Dipaksa Menikah Dengan Pria Miskin

Dipaksa Menikah Dengan Pria Miskin

Part 01

Elizabeth baru saja pulang dari restoran tempat dia bekerja. Malam itu, Elizabeth yang baru saja masuk ke dalam rumah tiba-tiba dikejutkan oleh sosok kakek tua yang tak lain adalah Kakek Arnold.

“Kakek? Sedang apa Kakek kemari?” tanya Elizabeth terheran-heran.

“Kedatangan Kakek kemari ada hal yang sangat penting yang harus Kakek beritahukan kepada kamu,” ucap Kakek Arnold.

“Hal penting apa? Aku sangat mengantuk dan lebih baik Kakek pergi dari rumahku,” balas Elizabeth.

Elizabeth sendiri tidak dekat dengan Kakeknya itu. Bahkan, dari kecil Elizabeth tinggal seorang diri di rumah peninggalan Alice, yaitu mendiang Ibu dari Elizabeth.

Elizabeth berjalan acuh tak acuh meninggalkan Kakek Arnold menuju kamarnya.

“Elizabeth!” Kali ini Kakek Arnold berteriak cukup keras pada Elizabeth.

Elizabeth menoleh ke arah Kakek Arnold dengan tatapan dingin.

“What?” tanya Elizabeth dingin.

“Sabtu datanglah ke Gedung Thomson!” perintah Kakek Arnold.

Elizabeth hanya mengernyitkan keningnya mendengar perintah dari Kakek Arnold yang begitu memaksa.

“Bagaimana kalau aku tidak pergi?” tanya Elizabeth.

“Kamu harus pergi!” Kakek Arnold berkata dengan sangat tegas.

“Hanya karena kamu adalah Ayah dari Ibuku, jangan harap aku menuruti perintah darimu,” tegas Elizabeth dan berlari kecil menaiki anak tangga agar segera masuk ke dalam kamarnya.

Kakek Arnold menatap angkuh cucu satu-satunya yang begitu kurang ajar terhadap dirinya.

“Sikapmu sama persis dengan Alice,” ucap Kakek Arnold bermonolog.

Setelah mengatakan kalimat tersebut, Kakek Arnold bergegas keluar dari rumah yang ditempati oleh Elizabeth.

Di dalam kamar, Elizabeth melempar tas jinjing miliknya di atas tempat tidur dengan sangat kesal.

“Untuk apa pria tua itu datang kemari? Tidak ingatkah dia dengan apa yang telah dia lakukan terhadap orangtuaku yang telah meninggal dunia?”

Elizabeth merebahkan tubuhnya di tempat tidur dengan posisi terlentang sembari memperhatikan langit-langit kamarnya.

Ketika Kakek Arnold tengah berjalan menuju kediamannya, seorang pria bertubuh tinggi dan berbadan kekar mendekati Kakek Arnold.

“Bagaimana? Apakah kamu sudah menjelaskannya kepada gadis menyebalkan itu?” tanya pria tampan tersebut.

“Maafkan saya, Tuan. Cucu saya adalah orang yang keras kepala,” jawab Kakek Arnold dengan tubuh yang setengah membungkuk.

“Aku tidak ingin mendengar alasan apapun. Sabtu gadis itu harus menjadi milikku dan kamu harus merahasiakan siapa diriku!” tegas pria tampan tersebut dan pergi bersama dengan bawahannya yang berjumlah 6 orang.

Tubuh Kakek Arnold gemetar luar biasa, ia baru saja berhadapan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejamannya.

“Celaka, aku harus memaksa Elizabeth untuk datang ke gedung Thomson. Kalau tidak, nyawaku yang akan melayang,” ucap Kakek Arnold.

***

Elizabeth bangun dari tidurnya yang cukup melelahkan. Tak ada senyum sedikitpun di wajahnya yang polos tanpa polesan make up sedikitpun.

Gadis berusia 24 tahun itu perlahan turun dari tempat tidurnya dan tak lupa mengenakan sandal bulu miliknya yang berwarna hitam.

“Kakek!” Elizabeth terkejut melihat Kakek Arnold yang berdiri tepat di depan pintu.

Elizabeth melenggang pergi menuju dapur dengan tatapan dingin.

“Elizabeth!” Kakek Arnold berlari kecil mengejar cucunya.

“Sebaiknya Anda keluar dari rumah ini!” Elizabeth yang tak nyaman dengan kehadiran Kakek Arnold, seketika itu juga mengusir Kakek Arnold dari rumahnya.

“Kakek minta maaf atas apa yang telah Kakek lakukan terhadap kamu selama ini, Elizabeth. Tolong maafkanlah Kakek,” tutur Kakek Arnold.

“Maaf? Setelah semua yang telah Anda lakukan terhadap kedua orangtuaku dulu? Akan lebih baik kalau Anda saja yang mati pada malam itu!” Elizabeth berteriak dan sengaja menjatuhkan gelas kaca ditangannya ke lantai.

Kakek Arnold terkejut dan hampir saja ia terjatuh karena ulah dari Elizabeth.

“Sekarang Anda pergi dari sini! Jangan pernah lagi masuk ke rumah orangtuaku,” tegas Elizabeth.

Elizabeth tidak tahan lagi, gadis itu berusaha mendorong tubuh Kakek Arnold untuk segera keluar dari rumah tersebut.

“Elizabeth, kamu tidak boleh memperlakukan Kakek seperti ini. Aku adalah Kakekmu,” ucap Kakek Arnold membela diri dan berusaha membujuk Elizabeth untuk tidak mengusirnya.

Elizabeth enggan berbicara dengan Kakek Arnold. Sekuat tenaga Elizabeth mengeluarkan Kakek Arnold dari rumah peninggalan kedua orangtuanya.

BRUK!!! Elizabeth menutup pintu dengan keras dan tak lupa mengunci pintu.

“Anda jangan pernah mencoba untuk menginjakkan kaki di rumah ini lagi. Aku akan mengganti kunci pintu ini agar Anda tidak bisa masuk ke dalam rumah ini,” tegas Elizabeth.

Dengan kesal, Elizabeth berjalan menjauh dari pintu dan melangkahkan kakinya menuju dapur.

Kakek Arnold tidak menyerah begitu saja, ia berpikir keras untuk menemukan cara agar Elizabeth bisa dibawa secara paksa ke gedung Thomson untuk melakukan pernikahan dengan pria tentu saja sangat ditakuti oleh Kakek Arnold.

***

Siang hari.

Elizabeth menghela napasnya setelah selesai mencuci piring kotor yang jumlahnya cukup banyak. Pada saat Elizabeth ingin beristirahat sejenak, tiba-tiba salah satu rekan kerjanya menghampiri dirinya.

“Elizabeth, diluar ada seseorang yang mencari kamu.”

Elizabeth bergegas menghampiri orang yang dimaksud oleh rekan kerjanya.

“Tuan mencari saya?” tanya Elizabeth yang sama sekali tidak mengenali pria paruh baya dihadapannya.

“Apakah kamu Elizabeth? Cucu dari Arnold?” tanya Pria paruh baya tersebut.

“Benar. Memangnya apa yang telah Kakek saya lakukan? Kalau untuk masalah uang, Anda bisa temui langsung Kakek saya. Meskipun saya cucunya, saya tidak ingin terlibat dalam urusan pribadinya,” tegas Elizabeth dan berlalu pergi meninggalkan pria paruh baya tersebut.

Pria paruh baya itu menyunggingkan senyumnya dan melenggang pergi menuju mobil keluaran terbaru.

“Elizabeth, siapa pria paruh baya itu?” tanya Laura, wanita yang sebelumnya berbicara kepada Elizabeth.

“Entahlah, aku sama sekali tidak mengenal pria paruh baya itu,” jawab Elizabeth santai dan memutuskan untuk segera beristirahat kembali.

Alexander tersenyum kecil ketika kepala pelayan masuk ke dalam mobilnya yang mewah.

“Bagaimana menurutmu mengenai calon istriku itu?” tanya Alexander.

“Wataknya cukup angkuh, sama seperti watak Tuan Alexander,” jawab Kepala pelayan bernama Joshua.

“Tentu saja harus begitu, aku membutuhkan seorang istri seperti dia. Karena mungkin aku akan berakting cukup lama,” pungkas Alexander.

Alexander kemudian menggerakkan tangannya isyarat agar mereka segera pergi menjauh dari area restoran tempat dimana Elizabeth bekerja.

“Tuan, jika Tuan menikah dengan wanita itu. Lantas, bagaimana dengan Lady Celine?” tanya Joshua.

“Bukankah kamu tahu bahwa aku sama sekali tidak tertarik dengan Celine. Terlebih lagi, dia sudah pernah menikah. Hubungan ku dengan Celine hanya sebatas kebutuhan sementara saja,” tegas Alexander.

Alexander sendiri telah menjalin hubungan dengan Celine lebih dari 1 tahun. Meskipun begitu, Alexander sama sekali tidak tertarik dengan Celine. Terlebih lagi Celine telah menikah dan telah menjadi seorang janda yang tentu saja tidak pantas menjadi seorang istri dari Alexander.

Terpopuler

Comments

Sanaw Iyah

Sanaw Iyah

aku lebih tokohnya nama orng Indonesia Thor

2023-04-26

0

on 🎧 ve

on 🎧 ve

Ternyata bukan miskin beneran...🤔

#Apa motifnya mengejar Eli

2022-11-10

0

lovely

lovely

kirain beneran miskin ternyata cm pura kismin cowoknya 🤔

2022-11-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!