Dorongan menikah karena sudah mencapai usia 32 tahun demi menghilangkan cap perawan tua, Alena dijodohkan dengan Mahendra yang seorang duda, anak dari sahabat Ibunya.
Setelah pernikahan, ia menemukan suaminya diduga pecinta sesama jenis.
✅️UPDATE SETIAP HARI
🩴NO BOOM LIKE 🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Digital, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14:
Setelah mengbrol bersama, Alena mengantar Ibunya beristirahat. Setelah itu ia pergi ke kamarnya sendiri dan mendapati Ahen sedang sibuk dengan Laptopnya.
Alena membaringkan tubuhnya di tempat tidur sambil memainkan HP-nya, sekarang mereka sibuk sendiri.
Pukul 23:00, kantuk mulai menyerang Alena. Ia meletakkan HP-nya di meja samping tempat tidur, kemudian ia mengambil semua guling yang menghalangi mereka berdua, Ahen mengerutkan kening melihat itu.
"Kenapa?" tanya Ahen.
"Sempit, jadi kita tidur nggak usah pakek penghalang lagi." jawab Alena.
Setelah memindahkan guling-guling itu di sofa yang ada di pojok kamarnya, Alena kembali membaringkan tubuhnya.
"Toh dia nggak suka perempuan, aman." batin Alena
Alena mulai memejamkan matanya.
"Kalau dia nggak suka perempuan, terus gimana sama si Salma itu? Apa dia juga tidak disentuh? Apa Ahen menikahi Salma untuk menutupi kelainannya?" batinnya lagi.
Alena tiba-tiba dibuat bingung, jika Ahen penyuka sesama, tapi kenapa dia bisa secinta itu pada Salma?.
"Udah ah, pusing." ucap Alena tanpa sadar.
Ahen dibuat bingung.
Tidak butuh waktu lama, Alena sudah terlelap, Ahen pun menyudahi pekerjaannya dan ikut membaringkan tubuhnya. Karena merasa tetap dingin walaupun sudah memakai selimut, ia memutuskan untuk memakai 2 selimut.
Setelah itu ia mulai memejamkan mata, 10 menit berlalu tetapi matanya tak kunjung tertutup rapat, ia masih tersadar dan kantuknya seperti sedang mengerjainya.
Ahen memiringkan tubuhnya ke kanan dan dapat menatap punggung Alena yang membelakanginya. Alena mulai mendengkur pelan, badan Alena tiba-tiba miring kiri dan membuat keduanya saling berhadapan.
Dilihatnya wajah Alena yang sedang tertidur pulas, Ahen memandanginya terus sampai ia bepikir ternyata Alena tidak seburuk awal bertemu.
"Ternyata kamu orang yang baik." batin Ahen.
Lama-lama Ahen mulai kembali dihampiri rasa kantuk, perlahan matanya terpejam dan mulai tertidur pulas. Alena yang sedang tertidur membuka matanya sedikir, dengan masih setengah sadar ia menganggap ada guling di depannya, jadi ia langsung memeluk guling itu dan kembali tidur.
Keesokan paginya...
Alena terbangun bersamaan dengan Ahen yang baru keluar dari kamar mandi. Ia melihat pakaian di tubuhnya dan masih tetap seperti semula dan itu sebagai bukti Ahen memang tidak minat pada tubuhnya.
"Ternyata suamiku nggak normal." ucapnya pelan.
Ahen menoleh karena merasa Alena berbicara sesuatu.
"Apa?" tanya Alena.
"Apa?" Ahen balik bertanya.
Alena menyipitkan mata, kemudian ia turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi, di dalam kamar mandi ia membuka seluruh pakaiannya dan tubuhnya bersih tanpa ada bekas apapun.
****************
3 Hari berlalu dengan Alena dan Ahen yang tidur tanpa penghalang lagi, ini adalah hari ke-5 mereka menginap di rumah Ibu Alena. Sore ini Ahen baru pulang dengan membawa cemilan dan buah-buahan.
Mereka berkumpul di ruang tamu sambil mengobrol, Ahen sedang mengupas buah untul mertuanya sedangkan Alena sibuk dengan cemilannya.
'Tok tok tok'
"Assalamu'alaikum"
Tedengar suara ketukan pintu dan ucapan salam dari luar rumah.
Alena berdiri dan membukakan pintu.
"Wa'alaikumsalam." sahut Alena sambil membuka pintu.
"Mbak." sapa tamu yang tidak lain adalah Adik ipar dan istrinya.
"Lili, ayo masuk."
Ali dan Lili pun masuk.
"Mas." sapa Ali pada Ahen.
"Duduk dulu." ucap Ahen mempersilahkan, ia juga menggeser tubuhnya untuk memberikan ruang pada Ali dan istrinya.
Ali bersalaman dengan Ahen kemudian mencium tangan Ibu Alena.
"Maaf, Tante. Kami baru sempat jenguk." ucap Lili diikuti anggukan dari Ali
"Iya, nggak apa-apa. Tante udah seneng kalian repot-repot kesini."
"Alena, tolong buatkan minum buat adikmu ya." pinta Ibu Alena.
"Iya, Ma."
Alena pun pergi ke dapur. Di ruang tamu, mereka berempat mengobrol dan menanyakan kondisi Ibu Alena. Ahen juga mengupaskan buah untuk adik dan adik iparnya.
"Maaf, Tante. Saya mau numpang toiletnya." ucap Ali mendadak.
"Oh boleh-boleh, itu kamu belok kiri terus lurus. Nanti ada dapur, di sebelah dapur ada pintu itu, di balik pintu ada kamar mandi."
"Makasih, Tante. Permisi ya." Ali pun berdiri dan melangkah meninggalkan ruang tamu.
Di dapur, Alena sedang memanaskan air dan menata kue kering yang di beli Ahen tadi. Alena mengambil piring lagi untuk jelly yang dibuatnya tadi siang, saat membalikkan badan ia terkejut saat melihat dada tegap di depannya, ia mendongak dan ternyata itu Ali. Alena langsung membuang muka dan mundur selangkah.
"Ada apa?" tanya Alena tanpa menatap wajah Ali.
Karena tidak kunjung di jawab, Alena langsung meletakkan piring di meja, Alena membulatkan mata saat sepasang tangan kekar itu melingkar di pinggangnya.
"Lepas!" Alena berontak dan berusaha melepaskan diri, namun tenaganya jauh dibawah Ali.
Alena merasa pakaian di pundaknya basah, Alena pun diam tidak lagi berontak.
"Hiks." Ali menangis dan menempelkan wajahnya di pundak kanan Alena.
"Maaf." ucapnya.
Alena tersenyum kecut, matanya mulai berkaca-kaca.
"Maaf katamu?" tanya Alena dengan nada mengejek.
Ali semakin mengeratkan pelukannya itu.
"Aku minta maaf banget." ucap Ali.
"Telat." balas Alena.
"Saat takdir mempertemukan kita kembali, aku selalu dibayang-bayangi olehmu. Aku kangen banget." ucap Ali sambil terus menangis.
"Telat, Ali. Penantianku udah berakhir, kamu udah mati." tanpa disadarinya, Alena mulai menangis, ia menahan suaranya.
"Lepasin atau aku teriak biar istri kamu tau?!" ancam Alena.
Ali tidak punya pilihan lain selain melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya.
"Sekarang kesana, jangan ganggu aku lagi. Kita udah selesai, kita punya pasangan masing-masing." ucap Alena sambil mendorong tubuh Ali agar menjauhinya.
"Len, maafin aku."
"Nggak. Kamu yang bikin aku begini. Pergi sana, jangan ganggu aku."
"Sana!" bentak Alena bersamaan dengan air mata yang menetes.
Ali menyeka air matanya lagi dan meninggalkan Alena, ia pergi ke kamar mandi. Saat di kamar mandi, Ali kembali menangis, sakit rasanya melihat Alena sudah bersuami apalagi laki-laki itu adalah kakaknya sendiri, di dalam lubuk hatinya di penuhi rasa penyesalan dan rindu yang teramat sangat pada Alena.
Alena yang masih di dapur langsung mengatur napas dan menyeka air matanya, ia kembali melanjutkan pekerjaannya tadi. Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang melihat sedari tadi.
Alena datang ke ruang tamu membawa nampan berisi minuman dan kue sebagai cemilan.
"Maaf, ya. Adanya hanya ini." ucap Alena ramah pada Lili.
"Makasih, Mbak. Ini udah enak banget."
"Mas Ahen mana, Ma?" tanya Alena saat tidak melihat keberadaan Ahen di ruang tamu.
"Tadi izin ke kamar katanya mau kirim file ke atasannya." jawab Ibu Alena.
"Ohh."
Alena duduk di samping Ibunya dan menemani Lili mengobrol selama Ali belum kembali. 1 jam berlalu, Ali dan Lili pamit pulang, Ali memeluk Ahen dan mencium tangan Ibu Alena.
"Makasih, ya." ucap Ibu Alena.
"Iya tante, makasih juga." balas Lili.
Setelah Ali dan Lili pergi, Alena membereskan gelas dan piring di meja dan membawanya ke dapur, sedangkan Ahen pergi ke kamar.
Suami istri ❎
Tom n Jerry✅
prosotan pake kumis geli dong🤣🤣🤣🤣🤦🏻♀️