NovelToon NovelToon
DARA

DARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cintapertama / Matabatin / Pernikahan Kilat / Iblis
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Lanjutan Novel Liontin dan Devia Pura-Pura Amnesia

Mustika Naga Biru, slah satu pusaka keramat. Keberadaan Mustika Naga ternyata berdampak yang sangat luar biasa bagi yang memilikinya. Pemilik saat ini adalah keluarga besar Anderson yang di sebut Liontin.

Andara Putri Dharma , seorang gadis yang mempunyai keturunan dari Naga. Naga berwujud manusia bernama Mpu Bathara Naga atau Ki Bledek. Dara mempunyai misi untuk menumpas musuh bebuyutannya dahulu kala, bernama Azael atau Raja Ibliss saat ini.

Keturunan Naga yang lahir di hari dan weton yang sama, yang bisa mengendalikan Pedang Naga Langit setelah bersatu dengan Mustika Naga.

Davin, salah satu keluarga Anderson tertarik dengan Dara. Apalagi ia menyimpan Mustika Naga itu.

Dalam penyatuan itu ternyata memakan korban, yang tak lain adalah Raden Mas Satria Hadiningrat. Satria selama ini dilindungi Mustika Naga atau Liontin yang disimpan keluarga Anderson.

Dara dan Davin harus menyempurnakan Pedang Naga Langit. Dan ternyata....!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kampung Sebelah

Hari berganti, dan Dara pun akhirnya sekolah menengah atas di kota ini. Dara menjalani harinya dengan baik.

Setelah sekolah, ia membantu Mbok Lasmi berjualan di warung nasi. Meski warung kecil, tapi setiap harinya semakin ramai.

Bukan karena Dara, namun karena masakan Mbok Lasmi memang enak dan murah bagi sebagian penduduk kota besar ini.

Terutama anak rantau dan pekerja harian yang setiap hari lalu lalang di tempat itu.

Nita, teman sebelah kamar Dara juga ikut membantu jika dirinya mempunyai waktu longgar. Karena dirinya sudah kelas sebelas dan disibukkan dengan kegiatan sekolah. Sementara Dara kelas sepuluh saat ini.

Sekolah mereka dekat tempat kost-an. Meski bukan sekolah elit, namun siswanya banyak yang berprestasi.

"Ra, entar malam temenin gue yuk!" Ajak Nita kepada Dara. Nita sambil mengambil gelas dan piring kotor di meja warung makan.

"Kemana?"

"Ke rumah Ningsih. Ada belajar tugas bareng yang harus diselesaikan." Sahut Nita sambil menunjukkan buku pelajaran biologi kepada Dara. Buka Nita berada di meja belakang, karena tadinya sambil belajar.

"Jauh?"

"Engga sih, kampung sebelah. Gue takut kalau malam!" Sahut Nita membuat Dara mengerutkan keningnya, matanya menyipit seakan mempertanyakan kenapa Nita takut.

"Takut apaan?, kan rame!"

"Takut kalau cowok godain." Gurau Nita kepada Dara. Nita tertawa sambil menggoda Dara.

Penampilan Dara yang sederhana ternyata tidak mengubah kecantikannya. Bahkan banyak yang menggodanya. Baik disekolah maupun saat di warung seperti saat ini. Namun Dara abaikan semuanya, sambil menunduk dan mengulas senyum manisnya.

Nita yang memang orangnya mudah bergaul pun mengajak Dara agar bisa gabung dengan teman temannya.

Rasanya aneh memang, gadis seperti Dara ini. Selain pendiam, Dara jarang mengeluh. Meski batin dan hatinya selalu mempertanyakan keberadaan ibunda dan adiknya yang sampai hari ini belum ketemu.

Suatu malam, ia di datangi oleh Eyang Sekar Langit, jika ibundanya selamat. Begitu juga dengan adiknya, Andrian.

Keduanya ternyata berada tidak jauh dari Mustika Naga yang di cari. Namun untuk tempatnya Eyang tidak mengetahuinya apalagi Dara.

Bahkan Eyang berpesan kepada Dara, jika ibundanya akan lama berada disana. Empat puluh purnama, itu yang di katakan Eyang Sekar Langit. Ia akan berada dalam kondisi koma dan tidak bisa ditemui oleh Dara.

Eyang Sekar Langit juga berpesan, jika Mustika Naga itu ada dua. Namun ternyata di tempat itu lebih dari sepasang. Namun bentuknya berbeda, karena pancaran dari sepasang Mustika Naga tersebut.

"Ya sudah, nanti pamit sama simbok Lasmi terlebih dahulu." Sahut Dara sambil mencuci piring di bagian dapur belakang warung makan itu.

"Iya, semoga ketika kita pergi dagangan budhe habis." Ucap Nita.

Nita sangat senang karena Dara bersedia menemani. Kemudian ia pun membantu Dara menyelesaikan pekerjaannya.

Malam harinya sekitar pukul 19:00 Dara dan Nita pun berangkat ke rumah teman kelas Nita. Keduanya jalan kaki, sebab mang tidak mempunyai kendaraan sendiri.

Padahal jika Dara mau, ia bisa mengambil kendaraannya yang di pondok yang kini telah di pindahkan oleh paman Hendra. Namun Dara enggan karena tidak ingin merepotkan, dan tidak ingin teman-temannya berpandangan berbeda terhadap dirinya.

Dara ingin tampil apa adanya serta sederhana.

Nita memegang erat tangan Dara ketika melalui jalanan yang gelap. Karena daerah jalanan ini jauh dari rumah warga. Terlebih tempat ini merupakan batas kampung satu dengan kampung lainnya.

"Kenapa?" Tanya Dara, melirik ke arah Nita yang seperti ketakutan.

"Engga, engga ada apa-apa." Sahut Nita dengan sedikit gemetar.

Konon tempat ini ada sejenis kuntilanak yang sering mengganggu warga yang lewat. Dan ini jalan satu-satunya untuk menuju kampung sebelah.

Dara menghela nafas panjang, sebab di tempat itu memang banyak penghuni dunia lain yang berseliweran. Dara mengabaikannya.

Setelah sampai di jalanan perkampungan yang terang, Nita masih menggandeng tangan Dara. Dara pun menatap Nita.

Ternyata Nita menutup matanya ketika lewat tempat gelap tadi. Membuat Dara tertawa cekikikan.

"Dah lah, aku di kerjain. Masa kamu menutup mata begitu!" Ucapnya.

Perlahan Nita membuka mata, dan jalanan sudah terang oleh lampu penerangan jalan. Bahkan beberapa motor lalu lalang melewatinya.

"Lhah, gue takut Ra!, kalau lewat situ tadi!"

"Banyak orang lewat juga!" sahut Dara

Keduanya pun berjalan beriringan sampai ke pertengahan kampung dan sampailah di rumah teman Nita.

"Udah ramai ternyata." gumam Nita menatap rumah temannya sudah ada beberapa teman dengan menggunakan motor.

"Nit, lu jalan kaki?" Tanya seorang remaja lelaki teman Nita, bernama Fadly.

"Iya, kan ga ada motor gue!" Sahut Nita.

"Oh ya, kenalin temen kost-an gue. Namanya Dara.

Dara pun mengatupkan tangannya kepada Fadly karena memang tidak berjabat tangan. Berbeda dengan teman cewek Nita. Tanpa sungkan ia menjabat tangan.

"Fadly"

"Dara"

"Ilmi"

"Andi"

"Dara"

"Rustam"

"Angel"

"Mila"

Mereka pun berkenalan dengan Dara, dan Nita segera menggandeng Dara untuk ikut masuk ke dalam rumah.

Kebetulan saat ini berada di rumah Mila, dan kedua orang tua Mila menyambutnya dengan sangat baik.

Dara duduk paling ujung, sebab dia hanya menemani Nita.

Nita dan teman lainnya berdiskusi kelompok mengenai pelajaran sekolah saat ini. Mereka tampak antusias dan semangat. Terlebih pelajaran yang di diskusikan mengenai pelajaran biologi.

Hingga beberapa saat kemudian ibu dari Mila menyediakan minuman serta cemilan untuk teman-teman putrinya.

Satu jam berlalu, bahkan sudah lebih dari satu jam mereka saling bertukar pendapat. Hingga akhirnya selesai.

Tepat pukul 21:00 mereka telah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru mereka.

"Nit, kalau bisa jangan lewat jembatan sana. Tadi kalian lewat sana ya?" Tegur Mila kepada Nita yang akan kembali pulang ke kampung sebelah.

"Iya. Lhah lewat mana gue kalau gitu?"

"Muter!"

"Jauh amat, mana jalan kaki lagi gue!" Sahut Nita.

"Apa kalian mau antar gue sama Dara?, kan deket!" lanjut Nita sambil melirik ke arah Fadly dan Rustam yang membawa motor.

"Gimana Tam?" Fadly.

"Ya udah yuk, kira anterin!" sahut Rustam.

Fadly dan Rustam pun bersedia mengantar Nita dan Dara untuk pulang. apalagi ini sudah malam begini. Tentu jalanan yang di lewati Nita dan Dara sudah sepi dan jarang sekali orang lewat.

"Lhah gue pulang sama siapa?" Teriak Angel yang kebetulan tadi berangkat bersama Fadly.

"Entar gue kesini lagi Nggel!" Sahut Fadly sambil menyalakan kendaraannya.

Rustam dan Fadly pun memboncengkan Nita dan Dara. Rustam bersama Nita dan Fadly bersama Dara.

Baru mau berangkat, Angel berteriak."Gue ikut lah, bertiga yak!" ucapnya.

"Ya udah!, sini !" sahut Fadly yang akhirnya Angel berada di antara Fadly dan Dara.

Dara merasa jika Angel cemburu dengannya karena di bonceng oleh Fadly. Dara mengabaikan hal itu.

Tak lama kemudian, dua kendaraan itu perlahan pergi menuju kampung sebelah.

Tepat di perbatasan kampung, kendaraan Rustam tiba-tiba mogok membuat Fadly menghentikan kendaraannya.

"Why?"

"Entah nih motor, padahal bensin udah gue isi penuh!" sahut Rustam. Kemudian mencoba men-starter motornya, namun tidak bisa. Kemudian ia pun menyalakannya dengan engkel kakinya. Tetap sama saja, bahkan tidak bisa menyala sedikitpun.

"Ya udah gue dorong deh, ke tempat yang terang!" Selamat Fadly kemudian menyalakan kendaraannya.

Namun sayang, kendaraan Fadly juga begitu, tidak bisa dinyalakan seperti milik Rustam.

"Ha...han..hantuuuu....!!!"

Teriak Nita yang kemudian berlari ke arah Dara dan Angel.

"Aaahhhhhh.....!!!"

Angel juga berteriak karenanya. Membuat Fadly dan Rustam bengong kemudian menelisik sekitarnya.

Gubraaaakkkk....!!!!

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Livami
darah haid kah?
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: bukan
nanti akan dijelaskan di babb selanjutnya
total 1 replies
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт
Whuaaaaaa/Sob//Sob//Sob//Sob/
kenapa jadi cinta romantis🤣🤣🤣

dirubah oeeee
sama Noveltoon

Horor, horor tahuu🤣🤣🤣
🄶🄰🄻🄸🄷🅱🅾🆇
cerita lanjutan ya kak
iqbal nasution
lanjut
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: Siap Bangg
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!