Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
Sifa sudah selesai makan bekalnya dan sesekali melirik ke arah shani.
'Hebat banget sih kamu,' puji Sifa pada Shani yang tengah tidur.
Sifa ingin membangunkan Shani tapi takut karena menurut Sifa Shani itu menyeramkan.
Tapi kerena sudah janji Sifa akhirnya membangunkan Shani.
"Hey, bangun aku sudah menghabiskan makanannya," ucap Sifa sambil menggoyangkan tubuh Shani.
Shani perlahan membuka matanya dan menoleh ke samping.
"Sudah habis?" tanya Shani.
"Iya sudah habis," sahut Sifa tampak kikuk.
Shani kemudian bangun lalu memeriksa ponselnya dan mengirim pesan pada Arga.
”Cari tau tentang Aevan Arsenio sampai tuntas,” kirim Shani. Lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.
♥️DIRUANG PRIBADI THE BOYS♥️
Aevan hanya menahan sakit ditangannya tapi dia juga tersenyum dan penasaran dengan Shani.
"Boy cari tau tentang anak baru tadi," titah Aevan.
"Tumben kamu mau cari tau seseorang," sahut Boy heran.
"Kamu sebaiknya tidak usah banyak tanya cepetan cari sana," kata Aevan lagi.
"Iya, iya."
Boy mengambil laptopnya dan membuka data pribadi Shani Miziana.
Klik...
Tidak ada data yang ditemukan, Boy berulang kali meretas tapi hasilnya nihil.
"Gimana?" tanya Aevan.
"Kosong Van gak ada yang terdeteksi," sahut Boy.
"Masa sih,"
"Iya aku serius,"
"Coba sini aku cari," kata Aevan mengambil laptop dari tangan Boy.
Klik...
Benar apa yang dikatakan Boy, data pribadi Shani Miziana kosong.
"Akhh..." kesal Aevan dan itu jelas dilihat oleh Bima yang sebenarnya menyukai tindakan Shani secara langsung.
"Kamu suka Shani Van?" tanya Bima tiba-tiba.
"Ngaco kamu ngapain aku suka sama dia," sahut Aevan sinis.
'Aku menyukai sikapnya Bim," lanjut Bima dalam hatinya.
"Lah terus ngapain dong kamu cari datanya dia."
"Ya terserah aku dong emang kamu mau protes."
"Oh tentu karena kita The Boys jadi harus tau apa yang akan dilakukan anggotanya."
"Kamu...kamu ko belain anak baru itu kamu suka sama dia?"
"Kalau iya emangnya kenapa? eh sorri yah aku bukan kamu yang punya gengsi setinggi langit dan sorry juga aku gak munafik Shani emang cewe idaman buat laki-laki," sahut Bima dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.
"Maksudnya apa nih!" sahut Aevan langsung tersulut emosi dan mencengkram kerah baju Bima.
Boy yang merasa suasananya tidak baik langsung melerai keduanya.
"Apaan sih kalian," lerai Boy sambil menatap mereka berdua.
"Tau nih temen kamu!" hardik Aevan.
"Ko aku kamulah!" sahut Bima tidak terima disalahkan begitu saja sama Aevan.
"Sudah, sudah!" untuk pertama kalinya Boy berteriak depan mereka.
"Au ah males," ucap Aevan lalu keluar dari ruangan TB.
"Van," panggil Boy.
"Udahlah Boy gak usah pedulikan anak egois macam dia," sahut Bima dengan kesal.
"Tapi Bim-"
"Udah!" bentak Bima lalu pergi juga meninggalkan Boy sendirian di ruangan.
♥️DIRUANG PRIBADI THE ANGEL♥️
Gea kesal dan mengamuk karena ini pertama kali dirinya malu.
"Akhhhh...sialan anak baru itu!" teriak Gea sambil mengacak rambutnya.
"Kamu benar Ge kita harus bikin pelajaran sama anak baru itu," sahut Fini.
Julia hanya diam sebab dia juga takut berhadapan dengan Shani atau pun kedua temannya ini.
"Iya Fin kita memang harus kasih dia pelajaran apa kamu kenal sama orang jahat?" tanya Gea.
"Tunggu bentar kebetulan Abang aku King Mafia jadi kita bisa minta bantuan sama Abang aku," sahut Fini lalu mengambil ponselnya.
"Benarkah?"
"Iya ini aku mau nelpon,"
Drrrt...
Drrrt...
“Hallo Bang Finni boleh minta bantuan gak Bang?“ tanya Finni dalam telponnya.
“Bantuan apa,“ sahut Abangnya Finni.
“Bantuin kita buat hajar seseorang nanti Finni sama temen-temen tunjuk orangnya," kata Finni lagi.
“Ya sudah sebaiknya habis pulang sekolah temui Abang di markas,“ sahut Abangnya Fini lagi.
“Iya makasih Bang Fathar,“ kata Finni lagi lalu mematikan ponselnya.
Tut...
"Gimana?" tanya Gea.
"Beres nanti habis pulang sekolah kita temui Abang Fathar," sahut Finni menunjukkan jempolnya.
"Kalian serius mau nyelakain Shani," kata Julia tiba-tinba.
Gea dan Finni menoleh bersamaan melihat Julia dan mengerutkan keningnya.
"Iya kenapa emang Jul kamu takut," tanya Finni.
"I-iya," angguk Julia dengan pelan.
"Haish dasar penakut," ejek Gea.
Kring...
Kring...
Suara bel masuk sekolah sudah dibunyikan saatnya murid Arizaya High Schol belajar yang kedua.
Bu Sita sedang bersiap masuk ke kelas untuk mengajar akan tetapi kepala sekolah memanggilnya.
"Bu Sita," panggil kepala sekolah.
"Iya ada apa Pak Herman," sahut Bu Sita.
"Dalam kelas Bu Sita ada murid bernama Shani apapun yang dilakukan Shani jangan dimarahi ya Bu," pinta Pak Herman.
"Emang kenapa pak," kata Bu Sita bingung.
"Shani itu anak keluarga William dan Ibu tau sendiri kan keluarga William seperti apa di media terutama Tuan Regan," sahut Pak Herman.
"I-iya Pak," kata Bu Sita terbata-bata.
"Keluarga Arizaya dan yang lainnya tidak ada apa-apanya dibandingkan keluarga William bahkan sekolah ini keluarga William lah donator utamanya," sambung Pak Herman lagi.
"Iya Pak saya mengerti," sahut Bu Sita.
"Ya sudah silahkan Ibu mengajar hanya itu yang ingin saya sampaikan," kata Pak Herman.
Bu Sita mengangguk lalu pergi ingin ke kelas, di jalan Bu Sita tiba-tiba tersandung.
Kret...
"Aww," ringis Bu Sita ketika bukunya jatuh sedangkan anak murid lainnya langsung pergi.
Shani yang melihat Bu Sita jatuh langsung membantunya dan Sifa yang melihat juga ikut membantunya.
"Ini," kata Shani menyerahkan buku yang jatuh tadi.
"Terima kasih kamu..."
"Shani," sahut Shani.
"Ah iya emm...kamu mau masuk kelas Sifa juga yah," kata Bu Sita.
"Iya Bu," sahut Sifa.
"Ya sudah masuk gih nanti ketinggalan pelajaran," kata Bu Sita dengan lembut.
"Iya Bu, eee...Shani aku masuk ke kelas dulu yahh makasih yah makanannya tadi enak," kata Sifa lalu pergi.
Shani hanya diam dan Bu Sita langsung mengajak Shani masuk ke kelas.
"Ehem, masuk kelas yuk Shan," ajak Bu Sita.
Shani langsung berjalan tanpa menjawab Bu Sita dan itu berhasil menciptakan aura dingin disekitar Sita.
'Astaga aku punya murid kulkas berjalan bisa susah ini,' batin Bu Sita.
Saat Shani dan Bu Sita masuk kelas bersamaan membuat murid lain berbisik dan itu tidak lepas dari lirikan Shani.
Sedangkan Aevan yang melihat Shani hanya diam tapi matanya terus mengikuti kemana Shani pergi dan duduk.
Bima menatap sinis kepada Aevan yang sangat gengsian.
'Aku tahu kamu suka Shani Van,' batin Bima.
'Wajar aja sih Bima sama Aevan berantem wong Shani cantik banget,' kata Boy dalam hatinya.
Bu Shani meletakkan bukunya di meja lalu duduk dan mengabsen satu persatu muridnya.
"Ok anak-anak kita mulai belajarnya yahh," kata Bu Sita.
"Iya Bu," sahut murid lainnya dan mengeluarkan buku kimia mereka.
***
DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE DAN KOMEN KALIAN DAN JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR.
Https://instagram.com/sri01072000?igshid\=ZGUzMzM3NWJiOQ\=\=
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..