Warning terdapat beberapa part area 21+ Harap bijak.
*Sekuel dari cerita MENIKAHI IBU SUSU BABY ZAFA.
Velia Agatha Hartanto (23) Putri seorang konglomerat. Hidupnya sejak kecil bergelimang harta. Semua keinginannya selalu dituruti oleh orang tuanya. Ia begitu dimanja. Namun bukan berarti dia gadis yang sangat manja. Justru gadis itu ratunya pembuat onar.
Rian Al Fares (33) seorang duda beranak satu yang selalu tampil menawan. Diusianya yang sudah berkepala tiga tak membuat dia ingin melepas status duda yang di sandangnya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan Velia si gadis aneh versi pengamatan Rian.
Akankah bisa tumbuh benih-benih cinta di hati keduanya. Simak terus kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 Otak kotor
Bukan Zona bocil
Zafrina duduk di samping Velia. Malam ini untuk kali pertama Velia makan malam bersama putri sambungnya.
Zafrina mau disuapi? tanya Velia. gadis itu menggeleng.
"Tidak, kata mama Zafrina sudah besar harus mandiri." Ujar gadis kecil itu. Tapi ucapan gadis itu mampu membuat mood Velia anjlok. Mama yang Zafrina sebut tadi pastilah mantan istri Rian. Tapi apa alasannya merek berpisah?
"Ah terserah .. bukan urusanku." Gumam Velia.
"Mami ngomong sama Ina?" tanya Zafrina yang tak begitu jelas mendengar gumaman Velia.
"Tidak Sayang .." Velia terus menunduk karena dari tadi Rian terus menatapnya.
Zafrina benar-benar menyelesaikan makannya sendiri tanpa bantuan siapapun. Rian merasa bangga dengan putrinya.
"Papi bolehkah nanti Ina tidur dengan mami Veli?" tanya Zafrina menatap penuh harap. Rian menatap sebentar kearah gadis itu. Namun gadis itu membuang muka. Maka Rian menyimpulkan jika Velia masih belum menerima Zafrina sepenuhnya.
"Besok saja tidur sama mami Veli, sekarang Ina tidur dengan papi dulu ya. Papi kangen dengan Zafrina." Ujar pria itu. Velia hanya melirik interaksi antara Rian dan Zafrina. Ia seperti melihat sosok papanya di diri Rian. Begitu lembut dan penyayang.
"Tapi kenapa papi dan mami tidak tidur berdua seperti mama dan papa Gerry?" tanya Zafrina.
Rian menggaruk pelipisnya. Ia bingung harus menjelaskan apa kepada gadis kecil itu.
"Sayang, mami sama papi tidurnya terpisah karena papi ingin menghabiskan waktu dengan Zafrina." Kata Velia menimpali pembicaraan ayah dan anak itu.
Zafrina menatap dengan intens pada Velia. Akhirnya gadis kecil itu mengangguk dan mau mengerti dengan alasan yang dibuat Velia.
Zafrina sudah naik diatas tempat tidur sambil memeluk bonekanya. Siang tadi Gerry mengirim barang-barang Zafrina dengan tatapan mengejek
Flashback
Gerry mengendarai motor matic milik Sekar menuju rumah lamanya yang kini sudah beralih tangan pada Velia. Sesampainya disana ia mengetuk pintu, dan dibukakan oleh seorang gadis muda.
"Cari siapa ya tuan?" tanya gadis itu menatap Gerry tanpa berkedip.
"Aku mencari penghuni rumah ini." Jawab Gerry datar.
Rian keluar sambil menggendong Zafrina. Gadis kecil itu berteriak nyaring hingga membuat wajah Rian sedikit menjauh.
"Papa ..." Teriak Zafrina, Gerry tersenyum. Dijag semakin terpesona dengan ketampanan Gerry.
"Hai princess-nya papa. Apa kau senang memiliki mami baru?" tanya Gerry. Zafrina tersenyum dan mengangguk.
Gerry menyerahkan boneka kesayangan Zafrina. "Sayang, main dulu sama mami ya. Papa mau ngomong sama papi Rian dulu." Ujar Gerry lembut.
"Hei kamu, bawa putriku masuk." Perintah Rian pada Dijah. Gadis itu mengangguk lalu menggandeng Zafrina.
Gerry menatap Rian, dengan tatapan seakan-akan menertawakan Rian.
"Wah wah wah, apa jadinya jika aku katakan kepada dunia. Jika seorang keturunan Anggara Al Fares yang begitu disegani menikah karena digrebek warga." Ujar Gerry terkekeh.
"Tutup mulutmu. Kau pikir aku juga tak punya aib mu?" sahut Rian.
"Ya ya ya, terserah kau saja. Semoga kau bahagia dengan pernikahanmu." Kata Gerry menepuk pundak Rian.
Ia langsung berpamitan dan kembali ke rumah Sekar. Karena ia meninggalkan Dian yang masih terbaring lemah.
Flashback end
Selepas membacakan buku cerita dan menidurkan Zafrina, Rian menghampiri kamar Velia. Rian mengetuk kamar gadis itu.
"Bisakah kita bicara sebentar." Tanya Rian.
Velia keluar dari kamar dan menutupnya. Ia berjalan mendahului Rian duduk di ruang tamu.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Velia malas. Hari ini kejutan yang diberikan Rian benar-benar membuat Velia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Mengetahui pria itu duda dan memiliki anak dari seorang wanita yang cantik dan anggun membuatnya merasa minder dengan dirinya sendiri.
"Maaf karena aku tidak mengatakan padamu sejak awal jika aku sudah memiliki anak."
"Tak masalah, toh kita tidak benar-benar dalam ikatan yang serius." Jawab Velia acuh. Rian mengepalkan tangannya mendengar jawaban Velia. Tapi sebisa mungkin dia harus mengontrol emosinya agar tidak terpancing emosinya.
"Kau salah besar nona. Aku tidak akan pernah melepaskan dirimu." Ujar Rian enteng, Velia melirik tajam ke arah Rian.
"Apa maumu sebenarnya?"
"Aku akan mengikatmu selamanya untuk berada di sisiku." Kata Rian dengan seringai tipis. Ia sudah memutuskan akan mempertahankan pernikahan ini apapun yang terjadi.
Velia ingin sekali mere*mas wajah Rian saat ini. Ia sungguh sangat benci pada pria itu. Sejenak Velia berpikir. Dirinya langsung tersenyum saat mendapat ide dan ia berkata.
"Kau boleh mengikat diriku. Tapi tidak dengan hatiku. Karena aku sudah mencintai pria .." Ucapan Velia terhenti kala bibir Rian dengan kasar menyesap bibir tipisnya dan me*lum*at*nya. Velia terbelalak kaget, saat lidah Rian mulai menyusup dan bermain liar di dalam rongga mulut Velia.
Rian melepaskan pagutannya saat Velia mulai kehabisan nafas. Rian mengusap bibir Velia dengan lembut.
"Jangan pernah mengatakan kau mencintai pria lain. Hanya aku yang boleh kau cintai. Dan aku akan menendang nama pria itu dari hatimu." Ujar Rian tanpa ragu.
"K-kamu .." Velia benar-benar kehabisan kata-kata. Ia berdiri menatap Rian penuh dengan aura permusuhan. Dan dengan gerakan cepat dia menendang adik kecil Rian. Hingga pria itu langsung menjerit kesakitan.
"Ka-kau benar-benar gadis bar-bar." Ujar Rian sambil mendesis merasakan adik kecilnya berdenyut hebat.
"Ini baru peringatan. Sekali lagi kamu berani menciumku sembarangan akan ku patahkan dia menjadi dua." Kata Veli sembari melirik pusaka Rian.
Rian terus memegangi pusaka miliknya yang terasa nyeri. Ia berjanji akan membuat perhitungan pada gadis bar-bar itu.
"Tunggu saja pembalasan dariku gadis bar-bar. Aku akan pastikan kau mendapatkan hukuman atas apa yang kau lakukan pada benda berharga milikku." Gumam Rian.
Velia masuk ke kamarnya dan menutup pintu lalu menguncinya. Detak jantungnya masih tak beraturan dan tubuhnya gemetaran. Hampir saja dia terbuai dengan ciuman Rian. Meskipun pria itu menciumnya kasar, entah mengapa Velia malah merasa ada sensasi tersendiri hingga membuatnya hampir saja mendesah. Bibir Rian juga rasanya manis. Velia terus menyentuh bibirnya.
Meskipun ini bukanlah ciuman pertamanya tapi justru Velia terkesan dengan cara Rian menciumnya tadi.
Velia langsung mengetuk kepalanya sendiri saat otaknya tiba-tiba memikirkan hal-hal kotor.
"Aku harus menjauh darinya ini benar-benar berbahaya." Kata Velia pada dirinya sendiri.
Gadis itupun berjalan kearah ranjang dan menghempaskan tubuhnya dan tak lama ia terlelap.
.
.
.
Velia bergerak resah fantasi liarnya membawa geleyar aneh yang berpusat pada inti tubuh Velia hingga rasanya ia ingin kencing saat itu juga.
Velia melenguh saat merasakan ada sentuhan di area sensitif nya.
"Aah .. stop." Teriak Velia terengah-engah. Ia membuka matanya lebar-lebar dan menengok ke kanan dan ke kiri. Dan ternyata semua itu hanya mimpi yang terasa begitu nyata. Velia benar-benar merutuki otak kotornya.
⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅
Maaf telat up ya. Kerjaan rumah othor numpuk. Biasanya Sabtu misua libur bantu ngurus anak. Eh ini masuk kerja alhasil dari pagi tadi othor sibuk banget.
Jangan lupa seperti biasa like komen dan Vote.
Aku juga Nunggu kotak hadiahku bertambah.
Met Weekend semuanya salam sehat.