PACAR ADIKKU, ISTRIKU
Muhammad Fadli Alfatah adalah seorang Ustadz di perumahan Griya Indah. Dia adalah pemuda tampan berusia 29 tahun. Meskipun sejak kecil Fadli hidup tanpa orang tua dia mampu menjadi pemuda baik yang sangat di segani. Fadli bahkan dapat membiayai kuliah sang adik Rey Abdillah di Universitas ternama Jakarta. Namun sayangnya sifat mereka bertolak belakang, jika Fadli adalah orang yang dekat dengan agama Rey justru sebaliknya. Rey adalah pemuda yang tidak mandiri meksipun usianya sudah menginjak 23 tahun, dia selalu menghabiskan waktunya untuk ke club malam dan mabuk- mabukan. Fadli sudah lelah menasehati Rey, tapi Rey sedikit pun tidak pernah mendengarkan Fadli. Malam ini waktu sudah menunjukkan pukul 00:00 wib namun sang adik belum juga kembali, Fadli benar- benar khawatir terjadi sesuatu buruk dengan adiknya.
"Kemana Rey, kenapa dia belum kembali?" Batin Fadli merapikan sarung dari bahan sutera yang di kenakannya.
"Tok ... Tok ... Tok...,"Suara ketukan pintu.
"BANG ... BUKA BANG....!!?" Teriak seseorang yang suaranya sangat familiar di telinga Fadli.
Dengan terburu-buru Fadli bergegas untuk membuka pintu, "Waalaikumsalam, Rey Astaghfirullahaladzim ..." Fadli terkejut melihat sang adik datang bersama gadis yang mengenakan pakaian sangat minim dalam keadaan mabuk. Dia menunduk membiarkan gadis itu bersama Rey masuk. Tunggu- tunggu tidak seharusnya Fadli membiarkan seorang gadis yang bukan mahramnya masuk. Apalagi di rumah ini hanya ada dua laki- laki.
Di lihatnya gadis itu kini duduk bersama Rey, Fadli menarik napas dalam tidak ingin terbujuk rayuan setan untuk mengeluarkan kalimat- kalimat kasar atas perilaku buruk mereka, "Maaf, sebelumnya. Tidakkah kamu kembali pulang? Tidak sepantasnya seorang gadis bersama laki- laki yang bukan mahramnya hingga larut malam seperti ini." Fadli berbicara tapi pandangannya lurus ke arah lain tidak ingin memupuk ladang dosa dalam dirinya. Gadis itu mengerti ucapan Fadli ingin beranjak, tapi Rey menarik kembali tangan gadis itu agar kembali duduk di sopa.
"Rey?" Tanya Bella merasa tidak enak dengan kakak Rey yang tidak menyukai keberadaannya.
"BANG ... Lu gak usah banyak bacot. Gue mau tidur disini sama pacar gue. Mending lo tidur sono! Gue bosen denger ceramah lu ...!!" Bentak Rey pada Fadli.
Mendengar perkataan buruk sang adik Fadli mengelus dadanya pelan, dulu Rey adalah adik yang baik dan penyayang semenjak kematian kedua orang tua mereka Rey berubah total menjadi seperti sekarang urakan, gemar berkata kasar juga mabuk- mabukan. Semua warga komplek sering membandingkan mereka, jika sang kakak di anggap pemuda impian sang adik justru seperti remahan kacang bagi mereka.
"Astaghfirullahaladzim Rey, Abang tidak pernah mengajarkan kamu untuk berkata sekasar itu. Dan kamu sebaiknya pulang...!!" Perintah Fadli dengan suara yang terdengar tegas.
"Masa bodoh!" Umpat Rey, bukannya mendengarkan perkataan Fadli Rey justru memilih masuk ke kamarnya bersama gadis itu.
"REY, APA- APAAN KAMU ....!!!" Teriak Fadli mulai habis kesabarannya. Rumah yang harusnya menjadi tempat ternyaman justru ingin di jadikan tempat maksiat oleh Rey. Fadli sudah cukup sabar menghadapi sikap sang adik yang di luar batas.
"Rey sebaiknya aku pulang saja, lihat kakakmu tidak mengizinkan aku Rey." Pinta Bella dengan nada tidak nyaman. Apalagi raut wajah Fadli sudah terlihat sangat marah tadi.
"Hei, sayang kita belum melanjutkan hal tadi. Bukankah kau menantinya?" Tanya Rey merapikan rambut Bella, Bella terdiam kemudian mengangguk.
"Brukkkkhhh...!!!" Suara pintu yang di tutup secara kasar oleh Rey. Fadli berdiri di depan itu Rey sambil menggeleng, tidak tahu harus melakukan apa. Rey sudah dewasa tidak bisa di pukul lagi. Tapi perbuatan buruknya membuat Fadli sangat marah.Fadli terus melantunkan kalimat istighfar karena perbuatan sang adik yang di luar batas.
Akhirnya ia memutuskan kembali ke kamarnya di depan kamar Rey. Tapi ini benar- benar hari yang buruk untuk Fadli. Sudah pukul 1 Fadli tidak bisa memejamkan mata karena mendengar suara lenguhan juga rintihan dari mereka. Perilaku mereka sudah seperti binatang bagi Fadli, Fadli menutup telinganya dengan bantal tapi suara itu benar- benar sangat jelas.
Fadli sudah tidak tahan, dosa apa yang di perbuatannya di masa lalu sehingga menjadikan sang adik tidak takut dengan dosa seperti sekarang.
"Ya Allah, saya sudah tidak tahan lagi dengan perbuatan buruk adik saya. Saya tidak sanggup untuk menasehatinya tapi sudah kewajiban saya sebagai kakak untuk memperbaiki akhlak juga prilakunya. Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang tolong bukakanlah hati Rey untuk kembali ke jalanmu." Doa Fadli dalam hati.
__
Keesokan paginya Fadli telah berpakaian rapi seperti Ustadz muda kebanyakan. Tanpa sengaja pagi- pagi yang di lihatnya malah sesuatu yang merusak pandangan matanya, punggung seorang gadis dalam balutan jubah mandi melangkah keluar dari toilet. Fadli menutup matanya. Kenapa gadis ini belum pergi dari rumahnya, Rey benar- benar kelewatan.
"Maaf ... Bella gerah jadi numpang mandi." ucap gadis itu dengan suara mendayu mendekati Fadli, bukannya menjawab Fadli malah melangkah mundur tidak nyaman dengan kehadiran gadis bernama Bella itu. Pada Terus melantunkan kalimat istighfar dalam hati untuk mengusir pandangan buruk yang tidak sengaja di lihat olehnya.
"Menjauhlah!" Perintah Fadli, Mengapa gadis ini tidak malu pada dirinya menghampiri pria dengan jubah mandi seperti itu.
"Kok mundur sih?" Tanya Bella tertawa geli melihat wajah memerah Fadli. Karena berusaha menghindari Bella, "Bruughhhtt ....!!" Fadli terjatuh di lantai kakinya terkilir. "Astaghfirullahaladzim, berhenti melangkah dekati saya. Saya tidak suka dan itu menjadi ladang dosa untuk saya..!!" Cegah Fadli dengan pendiriannya. Bukannya dia bersikap kasar, tapi Fadli tidak ingin ingin terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada mereka. Jujur gadis itu benar- benar membuat dirinya sedikit goyah. Pipinya yang sedikit kemerahan, rambutnya yang panjang terurai, serta tubuh yang indah bak manekin membuat Fadli takut mulai terbujuk rayu setan.
"Bang biar Bella bantu." Pinta Bella kini duduk di hadapan Fadli.
Jubah mandi itu sedikit tersingkap tanpa sengaja terlihat oleh Fadli. Paha berwarna kuning langsat khas gadis Asia pada umumnya. Kulitnya benar- benar indah, bahkan masih mengkilap karena Bella belum mengerikan sepenuhnya.
Fadli menarik napas dalam berusaha menghindari sentuhan kontak dengan gadis itu, ia memilih berjalan terseok-seok keluar rumah.
"Astagfirullah," ucap Fadli.
Sementara Bella masih dalam posisi yang sama menatap kepergian Fadli, Bella tidak mengerti mengapa Fadli tadi menghindarinya padahal niat Bella hanya ingin membantu.
"Mungkin dia masih marah soal semalam." Batin Bella memilih kembali masuk ke kamar Rey. Di lihatnya Rey masih tidur bertelanjang dada. Rey adalah pemuda yang tampan, kulitnya berwarna putih serta bibir yang merah muda yang indah meksipun Rey perokok akut. Rey adalah cinta pertamanya, bahkan Bella menyerahkan semua yang di milikinya selama Rey adalah orangnya. Orang yang menjadi pertama dan terakhir untuk Bella, tidak ada sedikitpun rasa sesal dalam dirinya selama orang itu Rey. Begitulah pemikiran gadis muda yang tidak mengerti agama seperti Bella.
"Rey benar- benar seksi." Batin Bella dengan nada kecil. Bahkan saat tidur Rey seperti bayi yang menggemaskan.
"Sayannng..." Panggil Rey menarik Bella ke dalam pelukannya. Pipi Bella bersemu merah.
"Rey nggak mandi?" Tanya Bella mencium pipi Rey gemas. Rey menutup mulutnya menguap kemudian menggeleng.
"Nanti 5 menit lagi sayang," jawab Rey, meksipun Rey adalah pembuat onar tapi sikap Rey ke Bella benar- benar lembut. Mungkin itu adalah kekuatan cinta menjadikan orang yang kasar jadi lembut meksipun cinta itu menjadi ladang dosa bagi mereka.
"Kamu nggak ke kampus Rey, bentar lagi juga aku kerja paruh waktu di toserba." Terang Bella ini mengikat rambutnya secara asal.
"Aku mau bolos boleh?" Tanya Rey mencium singkat bibir Bella, mata Bella melotot kemarin Rey sudah bolos dan sekarang mau bolos lagi.
"No,no Rey kamu harus selesaikan kuliahmu. Bukankah kamu bilang Fadli sudah membiayai kuliahmu? Lihat aku Rey, aku cuman dapat bekerja di Toserba karena tidak kuliah."
Rey menutup telinganya kemudian tersenyum kecil, beginilah Bella bila Rey mulai malas dia akan menjadi perempuan yang cerewet.
"Sayang ini aku mandi. Nanti aku jemput kamu di Toserba." Mendengar ucapan Rey Bella tersenyum, setidaknya Rey harus punya masa depan cerah tidak seperti dirinya.
"Oke, mandi gih.,"
Sambil mengucek kedua matanya Rey berjalan menuju toilet di dapur. Rey tersenyum mengingat aktifitas menyenangkan semalam, kenapa Bella benar- benar seksi bahkan Rey tidak pernah bosan untuk bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
meilanyokey
Bella bodoh karena cinta yg sekonyong-konyong koter🤦
2022-03-03
0
Lia Sabana
kyk nya seru gemes2 ge mna gt BCA nya
2022-02-21
0
re
Mulai
2021-10-29
0