NovelToon NovelToon
JANGAN KELUAR MAGRIB

JANGAN KELUAR MAGRIB

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Duda / Tumbal
Popularitas:157.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Desy kirana

Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Sepertinya bukan sekedar teman." goda bapak tersebut dengan senyumnya. Doni menoleh kearah bapak tersebut dan menepuk pundaknya.

"Hanya teman pak." Kata Doni dengan terkekeh.

"Teman hidup maksudmu?" ucap bapak itu lagi. Doni tak menanggapi lagi, ia hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum senang. Ia meng amin kan perkataan bapak itu di dalam hatinya.

"Pak, lihat. Disana seperti ada orang!" Triak salah seorang bapak yang bernama Fatoni ia berjalan paling depan. Mereka semua menatap kearah yang di tuju oleh bapak yang bernama Fatoni.

Mereka melihat ada seseorang yang sedang kesulitan berjalan, sepertinya sedang membopong sesuatu di pundaknya. Mendengar triakan Fatoni, orang berpakaian serba hitam tersebut menurunkan beban di pundak nya dan berlari menuju ke semak-semak yang mengarah ke kantor lurah.

"Hei, Tunggu!" triak pak RT berlari dan diikuti oleh yang lainnya. Mereka berpencar untuk mengepung orang tersebut, dan saat di tempat orang tersebut meletakan barang. Mereka terkejut ketika melihat Nurul sudah tergeletak diatas tanah.

"Astaghfirullah Nurul!" seru suaminya yang bernama Ramdan. Ramdan lantas memeluk tubuh istrinya dan memeriksanya mana kala ada yang terluka.

Maman dan Ramdan menangis terharu akhirnya bisa menemukan Nurul, sedang rombongan Doni pak RT dan lainnya masih memburu orang yang sudah menculik Nurul tadi.

"Sial! Kemana perginya orang itu?" umpat Doni kesal, ia membuang ludahnya dan menendang pohon pisang di depannya.

"Sabar Don, cepat atau lambat kita pasti akan menemukan orang itu, jika tidak sekarang, suatu saat nanti pasti Allah akan memberikan kemudahan untuk kita menemukan orang itu. Lebih baik kita kembali ketempat tadi." ucap pak RT menenangkan Doni, dengan wajah penuh emosi dan dada yang naik turun Doni mengikuti perintah pak RT, mereka semua kembali menuju tempat dimana Nurul di temukan.

"Ya Allah Nurul, apa yang terjadi sama kamu nak." raung pak Maman dengan memeluk tubuh anaknya yang terkulai lemas dan tak sadarkan diri.

"Pak Maman, sebaiknya mbak Nurul di bawa kerumah sakit untuk di periksa." ucap Doni mengusulkan.

"Benar pak, sebaiknya kita bawa Nurul ke rumah sakit. Aku takut terjadi sesuatu terhadap kandungan nya." ucap Ramdan.

"Rumah sakit dari sini sangat jauh Ramdan, hanya ada Pustu yang jaraknya 15 menit dari sini. Sebaiknya kita bawa Nurul ke Pustu saja." ucap Maman.

"Pak Maman benar, lebih baik malam ini Nurul di bawa ke Pustu saja. Besok baru di bawa ke rumah sakit. Kalau begitu aku akan kerumah pak lurah untuk meminjam kunci Van untuk membawa Nurul, kalian bawa Nurul ke kantor lurah sekarang." kata pak RT lalu menarik salah seorang warga untuk menemaninya ke rumah pak lurah.

Nurul di antarkan ke Pustu terdekat oleh pak RT, Ramdan, pak Maman dan salah seorang anak buah pak lurah yang di perintahkan untuk menyetir Van.

Rombongan yang lainnya kembali ke rumah pak Maman untuk melanjutkan tahlil.

"Pak, aku curiga jika Nurul tadi akan di ambil janinnya dan di jadikan tumbal, seperti Seruni dan wanita hamil sebelumnya." Ucap salah seorang bapak saat mereka berada di perjalanan menuju rumah Maman.

"Benar, aku juga berpikir demikian. tega banget orang yang melakukan itu, kenapa bisa Setega itu mengambil secara paksa janin yang masih di dalam kandungan ibunya. Mana ngambilnya sadis lagi, perut ibunya di sayat sayat, hiiiie. Aku bayanginnya kok merinding." Jawab salah seorang bapak. Mereka semua terlibat obrolan mengenai hal-hal tersebut.

Doni dan pak ustadz yang berjalan paling belakang hanya menyimaknya saja. Mereka juga berpikir jika bayi dari para wanita hamil itu di jadikan tumbal oleh seorang yang menganut ilmu hitam.

Saat mereka sedang terlibat obrolan, mereka di kejutkan dengan sesosok yang di sebut kuntilanak, mahluk itu berpakaian putih sebatas lutut dan kaki yang nampak seperti melayang. rambutnya panjang dan berantakan kukunya panjang dan hitam dengan wajah putih pucat dan pupil mata yang putih. sesosok itu melayang mendekati para gerombolan bapak-bapak yang terdiri lebih dari 15 orang. Sosok itu melayang diatas mereka dan tertawa dengan suara yang membuat merinding.

"Baca ayat kursi!" triak pak ustadz memerintah. Mereka semua membaca ayat kursi dengan lantang. Namun bukannya takut, sosok tersebut malah mengikuti bacaan ayat kursi tersebut. Tubuh mereka terasa gemetar karena sepertinya sosok itu tidak takut dengan ayat suci.

"Gimana ini pak ustadz, bukannya kebakaran setannya kok malah ngikutin." ucap salah seorang bapak dengan suara gemetar karena ketakutan.

"Kalau begitu zikir semampu kalian." titah pak ustadz lalu mereka beramai-ramai membaca zikir.

Doni merapalkan mantra di bibirnya, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengusir mahluk tersebut, makhluk tersebut menatap kearah Doni dan berusaha menyerang Doni dengan kuku kukunya yang tajam.

Wajahnya yang semula pucat berubah menjadi hancur dan mata yang keluar dari kelopak nya. sosok tersebut terus menyerang Doni dari berbagai arah. Karena merasa setan tersebut sangat berbeda, Doni mengeluarkan sebilah pisau dari saku belakangnya. Pisau berukuran jari telunjuk dengan logo bintang 6 di kedua sisinya. Doni balik menyerang sosok tersebut namun selalu lolos.

"Pak ustadz, bantu aku dengan menaburkan ini." Doni melemparkan bungkusan plastik putih, yang di dalamnya terdapat garam kasar. Pak ustadz membuka bungkusan tersebut dan menggenggam garam itu. Dengan ancang-ancang ia melemparkan garam tersebut kearah sosok tersebut yang langsung kepanasan. Saat sosok itu sedang menjerit karena kepanasan, Doni menikam pundak sosok tersebut dengan pisaunya. Dan sosok itupun berubah menjadi kepulan asap hitam dan meninggalkan bau daging busuk yang terpanggang.

"Alhamdulillah." seru mereka semua.

Doni duduk lemas diatas tanah karena tenaganya habis melawan mahluk tersebut. Doni sangat heran dengan mahluk itu, yang sama sekali tidak takut dengan ayat suci Alquran dan mantranya.

"Sudah nak, sebaiknya kita ke rumah Maman sekarang." Kata pak ustadz membantu Doni berdiri.

"Iya pak, sebenarnya mahluk apa tadi itu. Kenapa sama sekali tidak takut dengan ayat suci" kata Doni sembari berdiri.

"Entahlah, yang jelas sepertinya mahluk itu adalah kiriman seseorang yang di perintahkan untuk mengacau di kampung ini." jawab pak ustadz menanggapi.

"Itu sosok yang tadi berdiri di depan rumah pak Maman pak ustadz." kata Doni lagi memberi tahukan, karena ia sempat mengintip saat tahlilan tadi.

Mereka semua menoleh kearah Doni. "Apa kamu melihatnya Don?" tanya Fatoni.

Doni mengangguk. "Aku sempat ngintip pak, dan nggak lama Nurul keluar kamar dengan wajah dingin dan datar."

"Nggak salah lagi, setan itu pasti di perintahkan untuk menarik perempuan hamil agar keluar rumah, dan setelah wanita hamil itu keluar dari rumah, tugasnya orang tadi membawa Nurul, untuk membawa wanita hamilnya menuju tempat persembahaanya. Aku semakin yakin kalo wanita-wanita hamil yang bayinya di ambil itu di jadikan tumbal. Dasar manusia iblis, nggak punya hati, bayi belum lahir kok tega-teganya di jadikan tumbal." Umpat Fatoni kesal.

Mereka menyetujui apa yang Fatoni katakan, mana ada manusia yang tega berbuat demikian jika bukan iblis.

.

Keesokan paginya sekitar pukul 5 setelah sholat subuh di mushola, rombongan bapak-bapak tersebut pulang ke rumah mereka masing-masing. begitupun dengan Doni dan pak ustadz. Mereka kembali kerumah pak ustadz Danu.

Saat sampai di depan teras, Doni melihat Lintang sedang menyapu teras.

Doni tersenyum menatap Lintang yang juga menatapnya.

"Kalo emang yakin, mending cepet di halalin. Sebelum di ambil orang, jangan mendekati zina dengan berpacaran, lebih baik langsung datangi orang tuanya." bisik ustadz Danu pelan di telinga Doni. Doni menoleh kearah ustadz Danu dan tersenyum.

"Eeeh, udah pada pulang toh." Ucap umi Fatiah yang baru muncul dari dalam.

Pandangan Doni dan Lintang langsung beralih kearah umi Fatiah.

"Ayo Don, kita masuk dulu. Sekalian sarapan, kamu pasti capek kan semalam berantem sama kuntilanak." ajak pak ustadz sambil menepuk bahu Doni.

mendengar perkataan pak ustadz umi Fatiah dan Lintang langsung terkejut.

"Pak ustadz ini nggak bisa jaga rahasia, kan semalam aku udah bilang buat nggak cerita." jawab Doni dengan kekehan dan berjalan menuju dalam rumah.

Umi Fatiah dan Lintang ikut duduk di sofa ruang tamu menunggu kejelasan cerita dari pak ustadz dan Doni.

"Kamu nggak papa kan Don?" tanya Lintang dengan memindai tubuh Doni.

"Nggak papa lah lihat, tubuhku nggak ada luka sedikitpun. Pak ustadz hanya melebih-lebihkan cerita saja." ucap Doni tersenyum menatap Lintang yang khawatir.

"Ya sudah, sebaiknya sekarang kita sarapan. Umi udah masak sejak subuh tadi."

"Gimana keadaan mu Lasmi umi?" tanya Doni saat mereka sedang sarapan.

"Sudah nggak sekacau semalam kok, sekarang orangnya lagi zikir. Apa semalam Nurul ketemu?" jawab umi Fatiah.

"ketemu kok mi, semalam langsung di bawa ke Pustu pakai Van kelurahan." Jawab ustadz menanggapi.

"Alhamdulillah!" jawab Lintang dan umi Fatiah bersamaan.

.

Sekarang masih pukul 7 pagi, Lintang dan Doni kembali ke rumah bilik milik Doni. Karena menurut cerita Surya ia dan istrinya akan sampai di rumah sekitar pukul 10 siang.

"Lintang, aku izin istirahat dulu ya. Aku ngantuk banget." Ucap Doni saat sampai di dalam rumah.

"Emm." Lintang bergumam seperti hendak mengatakan sesuatu. Tentu saja Doni peka dengan hal demikian, ia mengajak Lintang untuk duduk di kursi bambu dan menatap matanya.

"Ada apa? Katakan saja." tanya Doni serius.

"Aku ingin mandi, bisa nggak kalo kamu tungguin aku mandi di depan pintu kamar mandi, aku takut." Ucap Lintang dengan wajah memohon. mendengar permintaan lintang Doni terkekeh.

"Ini sudah pagi Lintang, Aku kan sudah katakan, jika setan itu bergentayangan saat masuk waktu maghrib sampai sebelum subuh." jawab Doni dengan tertawa.

"Tetap aja aku takut, kau bilang jika hantu itu mengincar gadis perawan kan. Aku takut Doni." kata Lintang dengan kepala tertunduk.

"Baiklah, jangan lama-lama ya. Aku sangat ngantuk sekali," kata Doni lalu berjalan menuju arah belakang."

1
Hamliah Lia
mantap
Zara Rahmi
kok bisa, edannnn
Ajeng Sripungga
Luar biasa
Suci Fatana
apakah pak surya tdk curiga ya..
Ekayadi
ternyata oh ternyata umi fatiah adalah pemain juga udah pro malah
Ekayadi
apakah rumi juga salah satu dri anteknya...
Ekayadi
ternyata benar dugaan ku emang ustadz Danu ...d episode yg membahas org itu sudah mengambil rambut Surya, Doni dan Andre d situ lah hanya ad ustadz danu yg dekat dengan mereka..
arniya
luar biasa kak
arniya
sama Doni aj lintang
arniya
apa pak lurah ya??!
arniya
doni gentle dan tanggung jawab....
arniya
takut tapi penasaran
arniya
pak lurah yang pesugihan??!
Ekayadi
terkuak sudah
Ekayadi
hncur sudah perasaan orang tua mu lintang.. anak nya sibuk d gagahi sedangkan orang tuanya ketakutan
Ekayadi
bapaknya percaya bnget sama anak dan org baru itu... semoga doni gk akan mengecewakan lintang
Ekayadi
Buruk
Ekayadi
semoga aj endingnya andre dan lintang bersama
xylaa.
keren uy/Sweat/
Ekayadi
nah loh dondon ternyata ad udang di balik bakwan kannnn.... aduh lintang kelar dah lu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!