Setiap Pagi, Mawar selalu berdiri di depan pintu rumah nya. Dimana setiap pagi Para Tentara berlari pagi, senyum mengembang saat seorang Tentara itu memberikan setangkai bunga Mawar.
"Mawar segar, Mas baru petik."
"Saya ganti dengan Mawar yang kemarin."
"Jadilah Mawar , seperti Mawar berduri menjaga dirinya. Tunggu Mas, akan datang melamar kamu. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Herliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati Yang Patah
Dering telepon berbunyi saat tengah malam, mata Mawar sedikit terbuka saat melihat nama Akbar menelepon nya.
"Ngapain nih orang tengah malam telepon, ngelindur apa. " Ucap Mawar lalu mengangkat telepon nya.
"Hallo Mas. " Sapa Mawar dengan suara khas orang bangun tidur.
"Assalamu'alaikum." Sapa Akbar.
"Walaikumsalam, ada apa Mas? "
"Sudah tidur ya? "
"Sudah tahu nanya. "
"Maaf ganggu, bisa keluar sebentar nggak? "
"Hah.. ngapain? "
"Keluar deh. "
Mawar pun menuntup telepon nya dan langsung menuju ke arah pintu depan.
"Hallo....!!! " Akbar tersenyum sambil melambaikan tangan nya.
"Mas sedang apa sih malam - malam begini, kalau ketahuan sama warga nanti kita di suruh menikah paksa bagaimana? "
"Biar saja, kita kan nanti ujung - ujung nya menikah. "
"Mulai deh, ada apa sih? "
"Mas tadi habis dari Kota B kebetulan bensin tinggal sedikit. Jarak pom bensin dari sini kan jauh dari pada mogok di tengah jalan dan jalanan sepi yang panjang, mutuskan mampir ke kamu saja. "
"Kenapa nggak di rumah Paman saja sih atau tidur di tepi jalan. "
"Paman kan sama bibi sedang keluar kota tadi saya hubungi, mereka kan pedagang keliling. Tapi Mas sudah ijin kok sama Paman. "
"Kayak nya demen banget ya keluar kota, nggak ada gitu alasan lain. "
"Mas numpang tidur aja, tapi di mobil. Nggak akan masuk ke rumah kok. "
"Silahkan, kalau begitu saya masuk. "
"Iya, maaf ya mengganggu tidur nya. "
Mawar pun kembali menutup pintu rumah nya, dan untuk kembali tidur.
**
Suara petir menggelegar, Mawar terbangun dari tidur nya . Lampu pun mati dengan segera turun untuk menyalakan lampu emergency. Mawar segera membuka gorden jendela rumah nya terlihat angin sangat kencang hingga terdengar bunyi ranting yang saling bersentuhan.
Dengan membawa payung, Mawar berjalan menuju ke arah mobil menerjang angin dan hujan yang sangat deras.
Pintu mobil terbuka terlihat Akbar sedang menatap ke arah Mawar yang setengah basah.
"Kamu kenapa keluar? " Tanya Akbar.
"Hujan nya deras, masuk Mas. Angin nya juga kencang. " Jawab Mawar sambil mengeratkan genggaman payung nya.
"Mas disini saja, kamu masuk. "
"Hujan nya deras, angin kencang bahaya Mas."
"Nggak apa - apa? "
"Nggak apa - apa Mas, dari pada kenapa - napa. "
"Ya sudah yuk masuk. "
Akbar pun membawakan payung milik Mawar, dengan memegang pundak Mawar. Kedua nya sama - sama basah karena angin kencang dan hujan yang deras.
"Untung lampu emergency nya full charger, jadi nggak gelap. Lilin juga habis. " Ucap Mawar sambil membawakan handuk kecil.
Akbar mengelap rambut dan wajah nya yang basah begitu juga Mawar.
"Mas, kaos nya basah. "
"Ah iya, nggak apa - apa kok. "
"Nanti masuk angin Mas, saya cari kaos yang besar ya. "
"Nggak usah, biar di lepas aja. "
Akbar membuka kaos nya dan terlihat perut roti sobek nya dengan otot - otot yang kekar. Mawar dengan segera memalingkan wajah nya lalu bergegas pergi ke arah dapur.
"Mas kopi hangat. "
"Iya terima kasih. "Ucap Akbar meminum kopi nya.
Jedaaaar...
Akhhhhh
Jedaaaar
Suara petir menggelegar hingga beberapa kali, Mawar menutup kedua telinga nya saat petir menggelegar dengan angin yang kencang.
" Kamu nggak apa - apa? " Tanya Akbar.
"Nggak apa - apa, hanya kaget saja. " Jawab Mawar.
Jedaaaar
Akhhhhh
Mawar refleks memeluk Akbar hingga kencang, Akbar pun sedikit canggung dan langsung mengusap punggung Mawar.
Mawar mendorong tubuh Akbar dan mereka berdua pun salah tingkah.
"Ma - maaf . " Ucap Mawar menundukkan wajah nya.
"Iya nggak apa - apa. "
Mawar dan Akbar saling salah tingkah, detak jantung kedua nya pun berdetak sangat kencang.
"Hem, anu... " Ucap kedua nya.
"Kamu duluan. " Ucap Akbar.
"Mas duluan. " Ucap Mawar.
"Kamu saja duluan. " Ucap Akbar.
"Mas bisa tidur di kamar tamu. "
"Nggak usah, biar Mas disini saja. "
"Dingin Mas, banyak nyamuk."
"Nggak apa - apa. "
"Kalau begitu saya ambil selimut nya dulu."
"Iya, terima kasih. "
Mawar mengambil selimut untuk Akbar dari lemari pakaian nya, tapi tiba - tiba photo Ikhsan dan dirinya terjatuh hingga pecah.
Praaaangg
"Astagfirullah." Ucap Mawar saat melihat figura nya terjatuh begitu saja di lantai.
Awwww
Mawar menginjak pecahan figura dan tiba - tiba Akbar datang masuk.
"Tadi dengar suara pecahan kaca dan kamu seperti terkena sesuatu? " Ucap Akbar panik saat melihat kamar Mawar yang sedikit terang cahaya lampu emergency.
"Ini kaki injak pecahan kaca figura. " Ucap Mawar sambil meringis.
"Kamu duduk dulu di atas tempat tidur, biar saya bantu kamu jalan. " Ucap Akbar.
Mawar pun menganggukkan kepala nya dan berjalan dengan memegang lengan Akbar.
"Kotak obat nya mana? " Tanya Akbar.
"Ada di atas meja rias. " Jawab Mawar.
Akbar pun mengambil kotak obat tersebut, dengan lampu flash ponsel nya Akbar menerangi telapak kaki yang akan di obati.
Terlihat sebuah kaca kecil menancap di telapak kaki Mawar, dengan hati - hati Akbar mengambil serpihan kaca tersebut.
"Mas sakit. " Ucap Mawar.
"Tahan ya sebentar kok." Ucap Akbar.
Serpihan kaca tersebut telah di cabut dan dengan hati - hati mengobati luka tersebut.
"Sudah." Ucap Akbar.
"Terima kasih Mas. "
"Sama - sama. " Ucap Akbar.
Kedua mata mereka saling menatap, ada rasa getaran kedua nya saat ini. Tangan Akbar bergerak membelai wajah Mawar, wajah Akbar mendekat ke wajah Mawar hingga bibir mereka saling bersentuhan.
Entah siapa yang memulai, kedua nya saling berciuman kedua tangan mereka saling berpegangan tangan.
Kedua nya terhanyut dalam kenikmatan hingga tubuh mereka saling menyatu, di iringi derasnya air hujan dengan petir menggelegar.
*****
"Mawar....!!! "
Ikhsan berteriak dalam dingin nya malam, nafas yang naik turun hingga keringat membasahi tubuh nya.
Dengan segera Ikhsan mengambil ponsel nya dan langsung mencoba menghubungi Mawar. Panggilan nya tak juga kunjung di angkat hingga berkali-kali.
Hingga akhirnya Ikhsan mengirim kan sebuah chat pada Mawar.
To : My Rose
Yank, Mas mimpi buruk.
Apakah kamu baik - baik saja disana?
Pesan pun terkirim namun tak di jawab, terlihat jam menunjukkan pukul empat pagi dengan segera Iksan turun untuk mencuci muka dan menunggu waktu shubuh.
Setelah mencuci muka sambil menunggu Adzan shubuh dengan ditemani udara pagi yang dingin di daerah pegunungan, Ikhsan menatap lurus ke arah bawah dengan lampu kelap kelip rumah warga.
"Kenapa mimpi nya berasa seperti nyata, kamu pergi bersama pria lain dan tak hiraukan Mas terus memanggil kamu. Mudah - mudah an ini bukan pertanda dan hanya sebuah mimpi buruk. "
Ikhsan mengusap dada nya yang masih merasakan debaran yang sangat kencang dan merasakan hal yang tidak enak. Hingga terdengar suara Adzan Shubuh berkumandang Ikhsan pun segera mengambil wudhu dan Sholat Shubuh.
.
.
.
.
.
.
sakit hati tau dilahirkan tapi tak diinginkan
suka, suka aku suka. 🤭🤭🤭🤭
benar2 cinta sejati . awal baca blm tertarik,lama2 bikin menangis haru terus .
sukses
semangat
mksh