Ami terlahir dari keluarga yang miskin,diam - diam mencintai Wisnu kakak dari sahabatnya yang sudah mempunyai istri.
Gayung bersambut terjadilah hubungan terlarang di antara Ami dan Wisnu. Hubungan terlarang itu berantakan saat hubungan itu terbongkar.
Ami terpaksa mengalah dan memilih pergi menjauh. Awalnya ia tidak tahu jika di dalam rahimnya ada benih Wisnu yang telah tumbuh disana.
Beberapa tahun kemudian Ami kembali ke kota kelahirannya dengan membawa seorang anak laki - laki yang berwajah tampan. Wajah itu membuat semua orang mengira - ngira siapa ayah dari anak tersebut.
Apakah Ami akan mengakui bahwa anak laki - laki itu adalah benih yang pernah wisnu tinggalkan dulu dirahimnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Habis dzuhur hujan baru reda. Mereka segera meninggalkan tempat itu menuju sebuah pemandian air panas di sebuah resort.
Wisnu memilih pemandian yang privat,agar merka berdua merasa nyaman tidak ada gangguan dari orang lain.
Ami menganti bajunya dengan baju renang yang tadi mereka beli. Wisnu dibuat takjub dengan pemandangan di depan ya. Ami terlihat begitu sempurna dengan balutan baju renang bewarna hitam yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih.
Wisnu menelan ludahnya melihat sembulan payudara di belahan dadanya. Walau tak sebesar milik istrinya tapi sukses membuat sesuatu yang dibawah mengeras.
Wisnu segera turun kedalam kolam untuk menyembunyikan bagian tubuhnya yang terlihat sesak didalam air. Mereka berenang berdua, sesekali terdengar tawa saat keduanya ada yang iseng.
Karna lelah Ami memilih duduk di pinggir kolam sambil meminum segelas air hangat yang sudah tersedia.
Matanya memperhatikan Wisnu yang masih berenang tanpa berkedip dengan tubuh atletis nyaris sempurna membaut pikiran Ami melalang buana entah kemana.
Wisnu berenang kearah Ami, ia merapatkan tubuhnya diantara dua kaki Ami. Ia lantas meminum minuman Ami padahal sudah ada minuman untuk dirinya sendiri,tapi entah mengapa meminum minuman Ami terasa lebih nikmat.
"Mau berenang lagi ga?" Wisnu kembalikan badanya mengahadap Ami.
"Masih capek,mas." jawab Ami.
"Payah,masa segitu aja udah capek." ledek Wisnu.
Karna merasa kedinginan Ami kembali turun kedalam kolam,sehingga tubuh Ami dan Wisnu jadi berdekatan. Rasa hangat menjalar saat sebuah tangan kokoh kerongkongan Ami. Tangan itu jelas saja itu tangan Wisnu.
Ami merasa terhipnotis dan tidak menolak saat Wisnu membimbing tangannya memeluk leher Wisnu. Wisnu merengkuh tubuh Ami merapat ke tubuhnya, Ami merasakan sesuatu yang menonjol dibawah sana menekan kearah miliknya dan membuatnya panas dingin.
Ami jelas saja gugup karna ini adalah pengalaman pertama bagi dirinya. Jantung Ami berdebar sangat kencang saat Wisnu mendorong tubuhnya mentok pada dinding kolam renang. Perlahan wajah Wisnu semakin dekat dan tak lama Ami merasakan benda kenyal mengulum lembut bibirnya.
Ami mempererat pelukan pada leher Wisnu,tubuhnya gemetar. Wisnu membuatnya terengah - rengah saat bibirnya di kulum Wisnu dengan rakus. Wisnu merasa candu dengan bibir manis Ami. Ciuman mereka semakin panas tangan Wisnu meremas bokong Ami yang terasa empu.
Tak mau bablas, Wisnu melepas pangutan bibir mereka. Ami merah malu dan menyembunyikan wajahnya di leher Wisnu.
"Sudah sore, sebaiknya kita pulang sekarang atau kita nginap aja kali ya."ajak Wisnu.
"Jangan,mas. lebih baik kita pulang aja sekarang." ujar Ami yang tidak mau dicap gadis murahan mau - mau aja diajak menginap oleh suami orang.
Mereka segera keluar dari kolam dan bersih - bersih. Lalu memakai pakaian mereka kembali. Wisnu kembali melumat bibir Ami sebelum mereka pulang kembali ke jakarta. Bibir Ami terasa sedikit bengakak.
Selama dalam perjalanan tangan Wisnu sebelah menggenggam tangan Ami. Rasanya tak rela waktu cepat berlalu. Ingin rasanya waktu berjalan lambat.
Walau belum ada komitmen diantar mereka tapi mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta.
Wisnu sesekali menciumi punggung tangan Ami, membuat Ami tersipu malu. Mereka sesekali tertawa saat bercerita. Senyum selalu terbit di sudut bibi Ami maupun Wisnu. Perjalan terasa singkat bagi mereka,tau tau sudah sampai saja di rumah Ami. Rasanya Wisnu dan Ami sama - sama tidak rela berpisah.
"
kasian si raja kalau Ami SM Wisnu g bersatu....