Gadis Hacker Milik Ceo

Di sebuah Perusahaan XXX tempat dimana Alex mengabdikan diri sebagai sekertaris sekaligus tangan kanan Enzo terlihat sangat damai pagi ini. Alex bernafas lega karena sepertinya adu pertempuran antara laki-laki mesum dan kucing liar tidak akan mungkin terjadi lagi, sebab tidak ada pertemuan diluar kantor lagi untuk mereka berdua. Cukup dua kali saja mereka bertengkar bagaikan anjing dan kucing, jangan ada yang ketiga begitulah yang ada dipikiran Alex untuk saat ini.

Begitu juga dengan Sofia yang berusaha untuk menghindar dari bertatap muka dengan Enzo, Sofia tidak ingin moodnya hancur hanya karena Enzo yang menyebalkan itu. Bahkan tugasnya pagi ini juga sama menyebalkan seperti Ceonya, Sofia dan Leni ditugaskan untuk membuat undangan pada anak cabang mereka. Anehnya baru kali ini mereka harus membuat undangan secara cetak dan mengirimkannya lewat kantor pos, padahal biasanya mereka selalu mengirim lewat email karena anak cabang mereka tidak hanya di pulau jawa saja.

“ Mbak tinta printnya habis, aku minta ke bagian admin dulu ya “ ucapan Sofia langsung disetujui oleh Leni.

Sofia menuju kelantai dua untuk meminta tinta print pada bagian admin, setelah dia menerima tinta tersebut. Sofia bergegas untuk kembali karena dia juga harus segera kekantor pos mengirim surat undangan mereka. Namun baru beberapa langkah Sofia menjauh dari tempat Admin, Alex memanggil Sofia hingga membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

“ Ada apa? “ tanya Sofia yang menoleh ke Alex dengan penuh tanda tanya.

“ Coba kamu cek dulu isi tintanya bagus tidak, aku tadi habis ambil tapi warnanya tidak hitam pekat melainkan agak kecoklatan. Nih lihat “ Alex memperlihatkan isi tinta yang dia bawa. Sofia lalu membuka tinta miliknya untuk memastikan apakah yang dia dapat juga sama seperti milik Alex. Entah angin apa yang lewat barusan? Seseorang menyenggol lengan Sofia yang memegang tinta hingga tumpah menyiram tubuh depannya. Sontak saja Sofia reflek dan menoleh pada orang yang telah menyenggolnya tadi yang tak lain adalah Enzo. Terlihat Enzo sedang melakukan panggilan telefon hingga tidak menyadari bahwa dia telah membuat baju Sofia kotor, bahkan Enzo terus berjalan tanpa menghiraukan sekelilingnya.

“ Pak Enzo laki-laki mesum “ teriak Sofia dengan keras hingga membuat semua orang yang berada dilantai dua menghentikan aktivitasnya, mereka mengintip ke sumber suara untuk melihat apa yang sedang terjadi. Enzo yang merasa disebut namanya berhenti dan mengakhiri panggilan telefon, siapa yang telah berani mencemari nama baiknya? Itulah yang ada dipikiran Enzo. Enzo membalikkan badan untuk melihat siapa yang telah begitu kurang ajar padanya, terlihat Sofia dengan wajah marahnya dan baju yang dipenuhi dengan tinta. Enzo bertanya-tanya

“ Apa yang sedang terjadi dengan gadis itu? “

Sofia dengan geram berjalan menghampiri Enzo yang masih diam mematung, tanpa rasa takut sedikitpun Sofia melemparkan isi tinta yang dibawanya ke pada Enzo. Enzo yang mendapat serangan dadakan terkejut melihat baju dan jasnya penuh tinta. Semua orang yang mengintip terbelalak tidak percaya dengan keberanian Sofia barusan, sedangkan itu Alex lemas seketika melihat adegan tepat didepan mata. “ Sepertinya lelaki mesum dan kucing liar mulai lagi “ batin Alex yang mulai meratapi nasibnya.

“ Apa kamu sudah tidak waras? “ wajah datar tanpa ekspresi tapi tetap menunjukkan aura kemarahan

bagi yang melihat.

“ Bapak lebih tidak waras lagi karena telah mengotori baju saya dengan seenak jidat lalu pergi begitu saja tanpa dosa “ sungut Sofia dengan menggebu-gebu, dia sudah tidak tahan lagi dengan sikap bosnya yang suka seenaknya sendiri. Enzo yang mendapat amarah dari Sofia malah tertawa renyah melihat wajah kesal kucing liarnya, Enzo berjalan mendekati Sofia tapi sebaliknya Sofia terus berjalan mundur hingga membentur tembok. Pletak Enzo menyentil dahi Sofia agak keras hingga meninggalkan tanda merah di sana, Sofia yang merasa kesakitan langsung mengelus-elus dahinya. Setelah itu Enzo pergi dari hadapan Sofia dengan tersenyum tipis hingga orang yang melihat tidak tahu bahwa Enzo sedang tersenyum. Sofia juga bergegas pergi dengan menyambar tinta milik Alex begitu saja karena dia sudah terlalu malu untuk menampakkan muka di sana.

Sedangkan Alex melongo tidak percaya dengan apa yang dilihatnya “ Ini beneran? Mereka tidak jadi bertengkar? Syukur Alhamdulilah Ya Allah engkau telah menyelamatkan nyawaku “ teriak Alex girang hingga membuat semua orang yang ada di sana dipenuhi tanda tanya “ Apakah Pak Alex sakit? “ itulah yang ada dipikiran setiap orang melihat Alex yang bersorak sambil bergoyang sana sini.

Sofia kembali kemeja Resepsionis dengan perasaan yang sangat kesal, bahkan dia meletakkan isi tinta yang dibawanya dengan keras hingga membuat Leni terkejut. Tapi lebih terkejut lagi saat melihat Sofia kembali dengan baju yang penuh dengan tinta.

“ Ada apa ini Sof? “ tanya Leni bingung, baru berapa menit dia keatas kenapa saat kembali sudah berantakan begini? Itulah yang ada dipikiran Leni.

“ Nanti saja ceritanya mbak, bisa minta tolong ambilkan bajuku didalam tas? “ Sofia memohon pada Leni karena dia tidak mau mengotori tasnya dengan tinta. Leni bergegas mengambilkan baju dan menyerahkan pada Sofia. Dalam hitungan detik Sofia telah hilang dari pandangan Leni.

Tak lama kemudian Sofia kembali dengan baju yang sudah bersih dan wajah yang masih basah, Sofia sengaja tidak mengelap wajahnya agar lebih segar. Setibanya dimeja resepsionis Sofia disambut dengan tatapan intimidasi dari Leni.

“ Jangan terus melihatku seperti itu, aku akan cerita “ Sofia tertawa saat melihat wajah serius dari Leni. Sofia menceritakan kejadian dilantai dua dari awal hingga akhir membuat mata Leni membulat tidak percaya.

“ Bagaimana bisa kamu bersikap seperti itu pada Ceo kita? Bisa dipecat kamu nanti “ Leni mulai khawatir karena Sofia hidup sebatang kara tanpa ada keluarga yang menjaganya, jika sampai dipecat bagaimana dengan nasib Sofia nanti.

“ Tidak perlu menunggu dia memecatku, sekarang juga aku akan buat surat pengunduran diri “ ucap Sofia yang membuat Leni semakin terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya.

“ Lebih baik jangan gegabah Sof, minta maaflah pada Pak Enzo. Bagaimana dengan hidupmu nanti jika kamu tidak bekerja? “ kekhawatiran Leni semakin menjadi. Tapi yang dikhawatirkan malah tertawa renyah tanpa dosa sama sekali.

“ Mbak kira gara-gara masalah ini aku mengundurkan diri? “ kalimat Sofia menggantung membuat dahi Leni mengkerut.

“ Aku mau kembali ke kampung mbak, dipikir-pikir lebih baik tinggal dikampung menjaga rumah peninggalan orang tuaku “ Sofia berbohong, sebenarnya dia sudah tidak tahan lagi dengan sikap Enzo yang terus mencari gara-gara dengannya.

“ Baiklah jika itu keputusanmu, aku hanya bisa mendo’akan yang terbaik untukmu “  Leni lalu memeluk Sofia dengan hangat, sebenarnya Leni tidak mau jika harus berpisah dari Sofia. Tapi mau bagaimana lagi? Itu sudah menjadi keputusan Sofia jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah season sedih-sedihnya selesai Sofia bergegas menulis surat pengunduran dirinya dan akan dititipkan pada Leni, Sofia juga berpesan agar Leni menyerahkan surat pengunduran dirinya besok saja agar Pak Enzo tidak menghentikan Sofia nanti. Leni menurut saja karena jika dilihat dari situasi hari ini Pak Enzo pasti tidak akan melepaskan Sofia dengan mudah.