PACAR ADIKKU, ISTRIKU

Seorang pemuda memarkirkan motor gedenya di depan tenda pernikahan. Pemuda itu tampak antusias terlihat ada banyak kerinduan yang menggambarkan wajahnya.

"Wooiii ... helm bego kenapa lu bawa?" Tanya Andre menatap sahabatnya tidak percaya. Beginilah kalau anak muda sedang jatuh cinta lari pakai helm- pun tidak sadar.

Rey tertawa geli kembali lagi ke tempat dimana Andre beserta motor gedenya di parkir. "Hehe ... Sorry bro, gue abisnya udah nggak sabar pengen meluk Bella. Agak sedih gue Bella gagal nikah," Andre setuju, ini semua salah Rey ngapain juga pacaran tidur bareng kalau belum siap nikah. Tapi dia juga begitu sih😂

"Makannya jangan kebanyakan nonton Wibu lu." Nasihat Andre mengelus rambut Rey.

"Anjiirr, jijik gue sumpah jangan pegang- pegang ah." Tolak Rey geli.

"Halah bacot lu tong. Yaudah sono udah lu tuliskan suratnya?" Rey mengangguk tentu saja Rey tidak berani bicara langsung, bisa- bisa dia di hajar orang tua Bella nanti.

"Sip-lah, lu jangan kabur sendiri lu. Tunggu sini cuman 30 menit kok." Pesan Rey yang tentu saja di tolak Andre.

"30 menit bapak lu, betis gue udah pindah ke paha entar. 20 menit deh kalau enggak gue tinggal lu," dengan berat hati Rey mengangguk.

"Okelah, gue ke kamar pengantin dulu."

"Jangan mesum lo ya!"

"Lo kira otak gue sekotor itu!" Teriak Rey kesal, Andre langsung menutup mulutnya rapat- rapat.

"Oppsss ... Baperan haha."

Langkah kaki Rey sangat cepat, ia segera memasuki rumah yang pertama di lihatnya adalah si tukang ceramah. Kakaknya Fadli, terlihat ada raut kemarahan di wajah sang kakak. Rey sejujurnya takut menerima amukan Fadli, tapi dia berpura- pura gentle. "Dari mana kamu Rey!" Bentak Fadli marah, tentu saja marah tiba- tiba ada tenda biru di depan rumahnya.

"Bukan urusan lo!" Teriak Rey tidak kalah keras, Bella yang mendengar suara Rey langsung berlari keluar kamar. Syukurlah Rey kembali batin Bella berbicara.

"Rey ...." Teriak Bella berlari memeluk Rey, tubuh Rey benar- benar hangat. Bella dapat mencium aroma Cologne yang memabukkan milik Rey. "I miss you." Bisik Bella mengalunkan kedua tangannya di leher Rey.

"I miss you too babe." Jawab Rey ingin mencium bibir Bella dengan cepat Fadli langsung menutup mulut Rey dengan telapak tangannya.

"Hiissshh! ... Apaan sih lu Bang!" Teriak Rey kesal.

"Bukan mahram, kalian-kan belum resmi nikah." Rey dan Bella memutar kedua bola matanya jengah.

"Rese banget lu!"

"Astagfirullah Rey.," Fadli memukul bokong Rey dengan sapu.

"Bell tolong gue Bell ..." Teriak Rey yang di abaikan Bella, jujur Bella masih kesal karena Rey hilang kabar hampir sebulan ini.

Setelah puas memukul sang adik Fadli menyuruh Rey berganti dengan pakaian pengantin. Namun sudah hampir 30 menit Rey belum juga keluar. "Kok nggak keluar dia?" Batin Fadli heran.

"Kamu ada lihat Rey?" Tanya Fadli berdiri di depan pintu kamar wanita yang sebentar lagi akan menjadi adik iparnya.

"No," jawab Bella yang bermain ponsel sambil di rias.

"Gawat!" Teriak Fadli berlari, karena kaget Bella dan penata rias juga ikut berlari mengikuti Fadli.

"Braakkkkhhh ....!!" Fadli mendobrak pintu kamar Rey, tapi nihil tidak ada satupun tanda- tanda keberadaan Rey.

"REYYYYYY....!!!" Tangis Bella pecah terduduk lemas di lantai, dia sudah menghabiskan uang puluhan jut adari tabungan untuk biaya pernikahan. Sebentar lagi Ayahnya yang dari kampung akan sampai ke Jakarta. Ingin sekali Bella kembali memutar waktu saat dimana dia pertama kali bertemu Rey si brengsek itu.

"ANAK ITU....!!" Teriak Fadli yang sama kesalnya, tidak dapat di percaya bahwa adiknya bersikap pecundang.

Tangis Bella kian pecah, Rohimah jadi bingung jika Bella gagal nikah apakah dia tidak jadi di bayar dengan tataan riasnya? Akhirnya Halimah pun ikut menangis beserta bapak- bapak yang memasang tenda biru dan pelaminan di depan rumah Fadli. Di satu sisi Fadli ingin menangis tapi disisi lain dia ingin tergelak melihat semua orang menangis seperti anak kecil.

"Sudah- sudah kita harus berkepala dingin." Nasihat Fadli, akhirnya dengan berbagai nasihat mereka semua diam.

"Bagaimana dengan kami pak, ini dekorasi, tenda dan pelaminan harganya puluhan juta. Malah baru di DP lagi. Kalau pengantin gagal nikah kita nggak mau di bayar separuh harga." Teriak bapak- bapak.

"Saya juga mas meskipun make- up saya murah tapi saya butuh duit buat biaya kos"an." Terang Rohimah.

"Betul itu!" Teriak mereka semua. Dari kejauhan Aisyah yang datang membawa rantang kaget melihat tenda biru sudah berdiri di depan rumah Ustadz Fadli. Bukankah Ustadz Fadli seharusnya melamarnya menurut tenggat waktu 1 bulan yang di berikan sang Abi. Tapi apa ini? Fadli mau menikah, dengan perempuan yang menampakkan aurat? Di luar dugaan Aisyah berlari menghampiri Fadli.

"Assalamualaikum Mas, Mas saya nggak terima Mas Fadli nikah. Bagaimana dengan janji Mas selama 1 bulan untuk melamar saya?" Tanya Aisyah yang membuat keadaan kian memanas.

"Bukan seperti itu Aisyah." Bantah Fadli yang memang tidak benar.

"Aisyah kecewa dengan Mas." Dengan bercucuran air mata Aisyah berlari kembali ke rumah tidak lupa memungut rantang yang tadi di jatuhkannya.

"Tunggu Aisyah!" Fadli berusaha mengejar tapi bapak- bapak sudah mencegah Fadli.

"Mas jangan lari mas!" Teriak mereka, Fadli tidak dapat memikirkan apapun selain berhenti mengejar Aisyah. Dia harus membereskan masalah yang sekarang terjadi. Dengan bantuan teman polisinya Fadli meminta mereka mencari Rey adiknya. Akhirnya setelah berbicara panjang lebar Fadli berdiri di depan kamar Bella untuk mengatakan bahwa semua baik- baik saja. Tapi melihat Bella terpuruk membuat dirinya malu dengan sikap sang adik. Bella tampak kacau sambil meremas surat dengan amplop biru di tangannya.

Surat itu berisi,

..."Bella, aku benar- benar mencintaimu, tapi menjalin hubungan pacaran dan pernikahan adalah dua hal yang berbeda. Aku bukan seperti mas Fadli yang dapat menghadapi situasi ini. Jika aku sudah siap dengan pernikahan kita, aku akan kembali. Dari kekasihmu Rey.❤️"...

"Bagaimana ini..," Tangis bela kian pecah. Fadli dari luar pintu menatap calon istri adiknya prihatin. Bella bahkan yang membiayai resepsi besar- besaran ini dari hasil kerjanya tapi Rey menghilang begitu saja seperti pria brengsek. "Ayahku akan datang, jika dia tahu aku di campakkan di hari pernikahan, bisa- bisa keluargaku akan di permalukan." Fadli terdiam sejenak, dari luar pintu menatap Bella kasihan.

"Maaf, saya akan menggantikannya." Ucap Fadli tiba- tiba, mendengar itu Bella terdiam menatap ke sumber suara dari pria yang menunduk. Dia Muhammad Fadli Al-fatah kakak Rey. "Saya akan menikahimu Bella ... Pernikahan ini akan tetap berlanjut," Fadli kembali menyelesaikan kalimatnya.

"APAAAA ....?!" Teriak Bella kaget.