei."

"tapi pah...."

"Tapi apa, kei?papah tidak menerima penolakan. bagaimana pun juga besok kalian akan tetap menikah, titik."

Keivano menggertakkan rahangnya,kini emosinya sudah sampai di ubun-ubun.tanpa berbicara lagi,dia pergi meninggalkan marvino dan kanaya.

"Bagaimana kanaya, apa kamu tidak keberatan? " Menatap kanaya yang sejak dari tadi hanya terdiam.

"a-aku... terserah tuan saja." ucap Kanaya tergagap, menundukkan kepala.

Ingin sekali Kanaya protes seperti keivano, tapi apa boleh buat,dia sadar akan posisinya, jika dirinya hanya wanita yang di beli dari ibu tirinya yang di jadikan sebagai tameng untuk menutupi aib keluarga Darendra.

Keadaan ruang tamu pun sepi. setelah selesai membahas rencana pernikahan.mereka pun pergi ke kamar masing-masing.

Di dalam kamar Kanaya.dia duduk termenung di ranjang. tak terasa air matanya menetes.dia menangis,meratapi nasib kehidupannya yang sangat menyedihkan baginya.

Sementara di dalam kamar keivano,dia berdiri di balkon dengan tangan terkepal kuat.menatap lurus dengan pandangan sulit di artikan.

Pada halnya,kanaya maupun keivano sama-sama sedang merasakan hal yang sama pada hati mereka.

Keesokan harinya.di mansion megah milik keluarga Darendra,terdapat beberapa orang yang hadir untuk menyaksikannya pernikahan kanaya dan keivano.

Tak banyak tamu yang di undang, hanya keluarga inti dan beberapa kerbat dekat marvino yang hadir.karena ini adalah pernikahan rahasia keivano dan kanaya.

Para tamu telah berkumpul bahkan pak penghulu sudah berada di sana

acara pun segera di mulai.kanaya menuruni anak tangga,dengan di bantu pelayanan wanita.

Semua mata tertuju padanya. jantung kanaya berdegup kencang, langkah kakinya gemetar.saat melihat semua orang telah berkumpul untuk menyaksikan pernikahannya dengan keivano.

Mata keivano membulat saat melihat, kanaya yang terlihat begitu cantik,dengan balutan kebaya putih modern,yang sangat pas di tubuhnya, di tambah polesan make-up natural membuat penampilan kanaya cantik sempurna.

"Baik,acara pernikahannya akan segera di mulai, tuan muda keivano silahkan menjabat tangan wali hakim. " Pak penghulu memberi arahan pada keivano.

Keivano mengangguk paham.hanya dengan satu tarikan nafas, keivano berhasil mengucapkan ijab kobul dengan lancar tanpa ada kesalahan.para tamu pun berseru,kini keivano dan kanaya telah sah menjadi pasangan suami istri.

Kanaya menitikkan air mata, entah karena bahagia atau tidak,hatinya sangat sedih.apalagi di momen sakral ini tak ada sosok orang tua, yang seharusnya menyaksikan pernikahannya, membuat hati Kanaya terasa sakit.

Keivano meraih tangan kanaya dan memasangkan cincin di jari manisnya. hal yang sama di lakukan kanaya kepada keivano.

"Baiklah, nona Kanaya sekarang kamu sudah sah menjadi istri tuan muda keivano, maka sekarang cium tangan suaminya." Pak penghulu memberi arahan pada Kanaya.

Kanaya mengangguk,dengan ragu dia meraih tangan kanan keivano dan menciumnya.

DEGH...