NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 10

"Bagaimana hubunganmu dengan Hansel sekarang?" tanya Hilda saat mereka duduk di kafe langganan, ditemani aroma kopi yang menenangkan.

"Lebih baik," jawab Arumi sambil tersenyum tipis. "Dia sekarang sering mengabari kalau sedang di luar, dan hampir selalu pulang tepat waktu."

Hilda mengangguk pelan. "Semoga dia benar-benar berubah, ya."

Setelah jeda singkat, ia kembali bersuara, kali ini dengan nada lebih ceria. "Oh iya, jadi nggak nih jalan-jalan hari Minggu?"

Mereka memang sudah merencanakan untuk menghabiskan waktu bersama di akhir pekan, sebagai semacam pelepas penat. Arumi mengangguk, mengingat rencana Hansel yang akan pergi ke luar kota untuk urusan bisnis.

"Jadi, kok. Kebetulan Hansel juga ke luar kota hari itu. Aku bisa bebas seharian," jawab Arumi, kali ini dengan senyum yang lebih lepas.

"Maaf ya, kayaknya aku nggak jadi ikut," ujar Nayla tiba-tiba.

"Lho, kenapa? Kok mendadak banget? Kita kan udah janjian," sahut Hilda dengan nada kecewa.

"Ada klien yang minta ketemuan dadakan. Nggak bisa ditinggal, soalnya urgen banget," jelas Nayla, terdengar sedikit menyesal.

Nayla bekerja sebagai wedding organizer. Pekerjaannya memang sering tak terduga, kadang jadwal berubah seketika karena permintaan klien yang mendadak.

"Gimana kalau kita batalin aja? Jalan-jalannya nanti aja, kalau Nayla udah ada waktu luang," usul Arumi, menatap Hilda.

"Ya, udah kalo gitu lain kali aja." Ujar Hilda.

Hilda memiringkan kepala, berpikir sejenak. "Yakin?"

"Iya," jawab Arumi sambil mengangguk pelan.

"Ya udah, kalau gitu... lain kali aja, deh," ujar Hilda akhirnya, meletakkan gelas kopinya ke atas meja.

Namun Nayla langsung menyela, nada suaranya terdengar sungguh-sungguh. "Eh, jangan dong! Kalian berdua jangan bikin aku merasa bersalah."

Arumi tersenyum lemah, menatap kedua sahabatnya secara bergantian. "Tapi kita kan udah rencanain ini bertiga dari awal. Kalau salah satu nggak ikut, rasanya jadi kurang."

Hilda mengangguk, wajahnya setuju. "Iya, nggak seru kalau nggak lengkap. Lagian, kita jarang-jarang bisa kumpul."

Nayla menarik napas, lalu bersandar ke sandaran kursinya. "Aku bener-bener pengen ikut, tapi kerjaanku nggak bisa ditinggal. Klienku hari itu dadakan banget. Tadi pagi dia baru ngabarin, schedule di ubah mendadak."

"Kami ngerti, Nay, kita tunggu kamu punya waktu, baru kita sama-sama pergi," ujar Arumi pelan.

"Makanya itu, kalian tetap aja jalan. Nikmatin aja harinya. Nanti kita bisa ngatur lagi buat ngumpul bertiga. Janji deh."

Arumi dan Hilda saling pandang sejenak. Meskipun rasanya kurang lengkap, tapi mereka tahu Nayla tulus.

Arumi dan Hilda tampak berpikir sebentar, namun, melihat wajah Nayla yang merasa bersalah akhirnya keduanya menurut. Akan pergi tanpa Nayla.

"Iya deh, kita pergi, habis muka kamu udah kayak pemenang lotre yang kertas lotrenya terbang tertiup angin." Ujar Arumi.

Ketiganya akhirnya tertawa bersama, suara mereka berpadu dengan gemericik kopi yang diseduh dan riuh rendah obrolan pengunjung lain.

Di tengah segala kesibukan, perubahan, dan ketidakpastian hidup, ada satu hal yang tetap, persahabatan mereka.

"Bagaimana, sayang? Jadi jalan-jalan sama teman-teman kamu?" tanya Hansel sambil memeluk Arumi dari belakang, dagunya bersandar di bahu istrinya.

"Jadi sih... tapi kayaknya nggak bakal seru," jawab Arumi pelan.

Hansel melepas pelukannya, lalu memutar tubuh Arumi agar menghadapnya. "Kenapa? Ada apa?"

"Nayla nggak bisa ikut," ucap Arumi, menatap mata suaminya.

"Oh ya? Kenapa dia nggak ikut?" tanya Hansel dengan alis sedikit terangkat.

"Kliennya tiba-tiba minta reschedule. Jadi acaranya dimajuin," jelas Arumi, menghela napas sebentar.

"Tadinya aku sama Hilda nggak mau jadi pergi, rencananya mau batalin aja. Tapi setelah lihat wajah Nayla yang kelihatan bersalah banget... ya udah, akhirnya kami tetap pergi berdua. Kasihan juga kalau dia makin kepikiran."

Hansel mengangguk kecil, mengusap lembut punggung Arumi. "Kamu memang selalu pengertian. Tapi ya nggak apa-apa, kadang jalan bareng berdua juga bisa menyenangkan."

Arumi mengangguk pelan, meski wajahnya tak benar-benar menunjukkan antusiasme.

"Tapi... aneh aja rasanya," ucap Arumi pelan. "Biasanya kita selalu pergi bertiga."

Hansel mengangguk, membelai lembut punggung tangan Arumi. "Iya, aku ngerti. Tapi nggak apa-apa, coba aja nikmati waktu berdua sama Hilda. Lagi pula, Hilda kan orangnya seru."

Arumi mengangguk samar, meski senyum di wajahnya masih setengah hati.

"Kadang memang nggak semua rencana bisa berjalan sesuai harapan," lanjut Hansel, mencoba menguatkan. "Tapi bukan berarti momennya jadi sia-sia."

"Iya sih..." Arumi mengangguk kecil, lalu seperti teringat sesuatu. "Oh iya, Hans, kamu nanti berapa hari di luar kota?"

"Lima hari, sayang," jawab Hansel sambil tersenyum.

Arumi spontan mengernyit. "Lama juga, ya."

Hansel meraih tangan istrinya, menggenggam lembut. "Aku juga nggak mau lama-lama. Pisah dari kamu tuh rasanya kayak berabad-abad."

Arumi tersenyum samar, tapi ada kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan. "Tapi kamu beneran kerja kan di sana? Nggak ada yang lain?"

Pertanyaannya terdengar tenang, tapi matanya menatap lekat, seolah ingin memastikan sesuatu yang tak bisa dilihat dari permukaan.

Hansel menatap balik, sedikit terdiam sebelum menjawab, "Iya, kerja. Meeting sama klien dan survey lokasi proyek."

"Sayang, kamu masih curiga dan nggak percaya sama aku?" Tanya Hansel memegang kedua pipi Arumi.

"Maaf, Hans, aku hanya belum bisa sepenuhnya menghilangkan kecurigaan aku ke kamu." Jujur Arumi.

Arumi mengangguk pelan, mencoba percaya. Tapi luka lama yang pernah ditorehkan oleh pengkhianatan Hansel masih meninggalkan bekas, membuat hatinya tak bisa sepenuhnya tenang.

"Aku mengerti," ucap Hansel lembut, ibu jarinya mengusap pelan pipi Arumi. "Dan aku nggak menyalahkan kamu, sayang. Aku tahu ini salahku. Tapi aku janji, aku nggak akan kecewain kamu lagi."

Arumi tak langsung menjawab. Matanya menatap dalam ke arah suaminya, seolah ingin percaya sepenuh hati... tapi hatinya masih rapuh. Ia akhirnya mengangguk pelan, bukan karena sepenuhnya yakin, tapi karena ia ingin mencoba kembali percaya.

Hansel menarik Arumi ke dalam pelukannya. Di sana, Arumi bersandar tanpa kata. Hanya diam. sambil berdoa dalam hati, semoga kali ini, janji itu benar-benar ditepati.

******

Support author dengan like, komen dan subscribe cerita ini ya. biar author semangat up-nya. terima kasih semuanya.

1
kimiatie
buat apa Arumi ikut...pelik juga ini arumi
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻 semangat thor 💪👍
kimiatie
Arumi tidak mabuk hamil lagi??
Woro Wardani
😍
Rosita Tumbelaka
Aq paling benci perselingkuhan... Arumi benar cerai aja itu yg terbaik
Lala lala
aku malah focus sama hilda dan arumi.. bangun tidur langsung nemuin tamu buka pintu apa gak bau busuk nafasnya 🤣
soalnya tdk diceritakan mereka cuci muka dan minum segelas air 🤭
Lala lala
Koq aneh sih author..
tafi soal no hotel yg tdk sesuai..lantai 5 malah no 1209..hrsnya 509 sesuai lantai berapa..
ini skrg hamil telat 1 minggu malah dibilang hamil 2 minggu..biasanya umur kehamilan dihitung bulan terakhir dia dpt haid tgl brp..maka usia kandungan sdh 5 minggu..
coba googling dl jika blm paham..jd tdk rancu membingungkan pembaca..kritik demi kebaikan...
dan soal teat kehamilan kan pake test peck urine ada garis dua, koq sdh bs tau umur kandungan...apakah sdh USG, apa sy terlewat membaca soal Usg ya..
biasa klo saya ke dokter kandungan ditanya2 jika ada tanda telat haid dan mual langsung disuruh periksa Usg utk jmn now..
test urine mah di rumah aja
Lala lala
apaalha mabuk2an tidur sm pria asing..alkkhol itu jelek mbuat yg waras jd gila..yg santun jd bejad.
sembarang lelaki bs nidurin saat mabuk..klo kena penyakit kelamin atau hiv br nyesel..kyk novel ala barat aja nih..
ntar hamil anak ceo pl
Lala lala
sekedar info ya thor..hotel atau lainnya menggunakan nomor sesuai tingkat bangunan..misal 1209 berati kamarnya dilantai 12 no 09 bukan malah lantai 5.
misal lantai 5 hrsnya kamarnya no 509 yaitu lantai 5 ruang no 09
Moh Sultan abdurrahman
bagus ceritanya
Marina Bunga
fix othor blm pengalaman 🤣. kalo udah telat seminggu berarti udah hamil 5 Minggu itu. dihitung dr haid hari pertama terakhir
Marina Bunga
Hilda
Akbar Razaq
sayang sekali Hansel.kesalahan yg pernah kau lakukan bukannya intropeksi diri tp.setan sdh menguasai nafsu serakah dan.ketidaknsabaranmu.Andai kau bs sabar dan sadar
Moh Sultan abdurrahman
Tess
Moh Sultan abdurrahman
tes
🎀fez🎀
semangat thor
Akbar Razaq
Lalu apa.kabar dg mama Lisa yg sombong macam Nayla harusnya dia melihat kehancuran putra kebangganya.
Akbar Razaq
begitulah laki laki dia jg penyulut api tp bila terbakar maka patner yg ia salahkan.
Mora
Strategi yang biasa banget gampang dibaca pihak lawan di dunia bisnis !!
Mora
Banyak novel bagus pemeran utamanya sengsara tapi enak di baca karena penulisannya apik alurnya bagus ga gampang ditebak bab pet bab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!