NovelToon NovelToon
SANG TERPILIH

SANG TERPILIH

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aludra08

Hiera seorang gadis yang selalu mendapat perundungunan, baik di kampus maupun di keluarga sendiri.
suatu malam dia disiksa ibu tiri dan keluarganya hingga meregang nyawa, tubuhnya pun dibuang ke sebuah jurang.
Hiera nyaris mati, namun sesuatu yang tak terduga terjadi dan memberinya kesempatan kedua.
apakah Hiera mampu bangkit dan membalas orang orang yang telah menyakitinya?
yuk ikuti kisahnya dalam cerita SANG TERPILIH.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aludra08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Stp11

Hiera baru saja selesai berpakaian. Dia menyisir rambutnya ke belakang, kemudian membuat ekor kuda.

Hari ini rencananya dia akan berangkat kuliah, namun sebelumnya dia akan menemui Valia dulu. Gadis itu pasti cemas, karena beberapa hari Hiera tidak menemuinya.

"BRAKKK!"

Suara pintu ditendang membuat Hiera menolehkan kepalanya. Gadis itu berbalik kemudian melihat Dua wanita dan satu laki laki yang sangat dikenalnya.

Sudut bibir gadis itu tertarik ke dua sisi, membuat garis lengkung sinis. Sudah dia duga, keluarga benalu itu pasti akan menemuinya di sini.

"Masuklah! Aku sudah menunggu kalian." Sambut Hiera begitu datar dan dingin.

Kemudian Hiera hanya diam mematung ketika mereka semakin mendekat. Tatapan membunuh dari ibu tiri dan saudara tirinya begitu sinis. Sementara Jack memandangnya seolah ingin menelannya hidup hidup.

Margareth mengamati tubuh Hiera dari pangkal rambut sampai ujung kaki. Mendapati gadis itu terlihat baik baik saja, bahkan berani balik menatapnya.

"Ternyata hari itu kau hanya berpura pura mati! Dasar anak sundal, hebat sekali sandiwara mu!"

"Setelah ku buang, kau masih berani pulang ke rumah ini?"

"Ini Rumahku, tentu saja aku harus pulang ke sini!" Jawab Hiera dengan wajah menantang.

"Kau! Sekarang kau berani melawan! Apakah kepalamu sudah terbentur batu karang di lautan sana hingga hilang ingatan!" Hardik Jack.

Hiera melirik Sinis ke arah Jack. Sungguh dia begitu menyesali kenapa mendiang ibunya sampai jatuh cinta pada laki laki ini.

"Berani beraninya kau mengerjai kami semalam! Tapi, sandiwara mu telah terbongkar. Kau tidak bisa lari lagi dari kami! Sekarang..." Margareth mengulurkan tangannya pada Hanna, mengambil lembaran dokumen penyerahan harta milik Hiera yang sempat Hanna ambil dari dalam tasnya tadi.

"Cepat tanda tangani dokumen ini!" Dengan Kasar Menggunakan menyodorkan berkas berkas itu hingga mengenai wajah Hiera.

Hiera merampas dan menyobek-nyobek, kemudian menghamburkan serpihan dokumen itu ke udara, kemudian dia tertawa terbahak bahak.

"Kalian memang tikus tikus yang tak tahu malu ya, yang hanya bisa menggerogoti harta kekayaanku, sudah begitu minta secara paksa tanpa sopan santun". Ejek Hiera.

Margareth, Hanna dan Jack menatap geram pada Hiera. Bagaimana gadis itu telah berani kurang ajar menghina mereka?

"Hei! Gadis busuk!" Margareth mendekati Hiera dan tangan kanannya langsung menjambak keras rambut gadis itu.

"Berani sekali kau menghina kami, mau ku bunuh sekali lagi kamu?!"

Margareth semakin keras menjambak rambut Hiera, hingga wajah gadis itu mendengak ke atas. Tangan kirinya pun bersiap untuk menampar wajah Hiera.

Namun tak disangka tangan kanan Hiera bergerak dan mencengkram pergelangan tangan Margareth.

Gadis itu melirikkan mata sebiru samuderanya dengan sorot dingin menusuk, Membuat Margareth merasakan hawa dingin seakan menerpa pori pori tubuhnya. Pandangan gadis itu terlalu menakutkan.

"Ka.., kau berani padaku?" Margareth berusaha menyingkirkan rasa takut yang merasuki hatinya hingga membuat tubuhnya bergetar. Biar bagaimana pun dia tidak boleh terlihat lemah di depan anak tiri yang selalu dia tindas ini.

Namun pandangan Hiera semakin dingin, kilat kekejaman tergambar di matanya. Dia semakin mengeraskan pegangannya di pergelangan tangan Hiera, hingga membuat wanita itu meringis kesakitan, dan melepaskan cengkraman tangannya pada rambut Hiera.

Jack yang melihat hal aneh itu menautkan kedua alisnya. "Kau semakin barbar dan kurang ajar Hiera! Sia sia aku membesarkan mu. Lepaskan tanganmu dari ibumu! Kalau tidak, jangan salahkan Ayah akan mendisiplinkan mu lagi!" Ancam Jack dengan arogan seakan dia telah memberikan pendidikan Budi pekerti yang baik pada Hiera.

Hiera menolehkan sedikit wajahnya pada Jack. Ekspresi wajahnya semakin dingin. Dia pun membuat lengkung sinis di bibirnya. "Kalau kau bisa, silakan!" Ucap gadis itu dengan nada mengejek.

Jack dan Margareth melototkan matanya dengan marah. Hiera benar benar telah berani menentang mereka.

Margareth kembali menjambak rambut Hiera, dan semakin mengeratkan cengkeramannya pada rambut gadis itu, berharap gadis itu akan menjerit kesakitan.

Tetapi Hiera sama sekali tak berteriak, gadis itu malah semakin mengencangkan cengkeraman di pergelangan tangan Margareth dengan ekspresi membunuh.

"AAAAAARGH! SAKIT! SAKIIIT!" Jerit Margareth, cengkraman tangannya pada rambut Hiera terlepas lagi. Tapi Hiera sama sekali tidak melepaskan genggamannya pada tangan Margareth.

Margareth berusaha menarik tangannya, tetapi semakin dia berusaha melepaskan diri, semakin erat cengkraman tangan Hiera, membuat dia semakin menjerit jerit kesakitan.

"Hei! Hei! Lepaskan tanganmu, anak brengsek!" Jack menghampiri, ketika teriakan istrinya semakin menjadi. Jack mengangkat tangannya hendak memukul Hiera, namun sebuah tendangan menghantam dadanya.

"Pertama jangan pernah lagi kau sebut aku anakmu! Kedua, dia bukan ibuku!" Ucap Hiera dingin laksana es ketika menendang Jack.

"AAAAAAKKH!" Tubuh Jack terpelanting menabrak tumpukan barang bekas di gudang itu. Rasa panas terasa menyengat hingga membuat dia kesulitan bernafas. Dia megap megap seperti ikan kehabisan nafas sambil tangannya mengurut-ngurut dadanya yang terasa sakit. Pria itu terbatuk batuk berulang kali.

Hanna menjerit melihat ayahnya diperlakukan seperti itu. Segera dia menghampiri ayahnya yang terkapar tak berdaya. Matanya dengan aneh dan bingung menatap saudara tirinya itu. Benarkah dia Hiera?

Margareth masih menjerit kesakitan, meminta suaminya melepas cengkraman Hiera. Akan tetapi satu tendangan telak kaki Hiera membuat Jack takut, dia tidak berani mendapatkan rasa sakit lainnya.

"Iblis! Kamu pasti iblis!" Suara Jack bergetar. Margareth mendengar perkataan suaminya, meski sedang merintih kesakitan, dia perlahan menatap wajah Hiera. Benar, Hiera terlihat berbeda, si culun bin cupu yang mudah ditindas ini berbeda, wajahnya berseri dan tubuhnya berisi tidak kurus kerempeng seperti biasa. Margareth merasa gadis dihadapannya ini seperti bukan Hiera.

"Lepaskan! Aaaarkh!" Margareth kembali berusaha menarik tangannya, Namun tangan gadis itu semakin kencang mencengkeramnya.

"Ampuuun! Ampuuun Hiera!" Margareth berteriak histeris. Dia menatap Jack dan Hanna meminta pertolongan. Tapi anak dan Suaminya itu hanya memandang Hiera dengan ngeri.

"Krek!"

Bunyi tulang patah disertai raungan menyakitkan dari bibir Margareth memenuhi ruangan itu.

"Tangan kotor ini tak pernah berhenti menyiksa tubuhku!" Geram Hiera, lalu dengan sekali Hentakan, dia melepas tangan Margareth hingga wanita itu terjerembab ke lantai.

Margareth meraung kesakitan. Tangisnya pecah sambil memegangi tangannya yang membiru dan terasa patah.

Mama! Hanna segera menyambut ibunya.

"Tolong, tolong tangan mama patah, cepat panggil dokter!" Margareth histeris. Suara teriakan itu membuat para pelayan yang sedang mengintip di luar membelalakkan mata. Mereka bergidik ngeri.

Hanna berusaha memapah tubuh ibunya yang masih menjerit jerit kesakitan. Sementara Jack berjalan terpincang-pincang di belakang mereka. Mereka keluar dari gudang itu tanpa mau melihat ke arah Hiera lagi, mereka segera pergi dari ruangan gadis itu.

Suara pintu kamar gudang yang tiba tiba menutup berdentam keras, melonjakkan hati semua orang yang ada di sana. Mereka bergegas dengan langkah cepat melarikan diri. Tak ada satu pun yang berani menoleh ke belakang.

Hiera membalikkan tubuh ketika suasana kembali tenang. Dia menghadap cermin, tangannya membetulkan rambutnya yang sedikit acak acakan.

Dia pun menyambar tasnya, kemudian melenggang pergi, seolah barusan tidak pernah terjadi apa apa.

1
Fransiska Husun
dan tidak jadi lg karena ad penguntit
Muliati Sherina
ceritanya seru
Diyah Pamungkas Sari
hiiii....serem nya si pangeran.
Aludra08: ganteeeeng
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
kmren pas baca sm si hugo kyk ad yg kurang gt klo misal jd sm hera. apa sm pangeran ki aja?
Aludra08: Hugo ganteng loh
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
ikan laut dalam bukan?? yg ad lampu d antenanya gitu???
Aludra08: angker fish
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
liat notif lgsg gass...seruuuuu
Diyah Pamungkas Sari
seruuuuuuuuuu!!!!! ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Aludra08: terimakasih sudah mampir ya 🥰
total 1 replies
Star
Cerita nya bagus kak 😍
Aludra08: terimakasih banyak atas dukungannya 🙏☺
total 1 replies
@Risa Virgo Always Beautiful
lautan memang bikin hati adem
pєkαᴰᴼᴺᴳ
ceritanya menarik kk
Aludra08: terimakasih ya 🥰
total 1 replies
🌺Ana╰(^3^)╯🌺
Aku rela begadang supaya bisa selesain baca cerita ini. Seru banget!
Aludra08: terimakasih atas dukungannya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!