Jika biasanya wanita dijodohkan dengan pria kaya, lain halnya dengan Elizabeth. Elizabeth justru dijodohkan dengan pria miskin yang tak memiliki apa-apa. Bahkan, untuk rumahku pria miskin itu tidak punya. Hal itu, membuat Elizabeth merasa sangat malang dengan hidupnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Elizabeth akan tetap meneruskan hubungan suami istri tersebut? Ataukah Elizabeth memutuskan untuk bercerai dari Alexander?
Yuk simak karya ini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 08
Merasakan kuatnya tendangan yang diberikan Elizabeth untuknya, cukup membuat Alexander bernapas lega. Itu artinya, kondisi Elizabeth sudah sangat baik.
Alexander dengan santai berjalan menuruni anak tangga dengan hanya mengenakan ****** *****. Pria 28 tahun itu sangat percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang begitu diimpikan para pria. Tentu saja, Alexander akan memberikan kesan luar biasa untuk istrinya yang selamanya tidak akan pernah dilupakan oleh Elizabeth white.
Alexander masuk ke dalam kamarnya dan bersiap-siap untuk kembali pulang ke mansion miliknya karena ada hal penting yang harus Alexander selesaikan.
Ketika Alexander hendak masuk ke dalam kamar mandi, ponselnya berbunyi di dalam saku celana.
“Katakan!” perintah Alexander.
“Tuan, Lady Celine saat ini mengacau di Mansion utama,” terang salah bawahan.
“Kirim Roy untuk menjemputku!” perintah Alexander dan memutuskan sambungan telepon seketika itu juga.
***
Elizabeth keluar dari kamarnya karena ia harus kembali bekerja. Apa yang terjadinya padanya tidak ada sedikitpun tindakan pelecehan yang Alexander lakukan. Meskipun begitu, Elizabeth memutuskan untuk tak lagi berbicara dengan Alexander. Bahkan, menatap pun Elizabeth tak ingin.
“Apakah Lady ingin pergi bekerja?” tanya Alexander ketika melihat Elizabeth yang baru saja memegang gagang pintu.
Mendengar pertanyaan dari Alexander, Elizabeth sama sekali tak mengubris. Justru, Elizabeth dengan cepat pergi meninggalkan Alexander dengan pertanyaannya itu.
Sikap cuek yang ditunjukkan oleh Elizabeth terhadap Alexander semakin membuat Alexander menyukai gadis 24 tahun tersebut.
“Wanita sepertimu lah yang aku cari,” gumam Alexander tersenyum puas.
Alexander memuji dirinya karena telah tepat menjadikan Elizabeth sebagai istrinya.
Roy yang tak lain adalah teman sekaligus bawahan Alexander telah tiba dan tengah menunggu Tuannya.
“Apa kabar, Tuan?” tanya Roy menyapa Alexander yang baru saja masuk ke dalam mobil.
“Baik. Bagaimana dengan perbatasan?” tanya Alexander.
“Perbatasan sampai detik ini tidak ada masalah, Tuan.”
“Bagus. Cepat bawa aku kembali ke Mansion!” perintah Alexander.
Roy mengiyakan perintah Alexander untuk segera kembali ke Mansion.
Di sisi lain.
Celine merasa kecewa dengan sikap Alexander padanya yang tiba-tiba membuang dirinya. Celine curiga bahwa Alexander telah berkhianat padanya.
Untuk menyalurkan kemarahannya, Celine merusak semua pakaian yang dulu pernah Alexander belikan untuknya. Bahkan, tas mewah bermerk tak luput dari kemarahan seorang Celine.
“Kalian pikir aku tidak bisa merusak semua pakaian dan tas bermerk ini?” tanya Celine dengan terus mengeluarkan pakaiannya yang berada di dalam almari.
Para bawahan tak bisa sembarangan menyentuh Celine, karena setahu mereka Celine adalah kekasih dari Tuan mereka.
Jika sampai mereka melakukan kesalahan fatal, sudah dapat dipastikan nyawa mereka akan melayang dengan begitu mudahnya.
Celine tak berpikir sedikitpun dampak dari apa yang ia lakukan. Entah apa yang akan terjadi ketika melihat Celine yang sudah kesetanan seperti itu.
Beberapa saat kemudian.
Kedatangan Alexander seketika itu membuat bulu kuduk siapapun yang melihatnya pasti akan bergidik ngeri. Sisi iblis dari sosok Alexander begitu terlihat ketika Alexander baru saja turun dari mobil.
“Dimana wanita itu?” tanya Alexander sembari berjalan masuk ke dalam Mansion.
“Lady Celine ada di kamar,” jawab kepala pelayan.
Alexander mengangkat sebelah alisnya dengan tersenyum licik. Sepertinya, akan ada hal buruk yang dilakukan oleh Alexander.
“Jal*ng!” Alexander berteriak memanggil Celine dengan panggilan hina.
Mendengar kata yang tak pantas dari Alexander, membuat Celine sakit hati. Sikap Alexander tiba-tiba saja dingin dan memanggilnya dengan panggilan yang begitu hina.
“Alex, apa yang baru saja kamu ucapkan? Apa aku tidak salah dengar? Hatiku mendadak sakit setelah mendengar kamu berbicara seperti itu padaku,” ujar Celine sembari berlari menuju ke arah Alexander.
Ketika Celine ingin berlari memeluk Alexander, Alexander segera menghindar dan mendorong tubuh wanita itu dengan cukup keras.
“Aku sudah bosan padamu, seharusnya kamu tahu bahwa aku sama sekali tidak serius mengenai hubungan kita. Bagiku, kamu hanya mainan ku saja,” tegas Alexander dengan tatapan jijik.
“Alex, apa yang kamu katakan barusan? Tidak. Kita tidak boleh mengakhiri hubungan ini. Terlebih lagi aku sedang mengandung anakmu,” pungkas Celine sembari menyentuh perutnya.
Alexander tertawa lepas ketika mendengar perkataan Celine yang tak masuk akal.
“Kamu kira aku bodoh? Selama aku melakukannya padamu, aku tak pernah sekalipun menanamkan benihku padamu,” terang Alexander.
Alexander menjentikkan jarinya memberi isyarat agar salah satu bawahannya membawakan pistol padanya.
Celine ketakutan melihat Alexander telah mengenggam sebuah pistol di tangannya.
“Ada apa? Kenapa kamu ketakutan begitu? Apakah kamu ingin terus berbohong?” tanya Alexander dengan mengarahkan pistol tersebut ke Celine.
Celine yang ketakutan hanya bisa bersimpuh memohon ampun karena telah berani membohongi seorang Alexander.
“Maafkan aku, Alexander. Kamu benar, aku memang berbohong padamu. Itu semua karena aku tidak ingin kehilangan mu,” terang Celine yang masih bersimpuh di kaki Alexander.
“Kamu kira dengan cara seperti ini aku bisa memaafkan mu? Aku bahkan sudah tahu bahwa kamu adalah mata-mata dari Geng Elang,” ungkap Alexander.
Celine tak bisa lagi membela dirinya, karena ternyata ia sudah ketangkap basah oleh Alexander.
“Pergilah ke neraka,” ucap Alexander dengan tersenyum kecut.
Dor!!! Satu tembakan tepat di bagian jantung sudah bisa membuat Celine mati di tempat.
“Kalian urus jal*ng ini!” perintah Alexander dan melenggang pergi menuju kamar Vincenzo, kucing kesayangannya.
Alexander sebenarnya ingin membiarkan Celine tetap hidup, akan tetapi setelah apa yang Celine lakukan terhadap dirinya, membuat Alexander akhirnya mengirim Celine pergi ke tempat yang sangat jauh.
“Jangan salahkan aku, kamu sendiri yang memancing ku untuk membunuhmu,” gumam Alexander dengan terus berjalan menuju kamar khusus milik Vincenzo.
***
Di tempat kerja, Elizabeth tak banyak bicara seperti hari kemarin. Hal itu membuat tekan kerja yang lain merasa ada sesuatu hal yang sedang mengganggu pikiran Elizabeth.
“Elizabeth, kamu kenapa? Kamu mau cerita denganku?” tanya Mia.
“Aku sedang tidak ingin berbicara, aku mohon mengertilah!” pinta Elizabeth dengan terus membersihkan kaca restoran.
“Baiklah, sepertinya kamu butuh waktu untuk sendiri,” sahut Mia dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Elizabeth menghela napas panjang dan duduk di sebuah kursi kecil sembari meluruskan kakinya yang sedikit gemetar.
“Apa aku harus berterima kasih kepada dia? Tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku mengucapkan terima kasih setelah apa yang telah dia lakukan padaku. Lagipula, apapun yang dia lakukan semalam itu termasuk pelecehan,” gumam Elizabeth.
Sekilas Elizabeth membayangkan bentuk tubuh Alexander yang begitu sempurna. Bentuk tubuh yang tidak sembarang pria bisa memilikinya.
“Apa pria miskin juga bisa memiliki tubuh sebagus itu? Ah, rasanya tidak mungkin. Atau bisa jadi, dulu dia bekerja di suatu tempat yang mengharuskannya bekerja menggunakan otor? Ya bisa jadi,” gumam Elizabeth sekali lagi.
❤
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤