Huang Xuan— 15 tahun seorang anak muda dari Desa Hitam. Lima tahun yang lalu sosok misterius datang membuat kekacauan di Desa Hitam, menewaskan banyak warga desa termasuk kedua orangtuanya.
Di usianya yang telah mencapai 15 tahun, Dia mengikuti sebuah Kompetisi bela diri di Sekte Pedang Surgawi. Tetapi ia mendapat sebuah kabar tentang Desa Hitam yang akan di hancurkan.
Huang Xuan pun berjuang untuk melawan orang-orang kuat, bahkan saat itu ia hampir kehilangan nyawanya sendiri.
Sejak saat itu, Huang Xuan terjatuh kedalam kegelapan, menjadikannya pribadi yang dingin dan kejam.
Tetapi, di perjalanan kultivasinya, ia terlibat konflik antara kebaikan dan kejahatan, serta kisah cinta segitiga yang rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desa Hitam Berduka
Malam yang gelap telah berlalu, hujan dan angin kencang telah berhenti.
Di pagi hari yang cerah, cahaya matahari menembus lapisan awan yang kelabu, cahayanya menerangi desa Hitam di pagi hari. Di tepi Gubuk Tua yang telah hancur, Huang Xuan dan juga Xiao Ling terbangun bersamaan dari tidurnya, selama satu malam, mereka tak sadarkan diri. Putri salju menidurkannya di atas rumput hijau, di bawah pohon tua yang besar, dedaunannya lebat berwarna hijau gelap. Namun, sosok putri salju telah menghilang, entah kemana, tidak ada yang tahu.
Huang Xuan bangun, memegangi kepalanya yang masih terasa sakit dan sedikit pusing. Melihat area disekitarnya, gubuk tua itu telah benar-benar hancur.
Xiao Ling memegang bahu Huang Xuan yang berada di depannya, saat itu, ia pun berkata, "Apa yang telah terjadi, Xuan?."
Xiao Ling bangkit berdiri, menyaksikan Gubuk tua tempat mereka bermain yang saat ini telah hancur berkeping-keping, menyisakan puing-puing reruntuhan bangunan tua.
Saat itu, Xiao Ling sama sekali tidak sadarkan diri, jika bukan karna putri salju, mungkin nyawanya akan sia-sia.
"Gubuk tua telah hancur! Bagaimana dengan desa ...." kedua matanya melotot, ia tertegun. Dengan kaget, ia bangkit, dan berkata, "Xiao Ling! Kita harus kembali." Huang Xuan menarik tangan Xiao Ling. Mereka berlari di tanah yang hangus, menuju desa hitam.
Di Desa Hitam, suasananya berantakan. Terlihat raut wajah penduduk desa yang memasang wajah kesedihan. Malam itu, lebih dari 30 orang mati karena ulah orang misterius dengan gas hitamnya.
Huang Xuan kaget, ketika melihat desa yang dalam keadaan kacau balau. Dia berlari, dan terus berlari lebih cepat lagi, hingga ia pun tiba di rumah yang hampir rubuh, membuka pintu dengan kasar, "Brak" pintu terbuka. Matanya tak bisa diam, melirik ke kiri dan ke kanan, bahkan ke segala arah di sudut rumah, ia berteriak, "Ibu!" ia bergegas, melihat di dalam rumah, ibunya telah tergelatak tak bernyawa.
Huang Xuan berteriak, meneriakkan kata, "Haa ... Haa ...." teriakan keputusasaan dan kesedihan itu sangat keras.
"Xuan!" kedua mata Xiao Ling melotot ketika mendengar suara teriakan itu. Xiao Ling bergegas menghampiri Huang Xuan.
Ketika Xiao Ling tiba, terlihat Huang Xuan yang tengah memeluk tubuh ibunya yang dalam keadaan pucat.
Air mata itu mengalir deras, membasahi pipi, membasahi pakaiannya, dan menetes hingga membasahi wajah ibunya yang telah pucat.
Xiao Ling berjalan ragu, alisnya melengkung, tatapannya sangat kasihan, Xiao Ling pun berkata, "Mulai saat ini ... aku adalah keluargamu, kamu boleh memanggilku kakak, Xuan."
Huang Xuan mengabaikannya. Dia terus menangis, tak rela kehilangan sosok ibu yang sangat dicintainya. Terlebih lagi, ayahnya telah lama mati, ketika berburu monster di kedalaman hutan. Selama ini, Huang Xuan hidup berdua bersama ibunya.
Huang Xuan menangis, ia memeluk Xiao Ling dengan erat. Air matanya mengalir, membasahi pakaian Xiao Ling. Lalu, Xiao Ling pun kembali berbicara, "Sudahlah Xuan, jangan kau tangisi kembali kepergian ibumu, jika kau terus menangis ... di alam sana ibumu akan sangat merasa bersedih." ujarnya dengan nada yang begitu lemah.
Hari berlalu!
Di sore hari, Xiao Ling, dan para penduduk Desa Hitam membantu Huang Xuan menguburkan jenazah ibunya.
Xiao Ling hidup seorang diri, ia tidak lagi mempunyai orang tua. Kedua orang tuanya telah lama tiada. Namun, ia telah terbiasa hidup sendiri, terlebih lagi di desa Hitam, Xiao Ling adalah anak yang paling dewasa, di bandingkan dengan anak-anak lainnya.
Kini, Xiao Ling hidup berdua bersama Huang Xuan, menjalani setiap hari-hari kedepannya dengan tali persaudaraan.
Puluhan orang mati, gas hitam menggunakan esensi kehidupan orang tak berdosa untuk meningkatkan kultivasinya. Beruntung, Putri Salju berada di tempat itu, mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan banyak nyawa.
Desa Hitam berduka!
.
.
.
Lima tahun berlalu!
Hari ini adalah upacara kedewasaan di desa Hitam. Huang Xuan kini telah berusia lima belas tahun. Tetapi Xiao Ling telah melakukan upacara ini pada dua tahun yang lalu, bahkan dirinya telah berhasil menjadi murid halaman luar Sekte Pedang Surgawi.
Hari ini, orang-orang itu 'Murid Sekte Pedang Surgawi' datang ke desa Hitam.
Sepuluh anak berusia lima belas tahun berkumpul di lapangan tanah, di antaranya adalah Huang Xuan.
Huang Xuan berdiri tegak dengan tubuhnya yang kurus, bahkan tulang rusuknya terlihat, terbungkus oleh lapisan kulit yang putih. Pakaiannya usang, beberapa pakaian lusuh itu telah robek, Huang Xuan benar-benar tak terurus.
Di langit di siang hari, awan itu begitu putih menghiasi langit biru, Gunung Nirwana terlihat jelas ketika langit di dataran tengah begitu cerah, bukit-bukitnya yang tinggi menjulang tinggi ke langit, beberapa bukit tersembunyi di balik awan putih.
Di langit, tiga orang terbang menaiki pedang sebagai pijakannya. Di dunia ini, orang-orang dapat terbang dengan mengandalkan vitalitas spiritual yang di milikinya yang di salurkan kedalam senjata ataupun artefak lainnya, untuk mereka gunakan sebagai transportasi udara.
Bagi sebagian orang, benda ataupun senjata, bisa di gunakan sebagai metode utama untuk mereka melayang di udara.
Ketiga orang itu turun dari langit, mereka adalah tiga murid Sekte Pedang Surgawi yang akan memimpin upacara kedewasaan para anak muda di desa Hitam.
Kesepuluh anak muda terlihat senang, namun dibalik itu semua ... belum tentu mereka dapat mendapatkan hasil yang baik.
Di mana untuk dapat memasuki Sekte Pedang Surgawi, anak muda yang telah dewasa, setidaknya berusia lima belas tahun. Mereka harus memiliki vitalitas spiritual yang kuat, dengan minimal telah membuka tujuh akar spiritual di usianya yang telah berusia lima belas tahun.
Kepala desa Situ Nan berjalan berat, menggunakan tongkat kayu untuk membantunya berjalan. Usianya, kisaran tujuh puluh tahun. Kulitnya kering, kedua matanya seolah-olah menghilang di antara tulang tengkorak yang terbungkus kulit yang kering.
Kepala desa Situ Nan, "Uhukkk, uhukkk!" dia berdehem, langkahnya yang berat melangkah mendekati tiga murid Sekte Pedang Surgawi.
"Mulailah! Ini sudah terlalu siang." ucap kepala desa dengan nadanya yang berat, dan serak-serak basah.
Lanjutkan
apa dia yang pernah bertarung melawan putri salju di bab awal itu?
udah dapet malaikat Kekaisaran, dapet juga jenius sekte pedang surgawi