Saat mencoba menerobos ke tingkat kekuatan tertinggi, Xiao Chen—Raja Para Dewa Kultivator—terhisap ke dalam celah dimensi dan terdampar di dunia asing yang hanya mengenal sihir dan pedang.
Di dunia yang nyaris hancur oleh konflik antar ras dan manusia yang menguasai segalanya, kekuatan kultivasi Xiao Chen bagaikan anomali… tak dapat diukur, tak bisa dibendung.
Ia terbangun dalam tubuh muda dan disambut oleh Elvira, elf terakhir yang percaya bahwa ia adalah sang Raja yang telah dinubuatkan.
Tanpa sihir, tanpa aturan, hanya dengan kekuatan kultivasinya, Xiao Chen perlahan membalikkan dunia ini—membangun harapan baru, mencetak murid-murid dari nol, dan menginjak lima keturunan manusia terkuat bagaikan semut.
Tapi saat kekuatan sejati menggetarkan langit dan bumi, satu pertanyaan muncul:
Apakah dunia ini siap menerima seorang Dewa... dari dunia lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEELANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 – Organisasi Bayangan: Awal Revolusi Diam-Diam
Akademi Aggrale kembali tenang setelah keributan semalam. Tidak ada laporan resmi. Tidak ada penyelidikan terbuka. Hanya bisik-bisik gelap di koridor tentang ruang bawah tanah yang runtuh sebagian.
Namun di balik ketenangan itu, Xiao Chen tahu… bayangan sejarah mulai bergerak.
Markas Rahasia di Reruntuhan Kuno
Di balik kamar elvira—melalui lorong rahasia yang hanya bisa dibuka dengan energi kultivator—terdapat sebuah gua tua yang dulunya digunakan oleh raja Arvin sebagai tempat meditasinya.
Xiao Chen duduk di tengah gua, diapit oleh Elvira dan Serenia. Di hadapan mereka, berdiri lima orang dari berbagai ras:
Tark, beastkin bertubuh harimau dengan sabuk kulit naga.
Lynn, gadis kecil dari ras kerdil bersayap, pemilik kecerdasan sihir tertinggi.
Mael, pemuda manusia buangan dari akademi bawah yang jenius dalam sihir bayangan.
Yora, peri air dengan kepribadian pemalu namun kekuatan penyembuhan luar biasa.
Dan Gorvak, orc berumur 70 tahun yang telah muak dengan sistem rasialis dunia sihir.
Mereka semua berkumpul karena satu alasan:
> “Aku akan membentuk kelompok,” kata Xiao Chen. “Kelompok yang akan membuka kembali kebenaran, dan menghancurkan sistem kelas yang meracuni dunia ini.”
Nama yang Tak Tertulis
Elvira menyarankan nama: Ordo Cahaya Abadi.
Namun Xiao Chen hanya menggeleng.
> “Kita bukan cahaya… kita bayangan. Kita adalah mereka yang tidak disebut, tidak tercatat, tidak diakui… namun tak terkalahkan.”
Ia berdiri dan menunjuk dinding gua yang kosong, lalu menggoresnya dengan jarinya—meninggalkan lambang naga mengelilingi bintang hitam.
> “Mulai hari ini, kita adalah… Bayangan Keenam.”
Strategi Pertama: Retas Perpustakaan Sejarah
Tujuan pertama mereka adalah Perpustakaan Level 7—ruang paling dalam di Akademi Aggrale yang menyimpan naskah sejarah tak boleh dibuka oleh siswa.
Menurut catatan dari buku “Warisan Keenam”, masih ada tiga fragmen catatan Arvin yang tersembunyi di sana.
Mael menyusun strategi sihir siluman. Lynn membuat alat pengacau deteksi sihir. Gorvak akan jadi pengalih perhatian dengan “keributan” di lapangan latihan orc.
Xiao Chen akan menjadi pengeksekusi utama.
Penyusupan Malam Hari
Malam itu, perpustakaan tampak seperti biasa—senyap dan terjaga oleh patung sihir. Tapi tidak bagi mereka.
Tepat tengah malam, suara petir kecil terdengar dari sisi timur lapangan.
> “Waktunya.” kata Mael.
Xiao Chen melompat dari atap gedung ke lantai 3, lalu melesat ke lantai 6. Di sana, patung-patung penjaga hidup dan mulai menatapnya.
> “Aku hanya butuh 10 detik.” gumamnya.
Ia mengaktifkan Teknik Naga Petir Langit, tubuhnya menghilang menjadi cahaya. Dalam waktu 7 detik, ia telah menembus ke lantai terdalam.
Rak demi rak dilewati. Akhirnya, ia menemukan naskah Arvin—terbungkus dalam segel tujuh sihir.
Xiao Chen meletakkan tangan dan mengeluarkan Qi Dewa.
Crack!
Segel pecah seperti kaca.
Namun seketika itu juga—alarm dimensional menyala.
Terkepung
Pilar cahaya muncul dari tanah. Empat penjaga akademi tingkat tinggi muncul, salah satunya adalah Profesor Gravin, ahli waktu.
> “Siapa pun kau... Kau akan mati di sini.”
Namun sebelum mereka sempat bergerak—
Boom!
Sebuah ledakan dari luar perpustakaan mengejutkan semua orang. Di sisi lain kota akademi, bangunan pelatihan orc terbakar hebat.
> “Apa ini rencana?” tanya Gravin.
Tapi itu sudah cukup. Dalam sekejap, Xiao Chen telah melesat ke langit—membawa naskah itu bersamanya.
Kembali ke Markas – Pengungkapan Fragmen
Di markas bawah tanah, naskah dibuka.
Isinya?
Potret Arvin duduk bersama para ras, menciptakan kontrak perdamaian. Tertulis di ujung naskah:
> “Dalam 1000 tahun, kekuatan dari langit akan turun. Ia bukan penyelamat umat manusia… tapi penjaga keseimbangan. Ia tidak memilih ras, tidak tunduk pada batasan sihir… Karena ia berasal dari akar kekuatan sejati—Qi Surga Sejati.”
Semua orang di ruangan memandang Xiao Chen.
Dia hanya tersenyum tipis.
Di menara tertinggi Akademi, dua orang bertopeng kristal duduk di balik cermin dimensional.
> “Bayangan Keenam sudah terbentuk.”
“Dunia lama mulai rapuh.”
Salah satunya membuka mulut:
> “Saatnya memanggil dia... Pewaris Murni Manusia Pertama.”