NovelToon NovelToon
Istri Buta Tuan Muda Tengil

Istri Buta Tuan Muda Tengil

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:31.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Azam Rizki Van Houten---Tuan muda tengil, tapi patuh dan taat pada orang tua. Kecelakaan hebat hari itu di karnakan kecerobohannya yang ugal-ugalan mengemudi membuatnya harus menerima di terbangkan ke Australia. 5 tahun kemudian ia kembali. Sang bunda merencanakan perjodohannya dengan Airin--gadis yang begitu di kenalnya. Namun, kali ini Azam menentang permintaan bundanya, di karnakan ia telah menikah diam-diam dengan gadis buta.


Arumi Afifa Hilya, kecelakaan hari itu tidak hanya membuatnya kehilangan penglihatan, tapi gadis malang itu juga kehilangan adik yang paling di sayangnya--Bunga. 5 tahun kemudian seorang pemuda hadir, membuat dunianya berubah.

***

"Satu hal yang perlu lu ketahui, Zam! Lu adalah orang yang telah membuat gadis tadi tidak bisa melihat. Lu juga orang yang membuat anak kecil tadi putus sekolah. Dan lu juga yang telah merenggut nyawa adik mereka! Dengar itu, bangsat!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana perjodohan

"Tolong! Tolong!"

Diri dalam kamar, Azizah dan Zahra mendengar suara teriakan itu.

Segera mereka masuk ke dalam kamar yang gelap gulita itu. Saklar lampu di dinding di nyalakan, hingga tampak oleh mereka sesosok pemuda yang tidur tanpa menggunakan baju.

"Aaaa!" Azizah terpekik dan lansung memeluk lengan Zahra. Pandangannya juga di alihkan dari sosok pemuda yang berbaring di ranjang.

"Kamu kenapa, heh?" tegur Zahra.

"It-itu, tato Abang, serem benget!"

"Ishk, kamu itu jangan jadi anak alay bisa nggak? Sama tato aja takut. Abang itu kan cowok, jadi wajar dia punya tato. Apalagi kalau ada tato Upin dan Ipin di dadanya, pasti lebih keren lagi, kan?" ucap Zahra, kemudian tertawa sendiri, membayangkan ada tato tokoh favoritnya di kedua dada pemuda itu.

"Tolong! Tolong!"

Teriakan suara garau itu kembali terdengar. Di sana wajah Azam sudah di banjiri keringat. Kadang dia menoleh ke kiri dan kadang ke kanan, tampak cemas, gelisah dan ketakutan.

"Zah, ayo kita bangunin Abang. Jangan-jangan Abang mimpi di culik Nenek Dayung," ajak Zahra menarik tangan saudaranya yang masih berpaling ke arah lain.

"Ishk, kamu jangan mengada-ada! Mana ada nenek Dayung."

"Hehehe, kan dulu Abang sendiri yang sering menakut-nakuti kita dengan nama itu. Sudah, ayo kita bangunkan. Kasihan Abang sudah berkeringat begitu." Tangan Azizah di tariknya mendekati tempat tidur.

"Abang, banguuun!" teriak Zahra sambil menggoyangkan badan Azam. Cukup lama gadis itu melakukan, namun Azam tak kunjung bangun.

"Ishk, Abang ini tidur atau sudah mati sih?" gerutunya karna telah capek menggoyangkan tubuh kekar saudaranya itu.

"Kamu lupa ya? Abang kan kalau tidur memang susah di bangunin." Azizah memberitahukan.

"Oh, iya aku lupa. Kalau begitu..."

Tangan Zahra lansung berpindah ke hidung Azam. Di pencetnya agak lama hidung mancung pemuda itu.

Tidak lama mata pemuda itu terbuka. Tangan Zahra di tepiskannya kasar, lalu dia meraup udara dengan rakus. Matanya membulat melihat kehadiran kedua adiknya di dalam kamar. "Si-siapa kalian? Ap-apa yang kalian mau?" tanyanya sambil beringsut, menyandarkan punggung di sandaran ranjang. Dadanya berombak naik-turun. Karna mimpi buruk yang dialaminya belum sepenuhnya hilang di kepala.

Zahra dan Azizah saling berpandang satu sama lain. Heran melihat tingkah abangnya.

"Abang! Ini Zahra! Adik Abang yang paling  cantik dan calon penghuni surga. Masa Abang lupa sih?"

Azam mengucek mata, lalu memperhatikan kembali dua gadis yang berdiri di samping ranjang. Dia mendengus sambil mengusap wajah dengan ke dua telapak tangan setelah sadar dari mimpi buruk yang dialaminya barusan. Helaan nafas kasar di hembuskan berat.

"Heisk! Kenapa membangunkan gue?" tanyanya.

"Ishk, Abang ini marah-marah terus. Bukannya berterima kasih karna sudah Zahra bangunin, ini malah marah-marah. Coba kalau gak Zahra bangunin, mungkin sekarang Abang sudah di culik nenek Dayung!"

Azam kembali mendengus. "Oke, thaks you. Sekarang gue sudah bangun, kan? So? Kalian mau apa lagi?"

Mata Zahra dan Azizah kini malah fokus memandang tato naga di sebelah kiri dada pemuda itu.

Azam mengerutkan kening. "Apa yang kalian lihat?"

"Itu!" Zahra memanjangkan bibirnya menunjuk tato di dada Abangnya.

Azam menoleh kiri dan kanan, mencari apa yang di tunjuk adiknya. "Apa sih?"

"Itu." Zahra masih menunjuk tato naga di badan pemuda itu dengan bibirnya.

"Itu, itu, itu! Itu apa?" dengusnya mulai kesal. Matanya masih mencari apa yang di tunjuk adiknya.

Zahra mendekat, lalu menyentuh tato naga itu dengan telunjuknya. "Ini! Tato apa?"

"Ishk, lu ini!" Tangan Zahra di tepiskannya kasar, lalu selimut di samping di tarik menutupi badannya.

"Zahra tahu! Itu pasti tato cacing kan! Cowok masa tatonya begituan. Mana keren?" ledek Zahra, lalu tertawa sendiri.

"Lu jangan asal ngomong ya? Ini tato naga tau!"

"Naga? Naga apa kurus gitu? Hmm, pasti naga kurang gizi, kan? Atau Abang sengaja gak mengasih makan naga itu? Ish, ish. Parah!" sinisnya, lalu kembali tertawa.

Azizah menyikut lengan kembarnya, saat melihat mata Azam yang merah menyala menatap mereka.

"Sudah! Keluar sana!" usir Azam, menunjuk ke arah pintu kamar.

"Gitu aja marah. Pantas aja naganya kurus. Makan hati terus. Eh, tapi kalau Abang bikin tato Upin-Ipin pasti bagus. Dan kadar ketampanan Abang pasti semakin bertambah."

"What?" Membulat mata Azam mendengar saran dari adiknya.

Zahra malah menyeringai lebar memamerkan barisan giginya.

"Eh, kalian keluar gak? Atau gue seret kalian keluar!" ancam Azam.

"Seret...seret memangnya kita gerobak pakai di seret segala," balas Zahra tanpa ada rasa takut sama sekali.

Bantal yang berada di samping di ambil satu lalu di lemparkan pada kedua gadis itu. "Keluar!" teriaknya keras.

"Iya, iya. Kita keluar." Kedua gadis itu mengayunkan kaki menuju ke arah pintu kamar. Tapi langkah mereka terhenti karna belum menyampaikan pesan dari bunda mereka.

"Apa lagi?" Azam melototkan mata pada mereka yang kembali berbalik badan.

"Itu, Abang sudah di tungguin di meja makan. Ada Nenek Lampir juga, calon bini Abang."

"Nenek Lampir? Siapa?" tanya Azam dengan kening berkerut.

"Siapa lagi kalau bukan si Nona kegatalan itu."

Semakin berkerut saja kening Azam, coba menerka siapa yang di maksud adiknya.

"Sudah, cepat turun! Jangan lupa pakai baju. Sampai Papa tahu Abang punya tato. Bisa-bisa naga Abang itu di jadikan santapan makan malam," ujar Zahra lalu melangkah pergi.

Azam pun turun dari tempat tidur setelah kedua adiknya menghilang di balik pintu kamar.

Dia berdiri di depan cermin besar yang tertempel di pintu lemari.

"Masa tato gue sekeren ini di bilang seperti cacing? Ishk, buat apa juga gue mendengarkan tanggapan mereka. Mereka itu kan dari dulu emang selalu sirik sama gue," gumamnya lalu tersenyum sendiri ketika teringat kedua adiknya itu yang menangis meminta di belikan baju yang sama pada waktu lebaran.

***

Ting Ting Ting

Tidak ada suara lain, kecuali suara sendok dan piring yang saling beradu. Daniel memang selalu mengingatkan pada anak-anaknya agar tidak ada yang bicara ketika sedang makan. Mengamalkan apa yang di katakan ustadz.

Pria itu sedikit banyak memang lebih religius pasca kejadian yang hampir merenggut nyawa salah satu putrinya. Kejadian itu tidak pernah bisa dia lupakan. Daniel sangat meyakini karna pertolongan diataslah, sampai sekarang ini ia masih bisa melihat anak-anaknya tumbuh besar.

Selain lebih religius, Daniel juga lebih dermawan, karna sering juga mengikuti kajian-kajian yang di sampaikan ustadz. Tidak ada orang yang miskin karna bersedekah. Kata-kata itu selalu memotivasinya. Nyatanya memang benar, sebanyak harta yang dia keluarkan untuk membantu anak yatim dan fakir miskin atau pun membangun tempat-tempat ibadah, tapi dia merasa tidak sedikitpun merasa hartanya berkurang, malah setiap tahun semua bisnis usahanya selalu mengalami peningkatan. Selain sukses di dunia bisnis, pria itu sekarang juga sudah terjun ke dunia politik, menjalankan amanah yang di embankan rakyat padanya.

Selesai makan malam, Ayang mengajak Andre, Airin dan anak-anaknya ke ruang keluarga--ingin menyampaikan rencananya perjodohan Azam dengan Airin.

"Bagaimana? Apa Azam setuju menikah dengan Airin?" tanya Ayang setelah menyampaikan rencana tersebut.

Pemuda itu memandang semua yang ada di ruang keluarga. Ia juga melihat sebelah tangan Zahra yang melambai dan menggelengkan kepala. Entah apa maksud adiknya itu, ia pun tidak tahu. Tapi yang jelas, ia tidak akan pernah mengecewakan bundanya. Di otaknya sudah tertanam, 'surga di bawah telapak kaki ibu'.

"Ya, Abang setuju Bunda."

1
Erna Wati
seru bagus dan keren
aleena
Kan bener firasatku
mengatakan sebenarnya airin sudah tau klo Arumi saudara kembar dia
dan Mata milik arumi pasti dia juga penyebab kebutaan itu
PengGeng EN SifHa
apakah airin ini yang mendonorkan mata arumi u/ orang lain ??

apakah airin & arumi masih saudara kandung yg berpisah karna perceraian orang tua ?

dan apakah airin ada fakta yg masih terembunyi dibalik keluarga azam sebagai anak angkat dr orang tuanya ?

semua memang sulit diterka...tapi inilah dunia NOVEL yang memukau👏👏👏👏👏☕️☕️☕️☕️
aleena
azam kapan lembutny itu suara kasar mulu
semoga si azam cepet bucin, menikah bukan sekedar tanggung jawab atas insiden 5thn lalu
dan si Lilis semoga dia sadar bahwa apa yg dilihat dlm diri airin semua kebohongan nampak di depan mata
my heart
semangat Thor , agak sedikit kesel sih sama bundanya azam tapi cerita nya tetep keren
Chandra Erlangga
semangat thorr...
salah satu pembaca setia mu
👍👍👍
aleena
aku lihat diberanda bakul jamu
masuk ranking 5
semangaat ya thor

semoga novel inipun masuk ranking besar
Sasa Sasa: maksudnya?
total 1 replies
aleena
ooh apa si azam mau nikahi secara sirih dulu,,
terus kapan sifat buruk airin terbongkar
aleena
wah bisa jadi airin yg menjual Mata arumi
aleena
patuh orang Tua ok, tpi Tegas
jangan Iya Iya aja,.sia yang sangat mudah di masukin omongan dari airin
gak pernah diselidiki dulu
Kan si kudaniel punya banyak pengawal
kenapa gak selidiki kelkuan airin

wah parah beut
aleena
arumi ini sifatnya gak percayaan
meski sudah ditolong /Grin/
aleena
apa dia kembar, arumi dan airin
aleena
alurnya bagus
aleena
airin sombong
anak super, penyakitan pula
kamu lupa ya sudah hampir mati saat kecil
klo bukan karna udang papa daniel yg mengalir
aleena
wah parah si airin padahal waktu kecil, keliatan lugu dan Manis
ternyata buaya betina kau
aleena
berarti Mata arumi dicuri ,sama dokter praktek illegal
wah parah
aleena
pasti ngomongin soal sekolah aril
Sasa Sasa: Baca komen komen kakak, jadi semangat lagi nulis. ,🫢 makacih ya kak😘😘
Sasa Sasa: Baca komen komen kakak, jadi semangat lagi nulis. ,🫢 makacih ya kak😘😘
total 2 replies
aleena
ahaha Baru aja dpt 50 rb udah sombong buktiin dulu
aleena
begini nyesel kan
aleena
airin. selingkuh
aduh dari cara pembahanasan tdi Antara arumi dan aril kayaknya sibunga gak ada deh
apa jangan jangaan ,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!