" Tidakkah kau malu?? Bermain kotor bersama dengan suami orang? Jika aku jadi kau, lebih baik aku mati daripada menjadi simpanan pria beristri. " Sindiran dari Belleza Rodriguez, istri sah Tyreece.
" Kenapa aku harus malu? Suami mu sendiri yang merangkak naik ke atas ranjang ku.. Seharusnya kau sadar diri, tidak mungkin suami mu mencari kepuasan diluar rumah, jika saja kau..... Bisa memuaskannya. " Balas Roseline tidak mau kalah.
Dengan gilanya Roseline menerima begitu saja ajakan seorang pria yang menginginkannya menjadi simpanan setelah Roseline menabrak mobil pria itu. Saking patah hatinya Roseline hingga dirinya bahkan tidak sadar jika suatu hari nanti keputusannya ini akan membawanya pada malapetaka.
Bagaimana nasib Roseline selanjutnya?
Apakah cinta pria itu bisa membawa Roseline menjadi istri sah?
Ataukah selamanya Roseline akan tetap menjadi simpanan pria itu?
Dan bagaimana jika hadir pria lain dalam hubungan gelap Roseline dan pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Kamar anak laki-laki dengan ukuran 5x6 meter persegi, di desain dengan gambar-gambar mobil dan pesawat terbang di bagian dinding yang di cat dengan warna putih gading. Ranjang dengan model panggung berbentuk mobil berwarna merah, dengan meja belajar serta rak buku lengkap di bagian bawahnya. Terdapat sebuah televisi besar berukuran 32", menggantung di dinding kamar tepat menghadap tempat tidur. Sungguh kamar tidur yang mencerminkan betapa tergila-gila nya pemilik kamar dengan mobil dan pesawat terbang.
My Room is My Life, kalimat itulah yang akhirnya membuat Roseline mendesain kamar tidur putra tunggalnya dengan semua hal yang begitu putranya gandrungi. Pesawat terbang dan mobil-mobilan, adalah dua mainan yang begitu disukai oleh Syon. Dimana pun Syon berada, dirinya tidak pernah ketinggalan membawa benda apapun yang memiliki gambar pesawat dan mobil. Semua perlengkapan sekolahnya pun tidak jauh-jauh dari gambar pesawat dan mobil.
Jika sudah seperti ini, bolehkah Roseline berharap jika pria itulah yang merupakan ayah kandung dari putranya. Tapi jika kembali diinget kejadian pahit delapan tahun yang lalu, tentu saja Roseline tidak berani berharap pada sesuatu yang tidak memiliki kepastian. Roseline takut terjatuh kembali, setelah perjuangan panjangnya bangkit setelah terpuruk ketika Syon lahir. Roseline tidak ingin lemah dan hancur disaat dirinyalah satu-satunya yang dimiliki Syon saat ini.
Menemani Syon pillow talk sebelum putranya tidur di setiap malam adalah rutinitas Roseline yang selalu dia lakukan sejak dulu. Tidak pernah absen semalam saja, meski Roseline sakit sekalipun. Syon terlalu pendiam, dan cara satu-satunya mendengar putranya itu bercerita tentang kegiatan setiap harinya hanyalah saat malam tiba. Jelas Roseline tidak ingin ketinggalan tentang hal ini, karena sangat penting baginya mengetahui apa yang dipikirkan oleh putranya dan apa yang putranya alami.
" Apa kau senang hari ini? " Tanya Roseline mengawali pillow talk nya bersama Syon.
" Hm... " Syon mengangguk semangat.
" Apa yang membuat mu senang seperti ini? Pesta kejutan ultah mu, atau karena pertemuan mu dengan nonno dan nonna? Tanya Roseline penasaran.
" Dua-duanya.. " Jawab Syon dengan tatapan mata penuh dengan binar kebahagiaan. Jangan lupakan senyum Syon yang juga menular ke Roseline.
Ah... Senangnya.. Itulah yang kiranya Roseline rasakan saat melihat senyum lebar hingga ke mata milik Syon. Kapan terakhir kali Syon bisa tertawa selebar itu, Roseline bahkan tidak mengingatnya. Sepertinya lama sekali, dan Roseline merindukannya. Dibesarkan oleh orang tua tunggal memaksa Syon dewasa sebelum waktunya. Kadang Roseline merindukan masa-masa dimana Syon belum mengerti tentang pahitnya hidup Roseline.
" Momma.. Apakah benar jika nonno Joaquin dan nonna Noura adalah orang tua kandung momma? " Pertanyaan Syon menyadarkan Roseline yang tengah melamun.
" Ya?? " Roseline terperangah, " Bukan sayang.. Mereka bukan orang tua kandung momma. Mereka orang tua kandung Zio Galen. " Terang Roseline.
" Yang fotonya mommy taruh di dinding ruang tamu itu? " Roseline mengangguk.
" Singkat cerita, momma tidak terlalu dekat dengan orang tua dan saudara kembar momma setelah adik bungsu momma lahir. Dan yang dekat dengan momma adalah keluarga Zio Galen. Karena itu momma memanggil mereka daddy dan mommy. " Syon mangut-mangut.
" Kecewa ya? "
" Sedikit.. Mereka terlihat begitu menyayangi orang yang ada di sekitar mereka. "
" Tentu saja. Karena itu juga, momma selalu merasa jika mereka adalah orang tua kandung momma. Kasih sayang mereka tidak pernah pandang bulu. Terlebih lagi, mereka hanya memiliki satu anak perempuan. Jadi mereka pun memanjakan momma seperti anak mereka sendiri. "
Pembicaraan tentang keluarga dari Roseline terus mengalir begitu saja malam ini. Untuk pertama kalinya Syon merasa begitu penasaran dengan siapa-siapa saja keluarga dari sang momma. Rasa penasaran Syon ini tidak lepas dari ucapan Joaquin tentang banyaknya sepupu Syon di Milan. Membuat Syon yang selama ini sendirian, merasa penasaran dan ingin bertemu dengan semua saudara sepupunya.
Menurut cerita Joaquin, karakter semua sepupu Syon sangatlah menarik. Syon penasaran ingin melihat mereka terutama Jade yang katanya memiliki keterbatasan fisik karena buta sejak lahir. Masih ada Carmel dan Mountain yang namanya sangat unik menurut Syon. Kemudian ada si kembar Lavender dan Violet. Selain itu, Syon sangat penasaran dengan Griffin dan Fayre yang dari cerita Joaquin, Griffin memiliki sifat sama seperti Syon dan dia termasuk anak yang sangat jenius melebihi usianya.
Saking asyiknya membicarakan tentang keluarga de Niels yang berada di benua seberang, tanpa sadar Syon sampai tertidur. Bisa Roseline lihat ada sebuah senyum menghiasi wajah tenang putranya saat tertidur malam ini. Roseline mencium kening Syon lama sekali, sambil bergumam dalam hati jika dia bahagia karena melihat putranya bahkan bisa tersenyum dalam tidurnya. Semoga saja besok, dan seterusnya sang putra akan terus tersenyum seperti hari ini.
Roseline meninggalkan kamar putranya, berjalan ke dapur untuk mengambil minum sebelum masuk ke kamar pribadinya. Namun sosok yang duduk di ruang tamu dalam minimnya cahaya lampu membuat Roseline mengurungkan niatnya ke dapur dan justru berjalan menghampiri sosok yang termenung di ruang tamu menatap kosong ke foto Galen yang sengaja Roseline letakkan di sana demi mengenang pria yang selama ini menjadi orang yang paling Roseline kasihi.
" Mom.. Kenapa belum tidur? " Roseline mengambil duduk di samping Noura.
" Mommy nggak bisa tidur, Rose.. Jadi mommy duduk di sini aja. " Noura menjawab tanpa mengalihkan pandangan matanya dari foto Galen.
" Dimana kamu ambil foto Galen yang ini? Mommy suka sekali melihat bagaimana Galen tersenyum seperti itu. " Ada senyum saat mengatakan kalimat ini, juga air mata yang merembes keluar tanpa diminta.
" Kapan ya?? Waktu pesta pengangkatan Galen menjadi pengganti daddy kalau tidak salah ingat. Ini foto lama sekali mom, ada di galeri ponsel Rose. " Jawab Roseline. Sengaja tidak membahas tentang air mata Noura karena tahu jika apapun yang berhubungan dengan Galen adalah hal paling sensitif untuk Joaquin dan Noura.
" Dia kelihatan tampan sekali dengan senyum itu. " Noura berkomentar.
" Mommy pikir, setelah mengenal daddy dan jatuh cinta padanya, mommy tidak akan pernah mengalami yang namanya jatuh cinta lagi. Tapi begitu melihat Galen saat mommy pulang dari pengobatan saat anak itu berusia lima tahun, mommy langsung jatuh cinta padanya. Lucu kan? Dia putra mommy, tapi mommy benar-benar terjatuh dalam pesona Galen. " Cerita Noura.
" Rose juga begitu, mom.. Siapa sih di keluarga kita yang tidak jatuh hati sama Galen. Bertahun-tahun, Rose dan Lucena bahkan jadi musuh karena Galen. Apalagi si Gege. Dia sampai ngomong ke semua orang kalau andai Galen bukan kembarannya dia bakal jadiin Galen suaminya. " Keduanya terkekeh bersama. Mengingat momen tentang Galen, sedikit mengobati kerinduan mereka pada pria itu.
" Rose.. Mommy sama daddy ingin kamu dan Syon kembali ke Milan bersama dengan kami. " Roseline terkejut. Tak pernah mengira jika Noura akan mengucapkan kalimat yang selama ini jadi momok tersendiri untuk Roseline. ' Kembali ke Milan. '.
" Galen juga nggak akan senang kalau tahu kamu sendirian disini membesarkan Syon. Terlebih, Syon membutuhkan keluarga untuk menutupi sosok ayah yang tidak Syon memiliki. " Noura kembali berujar melihat Roseline masih tidak mau bicara.
" Mommy tidak akan bertanya apa yang terjadi tapi mommy tidak bisa tutup mata dengan keadaan kalian disini. Meski kamu mengatakan semuanya baik-baik saja, tapi kami tahu nyatanya tidak ada yang baik-baik saja disini. Tolong, demi Syon dan masa depannya, kembalilah ke Milan. " Noura mengambil tangan Roseline, menepuk pelan punggung tangan Roseline demi menyalurkan kehangatan di sana.
" Kalau yang kau takutkan adalah Theo dan Vinda, daddy mu sudah berjanji akan menjewer telinga Theo jika dia berani marah pada mu. Apa-apaan dia itu, menghukum anak gadis untuk hidup mandiri di luar sana. Otaknya sudah geser atau apa? Daddy mu selalu marah kalau membahas masalah hukuman mu. " Adu Noura.
Roseline terkekeh mendengar penuturan Noura. Selalu seperti ini sejak dulu kala, dimana Galen dan kedua orang tuanya akan menjadi garda terdepan untuk Roseline ketika dirinya dimarahi oleh kedua orang tuanya sendiri. Yang jadi masalahnya disini, di satu sisi Roseline tidak ingin membuat kecewa kedua orang yang telah banyak memberikan apa yang selama ini dibutuhkan Roseline tapi dirinya juga tidak memiliki keberanian untuk kembali ke tempat dimana semua mimpi buruk Roseline berawal.
Belum memberi jawaban, Roseline hanya tersenyum menanggapi permintaan Noura. Roseline perlu memikirkan semuanya dengan matang dan lebih dari itu Roseline harus bertanya pada Syon. Apakah putranya itu mau pindah ke Milan atau memilih tinggal di tempat ini. Apapun nanti keinginan Syon, sebisa mungkin Roseline akan mengabulkannya meski pada akhirnya Roseline harus menghadapi mimpi buruk nya sekali lagi.
