Gerry Brandon Rios, pria yang saat ini kembali untuk melihat kondisi istrinya, tidak menyangka istrinya itu seakan ingin mencari cara untuk menggagalkan dirinya hamil. 'Sepertinya, aku harus melakukan percobaan kedua.' Ia pun membawa Chia ke hotel kembali. Padahal, baru seminggu berlalu, keduanya malam ini kembali beradu cinta. Ia membutuhkan anak segera mungkin untuk menyelamatkan hidupnya yang sedang dipertaruhkan.
Dinikahi, diperkosa, hamil, melahirkan. Semua itu dilalui Chia sendirian setelah diculik di malam kelulusannya. Proses nikah yang dirasakan tidak begitu jelas karena dipaksa memakai penutup kepala. Wajah suami dan identitas ayah dari benih yang Chia kandung sembilan bulan pun tidak tercetak dalam memorinya. Setelah melalui malam pertama, suaminya hilang meninggalkannya. Namun lima tahun berlalu, dia datang menagih benihnya. Siapa sangka, benihnya terlahir kembar jenius. Namun salah satunya amat membenci sang ayah yang begitu tega mempermainkan wanita, Gerry Brandon Rios.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. BAB 8 II Panggil Ibumu
"Kakak, ayo cepat! Kita tidak boleh kehilangan dia." Dengan kedua kaki kecilnya, Gempi terus berlari ke arah jalan yang dilewati Gerry. Dua anak kembar Chia itu sudah menyelesaikan pertunjukkannya dan kini mengejar Gerry dan Aletta.
"Gempi, jangan lari - lari, aku tidak sepertimu yang bisa lari maraton." Gema yang ditarik sudah ngos-ngosan mengikuti langkah Gempi yang cepat.
"Gempi, berhenti. Kita bisa terjatuh." Gema memekik, namun Gempi sudah tidak sabar ingin tahu kemana Gerry berada.
"Ayo kembali ke Mama dulu," ucap Gema dan tiba - tiba ….
Duakkh!
Kedua anak itu terdorong ke belakang setelah Gempi berbelok lalu menabrak seseorang. Gema pun terduduk di lantai dan menahan adiknya yang mau menindihnya.
"Aduh, Gempi, apa yang ku katakan itu benar, kamu bisa membuat kita terjatuh." Gema mendecit. Ia dan Gempi pun terdiam melihat di depan mereka ada bocah laki - laki chubby yang juga ikut tersungkur.
"Aihhh, apa yang kalian kejar sampai tidak melihat ku?" tanya bocah itu mengelus pantatnya. Mendesah kesal lalu melihat Gema dan Gempi.
"Ehh, sini aku bantu berdiri," ujar Gempi menawarkan tangannya.
PLak!
Tangan kecilnya ditampar oleh bocah gendut itu membuat Gema sedikit geram.
"Tidak usah membantuku." Walau ditolak, bocah itu tidak bisa berdiri saking gendutnya. "Pftt, sombong tapi sayang —" ucap Gema ingin menertawainya namun terperangah melihat Gempi membantu bocah itu.
"Jangan malu - malu, sini biar Gempi bantu berdiri." Bocah itu tetap tidak mau menerima uluran tangan Gempi, namun melihat Gema yang kembali ingin menertawainya, ia tidak punya pilihan selain membuang harga dirinya.
"Terima kasih," ucap bocah gendut itu ketus.
"Sama - sama," balas Gempi tersenyum. Sedikit membuat bocah itu berpaling tersipu melihat keimutan Gempi.
"Hei, jangan dekat - dekat adikku." Gema berdiri di antara mereka, menghalangi pandangan bocah gendut itu. Namun Gempi mendorong sedikit Gema dan berdiri begitu dekat dengan bocah itu.
"Hai, nama kamu siapa?" tanya Gempi. Bocah itupun antara gengsi dan malu, ia pun menjawab, "Samuel."
"Namaku Samuel, kalau kamu siapa?" balas Samuel bertanya.
"Aku Gempi, ini saudara kembar aku, namanya Gema. Senang bisa berkenalan denganmu, Samuel." Gempi mengulurkan tangannya lagi.
"Senang juga bisa —"
PLak!
Kali ini Gema yang menampar tangan Samuel. "Jangan pegang - pegang adikku." Tatap Gema menunjukkan raut wajah tidak suka. Memang tidak jauh dari sikap ayahnya yang suka risih melihat orang lain menyentuh miliknya.
"Ihhh, kakak! Jangan begitu dong sama teman Gempi," celetuk Gempi menarik kuping Gema. Samuel yang melihat keduanya tampak lucu pun menahan tawa. Seperti tidak ada bedanya dengan kedua adik sepupu kembarnya yang ulang tahun malam ini.
"Teman? Sejak kapan kamu anggap dia teman?" Tunjuk Gema pada Samuel. "Sejak tadi, hehehe…." Gempi tertawa geli melihat ekspresi Gema yang lucu.
Tiba - tiba keduanya tersadar harus mengejar Gerry, namun sekali lagi Gema dan Gempi menabrak seseorang. Tapi kali ini keduanya tidak terjatuh karena orang tinggi itu menahan pundaknya.
"Hai, tolong jangan lari - lari di sini," tegur orang itu membuat Gema dan Gempi mendongak. Namun secepatnya Gema berpaling muka, tidak seperti Gempi yang melebarkan senyumannya.
"Hai, Om! Kita bertemu lagi," ujar Gempi pada Gerry yang datang mencari Samuel. Kedua anak kembar Chia itu pun berdiri normal, sedangkan Gerry berdiri di dekat Samuel, bocah gendut yang kabur ingin memakan semua kue - kue yang ada malam ini. Jika tidak dihentikan, bisa - bisa berat badannya akan bertambah berkali lipat lagi.
"Apa yang kalian berdua lakukan di sini?" tanya Gerry pada tiga anak itu. Menatap satu - satu mereka kecuali Gema yang menurunkan sedikit topinya supaya tidak diperhatikan Gerry, namun pria itu mengernyit heran melihat Gema yang bertingkah mencurigakan.
Saat Gempi mau menjawab, tiba - tiba Gerry menerima panggilan. Pada saat inilah, Gema memperhatikan keseluruhan Gerry. Dari wajah, karakter, dan postur tubuh yang nyaris perfect, hanya saja warna kulit Gerry yang tidak sesuai ekspektasinya dan tidak sepertinya, hanya wajah dan mata yang sama, sedangkan Gempi, menurutnya, Gerry adalah sosok pria yang gagah dan kokoh, seperti warna kulitnya yang berhasil memikat kedua matanya. Pokoknya seperti ayah idaman yang sangat diandalkan.
"Baik, akan saya bawa mereka. Mumpung juga saya bertemu mereka di sini," ucap Gerry dalam panggilannya kemudian menyudahinya.
"Hai, bisakah kalian memanggil Ibumu? Atau ayahmu?" tanya Gerry pada Gema dan Gempi.
"Kenapa, Om?" tanya Samuel.
"Pamanmu ingin memberi sesuatu pada mereka, jadi untuk menerimanya, pamanmu memerlukan orang tua mereka yang datang menemuinya," jawab Gerry.
"Kenapa kita diberi sesuatu?" tanya Gempi.
"Karena penampilan kalian berdua barusan disukai oleh kedua anaknya dan ingin memberikan hadiah untuk kalian berdua," jelas Gerry dan melihat Gema yang masih diam dan dari awal ia terus saja menundukkan pandangannya.
"Jadi, bisakah kalian memanggil ayahmu?" tanya Gerry pada Gempi.
"Kami tidak punya ayah," jawab Gema lirih. Samuel pun terkejut dan menatap Gerry yang nampak tidak enak sudah meminta ayah mereka dipanggil.
"Kalau begitu, panggil Ibu kalian saja!" kata Samuel memecahkan suasana hening di sekitarnya.
Gema dan Gempi pun saling pandang, ingin menolak saja hadiah itu namun seketika dari belakang ada yang memanggil mereka.
"Gema, Gempi!"
Arah mata Gerry sontak tertuju pada wanita yang datang itu. Wanita itu pun juga berhenti jalan bisa berhadapan dengan Gerry malam ini.
"Gerry!" panggil Aletta pun juga datang menghampiri mereka.
Bukan nya Gerry dan Chia ,dan si kembar Gema dan Gempi
ini semakin menarik