NovelToon NovelToon
The Tale Of SooHwa (Moonshine)

The Tale Of SooHwa (Moonshine)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Romansa / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:471
Nilai: 5
Nama Author: Sequoia_caca

Selama 20 tahun, dirinya menduduki tahta. Raja Lee Yun selalu tenggelam dalam ingatan kelam. Ingatan kelam yang membuatnya sulit untuk terlelap, bahkan sulit untuk melakukan segala hal. Karena tragedi buruk yang berhasil memecah belah dirinya dan sahabat karibnya, membuat Raja Lee Yun selalu bertahan agar tidak depresi karena rasa bersalah yang mendalam.

Suatu hari, saat putra mahkota JunHwa kembali dari pendidikan nya di Sungkyunkwan. Dan berhasil menjadi murid No. 1. Raja Lee Yun yang sudah tidak tahan, meminta bantuannya untuk menemukan dalang dari konspirasi 20 tahun lalu di balai kerajaan yang mengakibatkan perpecahan antara dirinya dan sahabat karibnya. Dan satu hal lagi yang dia minta, Yang Mulia Raja Lee Yun meminta agar putranya menemukan Sahabatnya yang pergi meninggalkan ibukota tanpa jejak.

Mampukah Putra Mahkota JunHwa memecahkan konspirasi 20 tahun lalu itu? dan apakah dia juga dapat menemukan dimana sahabat karibnya ayahnya.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Isi Hati Si Wan

"Ohhh jadi aku harus meminta maaf dulu ya.. Tapiii tunggu dia kan yang memulainya dia yang menggangguku... Kenapa aku harus meminta maaf"

"Heyyy, Kau ini sedang membicarakan Tuan Jun Hwa ya..? "

"Bibi... Kenapa bibi tau? "

"Yaaaa kalian memang terlihag bermusuhan.. "

Hyun meraih buah persik di tangan bibi lalu memakannya.

"Memangnya apa yang kau lakukan padanya? "

Bibi penasaran dengan apa hal yang membuat mereka bermusuhan.

"Aku tidakkn melakukan kesalahan besar.. Aku hanya... Memukul perutnya dan menendang kakinya saja"

Hyun tiba-tiba memelankan suaranya

"Yaaaa kekerasan fisik yang kau lakukan memang keterlaluan... Minta maaf sajalah padanya.. Sehingga kau juga tidak akan merasa bersalah terus. "

Bibi meraih buku yangvHyun tulis dan ternyata itu adalah huruf Jepang.

"Baiklah.. Kalau begitu.. Besok aku akan meminta maaf padanya.. "

Hyu sudah merasa yakin untuk meminta maaf pada Jun Hwa.

"Kauuu belajar dari mana menulis huruf kanji ini? "

Bibi penasaran mengapa Hyun bisa mengetahui huruf jepan itu, karena setau bibi Hyun hanya bisa berbahasa Jepang tanpa mengenal hurufnya.

"Aaaaa itu, sebelumn pergi ayah menyuruhku mempelajari huruf huruf itu agar aku tidak bosan menunggunya.. "

Hyun Berkilah.. Padahal dia penasaran akan arti huruf-huruf itu yang menjadi tulisan diatas petinyang memuat banyak senapan di ruang bawah tanah ayahnya.

"Ohhhh... Kau harus tidur lebih awal, karena malam ini tampaknya akan bulan purnama dan angin akan terasa lebih dingin. Awas saja kalau kau malah keluyuran.. Nanti matamu akan menghijau lebih cepat. Dan semuanya akan terbongkar"

Bibi mewanti-wanti Hyu agar tidak keluyuran saat bulan purnama.

"Iyaaa aku tau bibi... "

"Baiklah, aku akan kembali ke dapur.. Kau jangan berdiam diri sendiri terus.. "

"Iyaaaa.. Iyaaaa nanti aku akan menyusulmu"

Setelah bibi keluar dari area danau, Hyun kembali menulis di bukunya.

"Ayah pernah mengajariku sedikit tentang huruf kanji.. Namun aku lupa apa arti dari semua ini.. "

Tiba-tiba Hyun menatap langit yang terlihat masih cerah padahal sudah mau memasuki malam hari.

"Mana mungkin bulan purnama aku akan bersembunyi.. Justru itu adalah waktu yang tepat untuk memuji diriku sendiri di depan pantulan air danau. Bibi... Bibi... Aku akan mencari pakaian yang pas untukku malam ini..hahaha seru sekali ditambah ayah tidak ada disini jadi aku bisa bebas menjadi diriku sendiri malam ini"

Hyun memutuskan untuk mengakhiri aktifitas nya dan masuk kedalam ruangannya untuk hal lain.

"Si Woo ada yang ingin aku katakan pada mu.. "

Si Wan, Si Woo, Jun Hwa dan Jae Gil baru saja tiba di ruangan mereka setelah melay pembina an. Namun, baru saja masuk Si Wan tampak ingin mengatakan sesuatu pada Si Woo.

"Hmmm katakanlah apa itu? "

Si Woo mengizinkan Si Wan mengatakan hal yang dia inginkan.

Si Wan tampak ragu, Jun Hwa, Si Woo dan Jae Gil yang mulai membuka pakai mereka untuk pergi mandi tampak heran dengan sikap Si Wan yang tidak biasa.

"Aku sudah tidak ingin menjadi mahasiswa kehormatan.. Aku merasa tidak cocok kembali ke sungkyunkwan. "

Si Wa memberanikan dirinya mengatakan hal itu pada Si Woo.

Si Woo melangkah maju sehingga berhadapan dengannya.

"Apa kau sudah tidak waras.. Itu adalah satu-satunya cara agar kau bisa bekerja secara terhormat vdi dalam istana tanpa tes, kau tidak bisa melakukan hal itu jika kau tidak lagi menjadi mahasiswa kehormatan karena nilaimu jelek"

Si Woo mengingatkan Si Wan tentang masa depannya yang dipertaruhkan.

"Tapi aku memang tidak ingin bekerja di dalam istana.. Aku tidak ingin menjadi pejabat pemerintah, menjadi hakim, gubernur atau apapun itu. Aku hanya ingin menjadi Seniman.. Aku ingin berkeliling Joseon menampilkan bakatku dalam seni hanya itu.. "

Si Wan membela dirinya, dia berterus terang akan apa yang sebenarnya ia inginkan.

Ju Hwa dan Jae Gil memutuskan untuk pergi mandi lebih dulu bersama yang lain. Mereka memberi ruang untuk saudara kembar yang sedang berdebat itu.

"Bukanlah tujuan kita sama, kita ingin membuktikan pada ayah yang tidak mengakui kita bahwa kita bisa menjadi orang yang sukses tanpa dukungan nya.. "

"Kau benar Si Woo, tapi itu bukan satu satu nya jalan... Aku berjanji padamu.. Aku akan sukses dalam satu atau dua tahun.. Kau akan mendengar namaku di setiap pembicaraan orang-orang. Aku akan membuktikan nya padamu..aku janji.."

Si Wan memohon pada kakaknya agar mengizinkan nya keluar dari perkumpulan mahasiswa kehormatan.

Si Woo yang semula emosi tidak tega melihat adik kembarnya memohon seperti itu untuk masa depannya akhirnya dia menyetujuinya.

"Baiklah.. Waktu mu.. 2 tahun.. Tidak lebih.. Jika kau gagal. Mau harus mengikuti ujian menjadu pejabat pemerintah"

"Kauuuuu... Kauuu seriusssss "

Si Wan meraih wajah Si Woo dan mencari kebohongan di mata Si Woo tapi tidak menemukannya.

"Wahhhh Terima kasih banyakkkk kakkkkk aku menyayangimu"

Si Wan memeluk Si Woo. Si Wan begitu menghormati Si Woo karena Si Wok yang selama ini melindunginya dan menjadi garda terdepan nya menggantikan sosok ayah yang tidak pernah mereka dapatkan.

"Lepaskan... Aku... Bocah nakal... Giliran begini kau memanggilku kakak"

Si Woo menyindir Si Wan yang jarang memanggilnya dengan sebutan kakak.

"Ayoo kita mandi.. Mereka pasti menunggu kita.. Dan kita lihat punya siapa yang tumbuh lebih besar"

"Kau... Mulutmu itu!!! Baiklah ayoo"

Si Woo menerima tantangan Si Wan dan mereka pun pergi bersama menuju pemandian.

Di pemandian para pria mandi dengan riuh. Namun, Jun Hwa tamoak tidak bersemangat seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Ada apa? "

Jae Gil bertanya padanya sambil masuk ke dalam air untuk berendam neramaa Jun Hwa.

"Tidak ada apa-apa.. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu.. Sudahlah lagipula itu tidak penting.. "

Si Woo dan Si Wan ikut masuk kedalam air.

"Kalian sudah akur??? "

"Jun Hwa.. Jun Hwa.. Mana mungkin kami bertengkar lama.. Kami kan tinggal di satu perut yang sama di waktu yang sama.. Hanya saja dia mendahului ku 5 menit.. "

Si Wan meledek Si Woo.

"Kau saja yang sok bersembunyi.. Payah"

Si Woo mencipratkan air ke wajah Si Wan.

"Aku lapar.. "

Jae Gil tiba-tiba sekali mengatakan dia lapar

"Hah.... Kenapa kita sama.. Setelah ini mari kita makan"

Si Wan mengajak mereka untuk makan setelah mandi.

"Kalian saja... Aku tidak lapar"

Jun Hwa menolak ikut karena dia merasa tidak lapar.

"Ayolahhh.. Daripada kau lapar tengah malam.. "

Si Wan memaksa Jun Hwa.

"Tidakk.. Kalian saja.. "

Setelah mengatakan itu Jun Hwa bangkit dan keluar dari air lalu membersihkan tubuhnya.

"Wahhh seperti nya milik kita kalah besar dengan milik Jun Hwa, Si Woo.. Dan kita beruntung bisa melihat milik puttt"

"Jaga ucapanmu.. "

Saat si woo akan menampar mulut Si Wan Jae Gil sudah melakukannya duluan.

"Sudah dua Minggu ini dia terihat tidak bersemangat.. Apa karena kasus ini seperti menemukan jalan buntu? "

Si Woo pun merasa Jun Hwa terlihat murung akhir-akhir ini.

"Sepertinya begitu.. Atau ada karna hal lain. Entahlah".

Jae Gil ikut keluar dari dalam air untuk membersihkan diri. Si Wan kembali terpana.

" Oaaaahhhhh ckckckck milik mereka memang beda kelas.. Blupblup blupp"

Saat mengatakan hal itu kepala Si Wan ditenggelamkan ke dalam air oleh Si Woo sambil beranjak keluar dari dalam air.

"Uhukkkkuhukkkk.. Hey Si Woo kau mau membunuhku... Kejam sekali!! "

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!