Menanti Jatuhnya Talak 3

 " Saya terima nikah dan kawinnya Zhezha Zaskia binti Aprianto dengan mas kawin uang senilai seratus juta dibayar tunai, " ucap Yoga dengan satu helaan nafas.

" Bagaimana para saksi sah? " tanya Penghulu seraya melihat kearah para saksi. 

" Sah! " sahut para saksi. 

"Alhamdulillah, kini saudara Zhezha dan Yoga Prasetiya sudah halal jadi suami istri, " ucap Penghulu kepada semua yang hadir. 

Betapa senangnya hati Zhezha mendengar ijab qabul tersebut berjalan dengan lancar. 

Zhezha meneteskan air matanya, ada rasa haru sekaligus bahagia, setelah penantian yang panjang, akhirnya kini ia resmi menjadi istri Yoga Prasetya. Seorang Pria yang menjadi cinta pertama dan cinta sejatinya.

Kedua MUA yang bersama Zhezha ikut bahagia mendengar prosesi ijab qabul berjalan lancar.

" Selamat ya Zhezha, semoga jadi keluarga SAMAWA, " ucap para MUA yang menemaninya tersebut.

" Iya Terima kasih kak, " balas Zhezha, sambil menghapus air mata harunya.

 Setelah akad nikah, barulah Zhezha di persilahkan untuk keluar dari kamarnya. 

Didampingi dua orang wanita berkebaya, Zhezha berjalan menuju tempat akad nikah. Jantung Zhezha berdetak kencang Rasanya ia sudah tak sabar untuk bertemu sang suami

Senyum bahagia selalu terukir di sudut bibir Zhezha . 

Setelah penantian panjang, Zhezha pun tiba di pelaminan, tempat berlangsung nya ijab qabul mereka. 

Zhezha menghampiri Yoga, keduanya pun saling melemparkan senyum. Zhezha langsung bersimpuh mencium punggung tangan Yoga.

Tak hanya keluarga, penduduk kampung dan tamu undangan yang hadir, ikut haru melihat kedua insan tersebut akhirnya bisa menjadi pasangan halal, meski hubungan mereka sejak dulu sudah di tentang oleh kedua orang tua Zhezha.

Setelah penandatanganan buku nikah dan beberapa ritual adat dan istiadat, kini acara di lanjutkan dengan sungkem kepada kedua orang tua Zhezha,karena kini Yoga sudah tak memiliki orang tua.

Zhezha dengan haru menghampiri Meli, kemudian ia sungkeman kepada sang ibunda.

Berbagai nasehat dan wejangan pun di sampaikan Meli sebagai bekal untuk sang putri dalam mengarungi rumah tangganya.

Nasehat tersebut semakin membuat Zhezha tak mampu menahan derai air matanya, Zhezha terus saja menangis.

Setelah Zhezha, kini giliran Yoga yang sungkeman. Yoga menghampiri Meli kemudian mencium punggung tangan Meli.

" Bu, setelah menikah Yoga akan bawa Zhezha bu, untuk tinggal bersama Yoga.

"Iya,Nak Yoga, sekarang Zhezha adalah tanggung-jawabmu, Ibu harap kamu bisa membahagiakan Zhezha, jagalah dia seperti kami menjaganya dulu, maafkan kami, jika sebelumnya kami pernah meragukan mu, " ucap bu Meli ketika Yoga bersujud saat sungkem. 

" Iya Bu. " Hanya itu yang terdengar dari mulut Yoga. 

Setelah sungkeman dengan ibu Meli , Zhezha danYoga kembali sungkeman pada pak Yanto.

Dari raut wajah pak Yanto , tampaknya memang ia masih tak menyukai Yoga. 

" Ayah, Zhezha mohon maaf, jika selama ini Zhezha belum bisa berbakti pada Ayah hiks, " tubuh Zhezha berguncang kala itu, ada rasa sedih di hatinya karena harus meninggalkan pak Yanto yang sedang sakit dan karena harus mengikuti suaminya.

" Iya Zhezha, maafkan Ayah juga ya, karena Ayah selalu bersikap kasar. terhadap mu, " ucap Pak. Yanto.

" Iya Yah, Terima kasih , karena sudah membesarkan Zhezhe.Terima kasih juga karena Ayah telah meresui hubungan kami, " imbuhnya.

" Iya Zhe, ayah ridho dengan pernikahan kamu, jika selama ini Ayah kasar dan keras terhadap kamu, itu karena ayah terlalu menyayangimu, " ucap pak Yanto dengan mata yang mulai memerah.

Setelah Zhezha, kini giliran Yoga untuk sungkeman. 

Yoga meraih tangan pak Yanto , kemudian menciumnya. 

" Pak, Aku akan membawa Zhezhe bersamaku, aku sudah buktikan kepada Bapak, jika aku bisa jadi orang sukses. Sesuai dengan janjiku dulu Pak. Akan ku penuhi kebutuhan Zhezha. Zhezha tak akan kekurangan dalam hal materi," ucap Yoga dengan nada sedikit angkuh.

Pak Yanto sedikit kaget mendengar penuturan Yoga tersebut. Tapi mau bagaimana lagi, tetap saja ia harus menerima Yoga yang sudah resmi menjadi menantunya.

****

Setelah acara akad nikah dan ritual setelah nikah selesai, acara pun di akhiri. Kedua mempelai di persilahkan untuk beristirahat, karena nanti sore resepsi akan di lanjutkan di sebuah ballroom hotel yang tak jauh dari tempat tinggal Zhezha.

Zhezha dan Yoga sedang mengobrol bersama dengan beberapa tamu. Setelah tamu tersebut pulang , Zhezha bermaksud mengajak Yoga untuk beristirahat, karena ia sendiri tahu, semalam Yoga telah melakukan perjalanan yang cukup jauh dan belum istirahat hingga saat ini.

" Mas, kita beristirahat saja Yuk! kamu pasti lelah, " ajaknya sambil menggandeng tangan Yoga.

" Ehm, aku lelah sekali Zhe, karena semalam gak tidur," ucap Yoga sambil menguap, bola matanya pun memerah.

" Ya sudah, ayo aku antar ke kamar," imbuhnya lagi.

Zhezha menggandeng suaminya, menuju kamar pengantin mereka. Sebenarnya ia juga lelah karena seharian tidak bisa tidur.

Mereka pun tiba di kamar pengantin.

Kamar tersebut sudah di dekorasi seperti kamar pengantin baru meski dengan dekorasi seadanya, karena rencananya mereka akan menghabiskan malam pertama di hotel tempat resepsi, dan keesokan harinya mereka harus segera pulang ke kota.

Zhezha masuk ke kamar dengan jantung yang berdebar-debar, terbanyang sudah keromantisan yang akan terjadi di antara mereka meski belum melakukan hubungan suami istri, tapi setidaknya dengan kehadiran Yoga di sisiNya, ia bisa meluapkan perasaan rindu dengan memeluk dan menciumnya, apalagi sekarang mereka bebas melakukan apa saja.

Zhezha menuju meja rias nya untuk melepaskan satu per satu aksesoris yang terpasang di rambutnya.

Begitupun Yoga, ia yang memang terlihat lelah tersebut, langsung membuka atribut dan stelan busana pengantin pria-nya.

Kini Yoga hanya mengenakan kaos singlet dan celana pendek selutut.

Zhezha sempat melirik dari cermin dan melihat dada bidang dan lekuk tubuh sang suami yang begitu mempesona bagi seorang wanita.

Masing-masing mereka kini sibuk melepas aksesoris dan segala yang mereka kenakan.

Karena busana yang Yoga kenakan tak terlalu ribet seperti busana pengantin pria, ia jadi cepat selesai.

Zhezha bermaksud meminta bantuan kepada Yoga untuk melepaskan sanggul dan konde yang terpasang di rambutnya. Namun, setelah Yoga sendiri selesai dengan urusannya. Ia malah segera melompat ke tempat tidur, kemudian berbaring dengan posisi tiarap.Tanpa sepatah katapun bicara pada Zhezha.

Zhezha melirik ke kecewa kepada suaminya tersebut, ia merasakan ada sedikit perubahan yang terjadi p ada Yoga terhadap dirinya. Yoga lebih acuh dan lebih banyak diam.

Zhezha menghela nafas panjang, ia buru-buru menepis dugaan tersebut, karena tak ingin merusak keromantisan mereka nantinya.

Zhezha mencoba untuk berpikir positif. ' Ehm mungkin mas Yoga terlalu lelah, ' ucapnya dalam hati.

Setelah melepaskan pakaian yang ia kenakan dan menggantikan nya dengan daster, Zhezha kemudian berbaring di samping Yoga.

Zhezha tersenyum melihat wajah ganteng sang suami ketika tertidur lelap. Di rabanya wajah tampan tersebut, kemudian di ciumnya pipi Yoga. Rindu benar-benar sudah tak terbendung lagi oleh Zhezha, sambil memejamkan mata ia melingkarkan lengannya pada pinggang Yoga, dengkuran halus dari Yoga seolah jadi musik pengantar tidur. Zhezha tidur dalam perasaan bahagia, karena semua mimpi-mimpi yang pernah ada kini terwujud sudah.

Bersambung dulu ya gengs.