Mutia, Gadis Manis itu merasa Tuhan begitu menyayanginya, selain sang mama, kini ia juga di hadapkan dengan seorang Om-om mesum yang tidak lain adalah bosnya sendiri. Kedua orang tersebut bagaikan bayangan diri sendirinya, apapun yang ia lakukan pasti tidak pernah terlepaa dari pantauan mereka.
Namun semua berubah saat ia bertemu dengan Raga, pegawai baru yang tidak diragukan lagi ketampanannya.
Lantas bagaimana kisah Mutia selanjutnya? Akankah si Bos membiarkan ia dekat dengan lelaki lain?
Akan ada banyak kejahilan serta kisah seru lainnya, jangan ketinggalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erin FY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Sekeping Kenangan
Sepulang bekerja, Mutia memutuskan untuk singgah di kedai langganannya. Tempat biasa dia menghabiskan waktu bersama teman sekolahnya dulu, Gank Ambyar.
Thai tea, minuman faforitnya sejak dulu. Bahkan tanpa memesan pun si pemilik kedai sudah sangat menghafalnya. Tempat ini menjadi sejarah bagaimana mereka menghabiskan waktu. Bahkan menjadi saksi bagaimana mereka menggoda anak si pemilik kedai. Bibir Mutia tesungging saat mengingat semua kejadian itu. Dia benar-benar merindukan mereka.
Setiap pertemuan akan selalu menyisahkan perpisahan, begitupun dengan persahabatan. Bagi sebagian orang, tak ada istilah berpisah bagi persahabatan. Tapi tidak bagi Mutia. Baginya, saat jarak dan waktu menjadi penghalang, saat itu pula perasaanya berjarak. Dia bukan orang yang terlalu ahli menjaga silahturahmi tanpa bertatap muka. Itulah sebabnya, dia tidak terlalu berharap memiliki sahabat yang abadi, selain sang mama tentunya.
Gank Ambyar terdiri dari lima orang anggota. Ada Dini, sulis, Anita, Mira dan dirinya. Sulis memutuskan pulang ke kampungnya, kembali kepada kedua orangtuanya. Di sini dia tinggal bersama sang bibi, tujuannya memanglah hanya sekolah, dan setelah semua selesai, dia pun pulang.
Ada Anita si kutu buku melanjutkan sekolah di kota pelajar. Sejak awal ia memang bertekad agar mendapat bea siswa di sana, dan mimpinya itu terwujud. Ia lolos dengan muda.
Mira yang memilih mengikuti jejak sang kakak bekerja di sebagai SPG yang siap dibawa kemana pun, eeittss ... Ini bukan di bawa yang aneh-aneh, ya. Mira mengikuti sang kakak menjadi spg sebuah produk rokok dan siap diajak keluar kota. Mira yang hobi traveling sangat antusias untuk pekerjaan ini, selain dapat uang, ia pun bisa liburan gratis. Itulah sebabnya ia yang paling rewel soal makanan, takut gendut katanya. Cantik dan langsing itu modal utamanya.
Tersisalah Dini yang sampai sekarang menjadi teman setianya. Dibanding yang lain, hanya Dinilah yang tak tau jelas bagaimana masa depannya. Saat di paksa kuliah, ia berkilah capek mikir. Saat di suruh membantu usaha sang ayah, belum cukup matang katanya. Aahh ... dia selalu pintar berkilah dalam hal apapun.
Mutia kembali dari lamunannya saat Adam --anak pemilik kedai-- mengantar pesanannya.
"Sendirian saja?" tanyanya seraya mengambil tempat duduk di depan Mutia.
"Seperti yang kamu lihat," jawab gadis itu sembari menyesap thai tea faforitnya.
"Sibuk apa sekarang? Kenapa baru kelihatan?"
"Aku baru mulai kerja, ini baru saja pulang kerja."
"Kerja? Pantas gak pernah mampir, terus yang lain?"
"Ceritanya panjang, keberatan kah kalau aku minum dulu?"
"Ouw ... maaf. Aku terlalu bersemangat setelah melihatmu, lanjutkan dulu. Aku segera kembali," ujar pemuda itu sembari meninggalkan Mutia.
Sebelum menghabiskan minumannya, tak lupa Mutia mengabadikan minumannya itu. Seperti kebiasaan anak jaman sekarang, makan enak, foto cekrek, uploud di media, jadi tranding topik deh.
Thai Tea dan Kenangan.
Sebuah caption untuk melengkapi sang foto. Mutia berharap ada Gank Ambyar yang melihat postingannya ini. Dan setelah itu, meraka akan iri karena rindu.
Waktu sudah beranjak semakin malam, sebelum pulang tak lupa Mutia pamit kepada pemilik kedai dan juga Adam.
"Seringlah mampir, sudah lama aku menunggu untuk berbicara hanya berdua denganmu," ucap Adam yang membuat Mutia bingung.
Gadis itu tak mengerti maksud perkataan Adam. Selama ini, setiap dia mampir bersama teman-temannya, Adam justru terlihat selalu menghindar. Namun, kenapa sekarang dia berharap Mutia selalu mampir?
Mutia hanya mengangguk menanggapi ucapan Adam. Sebelum akhirnya dia berlalu bersama sepeda motornya.
Mutia tiba di rumah. Lampu sudah mulai di matikan. Sepertinya sang mama sudah terlelap. Mungkin ia lelah setelah mendapatkan seribu pesanan nasi.
Sampai di kamar, Mutia merebahkan tubuhnya sejenak di atas kasur. Tak lupa tangannya meraih handphone di dalam tas, berharap ada Gank Ambyar yang memghubunginya.
[Kenangan? Akankah itu dari segelas Thai tea siang itu?]
Sebuah DM masuk dari akun tak di kenal. Siang itu? Siapa? Mutia bertanya-tanya tentang isi DM itu. Hingga akhirnya ia stalking akun tersebut.
Mutia kaget saat melihat foto-foto yang tertampang di sana. Denis dengan berbagai pose memenuhi akun tersebut. Mutia yang penasaran akhirnya membuka satu persatu foto itu.
Bibir gadis itu tersungging. Denis begitu menawan dilihat dari berbagai sisi. Bahkan bisa di bilang Denis sangatlah fotogenic.
Foto yang diunggah beberapa jam lalu menyita perhatiaanya. Dia hafal betul tempat itu. Musholla toko.
Bahagia memang sesederhana ini.
Caption foto tersebut membuat Mutia bertanya-tanya. Lama Mutia memandangi foto tersebut, hingga ia terfokus pada suatu obyek, fotonya yang tengah tertidur.
Mutia geram. Bagaiamana bisa Denis melakukan hal seperti itu? Bahkan ia memposting di instagram, jika ada yang sadar pasti dia akan sangatlah malu.
[Maksudnya apa memposting fotoku yang lagi tidur?]
Sebuah pesan balasan dikirim Mutia. Tak perlu menunggu lama, balasan pun masuk.
[Ciyee ... Ketahuan yang lagi stalking] balas Denis yang disertai emoticon mata berkedip di belakangnya.
[Iiissh ... jangan mengalihkan pembicaraan! Hapus gak?] Mutia pun tak mau kalah, lagi ia membalas disertai emoticon marah.
Beberapa menit ia menunggu tapi balasan tak kunjung ada, padahal terlihat Denis masih online. Hingga sebuah emoticon cium masuk sebagai balasan dan sukses membuat Mutia mencak-mencak.
"Dasar Om-om mesum!" gerutu Mutia sebal sendiri.
tolong sambung... best nie..tak sabar nak baca...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa