WARNING!!! CERITA INI HANYA UNTUK MEREKA YANG MENYUKAI ALUR SUPER LAMBAT DAN PERMAINAN KATA-KATA!
Layaknya Princess Hours, Melody Hwang tiba-tiba harus menikah dengan pewaris tahta tampan Emperor Group demi darah 250 cc dan uang 100 juta.
Menyelamatkan kakek yang sekarat, malah dinikahkan dengan cucunya.
Menikah tanpa cinta adalah lagu baru yang harus ia tulis dalam melodi romantisme kisah cintanya.
Berisi kisah sederhana yang sangat manis. Dialog yang ngegemesin. 😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sata Erizawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pangeran Kampus
Suasana kelas menjadi sepi. Teman-teman sekelas Melody berhamburan keluar untuk pulang atau mengerjakan aktivitasnya.
Menyisakan beberapa orang saja yang ada di dalam kelas. Melody dan Bebek adalah salah duanya.
Melody melirik ke arah kanan dan kirinya. Mengamati teman-teman tersisanya. Dua di pojok kiri darinya sedang berdandan. Melody melihat dua temannya itu sedang mengaplikasikan bedak di pipinya.
"Ya ampun, itu mereka suka sekali berdandan. Tak masalah sih, menunjang penampilan agar lebih baik. Asal punya modal maka tak masalah." Batinnya.
Melody mencari sahabatnya itu, si Bebek yang tiba-tiba saja sudah menghilang dari tempat duduknya. Bukankah tadi ada di sampingnya?
Kemana bocah itu?
.
.
.
MELODY'S POV 3.
Aku meregangkan otot-ototku yang kaku. Berbunyi unik. Lucu lagi. Upss, untung tak ada yang mendengarnya.
Ah, nyaman sekali rasanya.
Aku mengedarkan pandanganku ke arah jendela kelas. Kulihat Bebek sedang berada di dekat jendela. Ia memandangi sesuatu yang berada di luar kelas. Kelasku memang ada di lantai paling atas, jadi bisa melihat ke setiap sudut kampus.
Apa yang dia lihat?
Aku penasaran dengan apa yang bebek pandangi, akupun menghampirinya.
"Kau melihat apa, Bek?" Tanyaku.
"Pangeran kampus kita." Jawabnya.
"Siapa? Memang ada pangeran di kampus kita? Dari kerajaan mana?" Tanyaku polos. Memangkan? Pangeran kampus?
"Kau memang bodoh sekali! Pangeran kampus itu hanya julukannya. Dia itu Kazehaya Yudha. Cucu dari keluarga Kazehaya. Pewaris utama Emperor Group!" Jawab Bebek.
Oke, dia menjawab dengan sangat lantang.
"Memang apa hebatnya dia?" Tanyaku biasa saja. Memangnya aku harus bertanya seperti apa?
"Iiishhh… Sudah jelas dia itu termasuk orang terkaya di Jepang. Kampus kita saja milik keluarganya. Kau tidak lihat, dia datang dengan sopir pribadinya. Kemana saja dia berjalan, dia selalu ditemani pengawalnya. Dia memang layak sebagai pangeran. Dia sangat tampan, tinggi, dan memiliki tubuh bagus." Kata Bebek sangat semangat.
Aku heran kenapa banyak anak-anak yang mengurumuninya. Apa iya dia sehebat itu? Itu hal yang tidak wajar untuk dilakukan.
Hei.. meski dia itu orang kaya dan pemilik kampus ini, tapi dia kan hanya manusia biasa, bukan super hero seperti spiderman! Dia juga bukan artis untuk dikerumuni. Kalau mereka heboh mengerumunin EXO atau BTS itu sih wajar.
Ada-ada saja kelakuan anak-anak itu.
"Aku tidak pernah tahu ada pangeran kuliah di kampus kita ini?" Kataku yang memang benar-benar tidak tahu akan hal itu.
Memang juga baru ini aku melihat kerumunan anak-anak yang berteriak heboh tidak aturan. Berisik sekali!
"Ck, dasar Jenong! Makanya jangan pedulikan pekerjaanmu saja! Dunia itu luas! Buka matamu untuk melihat hal-hal di sekitarmu!" Bebek mulai menasehatiku.
"Iya, iya… Bebek, apa kau menyukainya? Kau selalu saja tersenyum saat memangdangnya? Padahal, wajahnya saja tidak terlalu jelas terlihat dari atas sini." Aku kembali bertanya.
"Hm, aku sangat menyukainya. Aku menganggapnya sebagai my bias. Walau Siwon-oppa juga tampan, tapi Yudha jauh lebih tampan. Dia itu sempurna sekali. Perusahaan ayahku bekerja sama dengan perusahaan kakeknya. Aku pernah melihatnya sekali dalam pertemuan bisnis."
"…"
"Tapi Yudha itu adalah pangeran es. Dia tidak memiliki sahabat yang benar-benar dekat dengannya. Yang aku ketahui, dia hanya dekat dengan pengawal pribadinya dan satu cewek yang hanya satu-satunya cewek yang bisa seenaknya saja bersama Yudha. Cih, aku benar-benar tidak menyukainya saat menempel pada Yudha."
"Cewek?"
Aku sedikit tertarik dengan cerita Bebek. Memang ada cerita seperti itu? Rasanya ada. Saat ini, buktinya Bebek di depanku sedang menceritakannya. Hah, ada-ada saja.
Fanfiction ya?
"Iya, namanya Amamiya Yura. Putri tunggal pemilik Amamiya Hotel. Meski ia putri pengusaha, tapi sangat menjengkelkan karena dia ternyata juga seorang model. Menyebalkan, hidupnya sempurna sekali. Huuffttt." 😪
"Astaga... Jangan seperti itu! Tidak baik, Bek. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing."
"Iya aku tahu. Hanya saja kenapa terkesan sangat sempurna? Pangeran Yudha, aku ingin menjadi cinderella untukmu." Kata Bebek.
Bebek konyol sekali. Cinderella? Ya ampun. Apa dia fikir dia hidup di dunia dongeng?
"Kalau kau menyukainya, kenapa kau tidak ikut mengerumuninya seperti anak-anak itu?"
"Dia itu terlalu tinggi untukku, Melody. Sangat sulit untuk digapai. Walapun aku pernah melihatnya sekali, tapi aku pastikan dia tidak mengingatku."
Suara Bebek terdengar pilu di telingaku. Apakah memang dia benar-benar menyukainya? Astaga.
Aku memegang bahunya. "Bebek, sesulit apapun masalahmu pasti ada jalan! Setinggi apapun dia, kau pasti bisa menggapainya. Yang penting, aku selalu mendukungmu! Fightiingggg!" Aku mencoba menyemangatinya.
"Kau memang sahabat yang baik, Jenong."
Bebek melukku. Kami selalu seperti ini. Saling menguatkan.
"Oh ya, karena kau sudah dipecat, berarti kau banyak waktu luang, kan? Ayo ikut ke salon ibuku? Kita spa di sana? Relaksasi Melody, relaksasi." Tawarnya.
"Lain kali saja, Bek. Aku ingin melanjutkan tidurku. Aku masih sangat lelah." Tolakku halus.
Aku hanya tidak mau melukai perasaan sahabatku. Dia suka kesal kalau aku menolak ajakannya tanpa alasan yang tidak jelas.
"Ah, sayang sekali. Baiklah, kalau begitu aku sendiri saja. Tapi, lain kali kau tidak boleh menolak ajakanku. Oke?" Katanya.
"Oke.." Aku tersenyum.
Dia tersenyum kembali padaku. Diapun berpamitan kepadaku untuk pergi ke salon ibunya.
Bebek sudah pergi. Sepi sekali kalau tidak ada dia. Meski aku suka kesal padanya, tapi dia adalah sahabat terbaik yang aku miliki selain Alvin-senpai tentunya.
Aku dan dia jarang sekali memanggil dengan nama asli kami. Aku memanggilnya Bebek dan dia memanggilku Jenong. Penyaluran kasih sayang yang aneh. Tapi yah, inilah bentuk kasih sayang persahabatan kami.
Bebek nama aslinya Hanazawa Mia.
Dia itu tipe cewek yang banyak bicara, lebih tepatnya sangat cerewet seperti bebek. Dia anak orang kaya, jauh berbeda denganku.
Dia sangat baik padaku, bahkan keluarganyapun juga begitu. Ibunya membayarkan uang masuk kuliahku. Aku sebenarnya tidak mau, tapi Mia selalu memaksaku untuk menerimanya.
Bagi keluarga Mia uang masuk kuliahku saat itu bukanlah apa-apa, mungkin malah setara dengan harga sepuluh pengunjung spa di salon Ibunya Mia.
Aku beruntung memiliki sahabat sebaik dirinya. Kuliah hanya impianku, tapi berkat Mia aku bisa mewujudkannya. Aku hutang budi banyak pada Mia dan keluarganya.
Sekarang sudah hampir jam 11.00. Apa yang harus aku lakukan setelah ini? Apa aku pulang ke rumah saja? Rasanya tidak mungkin, rumah pasti sepi. Ibu belum pulang kerja. Ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakek ya? Apa kakek sudah jauh lebih baik? Apa kakek sudah sadar? Ah daripada aku penasaran, lebih baik aku mengunjungi kakek saja.
END OF ALL MELODY'S POV
Bru ngeh ternyata likenya masih dikit mungkit alurnya terlalu lambat dan di situ2 aja
pdhal berharap bnyak adegan romantis nya tp masih gtu2 aja udh berjalan stengah thun dan jg udh hubungan suami-istri terlalu aneh mungkin .
makasih thor untuk karyanya