NovelToon NovelToon
Menikahi Cucu Diktator

Menikahi Cucu Diktator

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Percintaan Konglomerat / Trauma masa lalu
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Di balik gaun pengantin dan senyuman formal, tersembunyi dua jiwa yang sejak lama kehilangan arti cinta.

Andre Suthajningrat—anak dari istri kedua seorang bangsawan modern, selalu dipinggirkan, dibentuk oleh hinaan dan pembuktian yang sunyi. Di balik kesuksesannya sebagai pengusaha real estate, tersimpan luka dalam yang tak pernah sembuh.

Lily Halimansyah—cucu mantan presiden diktator yang namanya masih membayangi sejarah negeri. Dingin, cerdas, dan terlalu terbiasa hidup tanpa kasih sayang. Ia adalah perempuan yang terus dijadikan alat politik, bahkan oleh ayahnya sendiri.

Saat adik tiri Andre menolak perjodohan, Lily dijatuhkan ke pelukan Andre—pernikahan tanpa cinta, tanpa pilihan.

Namun di balik kehampaan itu, keduanya menemukan cermin dari luka masing-masing. Intrik keluarga, kehancuran bisnis, dan bayang-bayang masa lalu menjerat mereka dari segala sisi. Tapi cinta… tumbuh di ruang-ruang yang retak.

Bisakah dua orang yang tak pernah dicintai, akhirnya belajar mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Suara notifikasi email berbunyi di laptop Lily. Ia sedang duduk di ruang kerjanya yang semi-terbuka di lantai atas rumah bata merah, dikelilingi buku, catatan keuangan restoran, dan mug kopi yang mulai mendingin. Hari itu ia berusaha fokus, tapi pikirannya melayang sejak kemarin.

Ia membuka email itu dengan dahi mengernyit—pengirimnya adalah Fitrah, kepala keuangan di kantor Andre.

Subject: FW: Surat Pengunduran Diri

Matanya langsung menajam. Ia membaca baris demi baris surat yang sudah diformat resmi, dengan kop perusahaan, nama Andre tercetak jelas di bawahnya.

“…dengan ini saya, Andre Suthajningrat, mengajukan pengunduran diri dari posisi saya sebagai Direktur Proyek utama PT. Suthajningrat Konstruksi, efektif mulai…”

Tangannya menegang. Detak jantungnya melonjak. Namun Ia menunggu, menunggu saat makan malam.

...****************...

Ruang makan mereka malam itu sunyi. Hanya denting garpu yang bertabrakan dengan piring, sesekali terdengar napas Andre yang berat dan tidak teratur. Wajah Andre masam dari semenjak keluar kamar. Lily duduk di seberang meja, matanya tak lepas dari wajah Andre yang tampak semakin tirus, sorotnya kosong seperti pria yang telah kehilangan arah.

Setelah menahan diri sejak pagi, Lily akhirnya berkata, “Kamu mundur dari perusahaan?”

Andre tak langsung menjawab. Ia hanya mengangkat bahu kecil, seolah itu bukan hal besar.

“Jadi benar,” Lily mendesis, menaruh garpunya dengan keras di atas meja. “Surat pengunduran itu diforward sama orang kantor. Aku kira bercanda. Tapi kamu beneran kirim itu?”

“Lalu kenapa kalau iya?” Andre menyandarkan punggung di kursi, suara rendahnya menusuk. “Aku memang sudah selesai.”

“Kamu nggak bisa seenaknya kayak gitu!” seru Lily. “Kamu bukan anak kecil yang bisa kabur saat gagal!”

Andre menoleh, alisnya mengangkat. “Dan kamu pikir aku lari?”

Lily berdiri, menatapnya dari seberang meja. “Ya! Karena kalau kamu benar-benar peduli, kamu bakal berjuang. Bukan nyerah!”

“Aku sudah berjuang, Lily!” Andre ikut berdiri, suaranya naik. “Selama ini aku ngelawan terus. Dari kecil sampai sekarang. Tapi hasilnya tetap sama: aku bukan siapa-siapa.”

“Omong kosong! Kamu pemilik proyek, kamu pemimpin tim, kamu—”

“Pemilik proyek yang gagal. Pemimpin tim yang kecolongan. Anak dari istri kedua yang nggak pernah dianggap!” Andre menunjuk dadanya sendiri, matanya kini merah. “Kamu nggak ngerti rasanya, Lil. Dianggap cuma bayangan. Saudara tiriku lebih dipilih, lebih dipercaya. Bahkan ketika aku yang kerja siang malam.”

Lily terdiam sejenak, tapi napasnya masih cepat.

“Aku nggak nikahin kamu karena kamu siapa. Aku nikahin kamu karena aku… percaya kamu akan ada buatku.”

Andre tertawa kecil, getir. “Kamu percaya? Atau kamu juga takut image kamu jatuh karena punya suami gagal?”

“Apa maksudmu?” Lily menajamkan pandangan.

Andre melangkah lebih dekat. “Kamu takut semua orang tahu kamu nikah sama pria yang udah nggak punya nama, nggak punya jabatan, nggak punya apa-apa.”

PLAK! Napas Lily memburu.

“Jangan pernah bilang itu lagi,” desis Lily, matanya berair. “Aku berjuang buat kamu, buat hubungan ini. Tapi kalau kamu lebih percaya pada ketakutanmu sendiri, lalu untuk apa semua ini?”

Andre menatap lantai, lalu kembali mendongak. “Aku ini hanya… seorang anak dari gundik. Bahkan ibuku cuma kenangan yang orang-orang lupakan. Sekarang kamu pun mungkin ingin melupakanku.”

“Jangan bawa-bawa aku ke dalam luka lamamu!” Lily membentak, suaranya pecah. “Aku punya luka juga, Andre! Tapi aku nggak lari. Aku tetap berdiri dan melawan. Tapi kamu? Kamu memilih jadi pengecut!”

Kata itu membelah ruang seperti petir.

Andre diam. Tangannya mengepal. Dada naik turun. Matanya mulai memerah. Tapi dia tidak bicara. Tidak langsung.

Lily melanjutkan, nadanya melemah. “Aku… hanya ingin kamu percaya bahwa aku di sini untuk kamu. Aku bukan mereka. Bukan ayahmu. Bukan saudaramu. Bukan dunia yang meremehkanmu.”

Andre mengangkat wajahnya perlahan. Suaranya serak. “Kamu bilang kamu di sini untuk aku… tapi aku tahu, di dalam hatimu, kamu juga malu. Kamu malu menikahi aku.”

“Apa kamu dengerin apa yang barusan aku bilang?” Lily nyaris berteriak, matanya menyala. “Aku nikahi kamu karena aku lihat kamu. Bukan masa lalumu. Bukan namamu. Tapi kamu!”

Andre memalingkan wajah. Ia berjalan ke meja kecil, meraih gelas kaca.

“Aku kehilangan semuanya, Lily. Nama, harga diri, bahkan kepercayaan pada diriku sendiri. Sekarang satu-satunya yang tersisa pun… mulai menghilang.”

Suara kaca yang diremas terlalu keras membuat Lily refleks menoleh. “Andre, letakkan itu. Tolong…”

Terlambat.

CRACK! Gelas pecah di genggaman Andre, serpihannya menyayat telapak tangannya sendiri.

“Andre!” Lily menghampiri dengan panik.

Darah mulai menetes ke lantai marmer, meninggalkan noda merah di antara kaki mereka.

Lily langsung memegang tangan Andre. “Sini, aku bersihkan. Tolong, duduk dulu—”

Namun Andre menepis tangannya. Bukan kasar, tapi tegas. Ia tidak berkata apa-apa. Tidak satu pun kata.

Ia hanya melangkah keluar kamar, darah masih mengalir, kemejanya mulai bernoda.

Cliffhanger:

Lily berdiri di ambang pintu, tubuhnya membeku. Matanya hanya menatap jejak darah yang kini menghiasi lantai. Tangannya yang tadi ditepis masih menggantung di udara. Bibirnya gemetar.

Dan di dalam dadanya, rasa takut itu akhirnya menyentuh dasar. Bukan takut kehilangan Andre.

Tapi takut Andre sudah menyerah—bukan pada dunia. Tapi pada dirinya sendiri.

1
Yulia Dhanty
menarik
Wirda Wati
👏👏👏
Wirda Wati
ceritamu sebenarnya kereeen thor.penuh bahasa majas...
Wirda Wati
👍👍👍💪
Wirda Wati
Rumit
Wirda Wati
😇😇😇😇😇
Wirda Wati
😇😇😇😇👏
Wirda Wati
Jangan bego Lo Andre...
Wirda Wati
tentu Andre bertanggung jawab.karena ia pria yg baik.
Ari Arie
kata2nya puitis banget./CoolGuy/
Wirda Wati
kapan dekatnya
Wirda Wati
makin lama makin asyik bacanya
Wirda Wati
kereeen
Wirda Wati
semoga mrk bahagia.
Wirda Wati
👍👍👍
Wirda Wati
mampir
Ana Rusliana
Luar biasa
Tictac stick
baru nemu thor bagus ceritanya g menye2
R Melda
menyimak,aku suka
Suci Dava
nyimak dulu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!