Rega Zalzala adalah putra ke empat dari keluarga Duke Zalzala.
Dia satu-satunya anak yang tidak memiliki kekuatan apapun. kelahiran nya di anggap aib oleh keluarga.
Di usia 18 tahun, keluarga nya memilih untuk membuang Rega seperti seekor anjing.
Namun tanpa di sangka, di detik terakhir hidup nya... dia mendapatkan sistem Dewa.
sebuah sistem yang akan mengubah hidup nya dari seorang pecundang menjadi seorang Raja.
ini adalah perjalanan Rega Zalzala membalas dendam dan menjadi Kesatria terkuat di kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bonggiw01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Di tengah kekacauan pelelangan dadakan yang dibuat Atar, perhatian seluruh penjaga gerbang teralihkan.
Mata mereka tertuju pada kerumunan. Suara teriakan penawaran emas memekakkan telinga. Tawa, kekaguman, dan kecemburuan memenuhi udara.
Namun di sela hiruk-pikuk itu...
Rega bergerak di antara bayangan.
Langkahnya ringan, tubuhnya membungkuk sedikit, menyelinap ke dekat para prajurit yang berdiri mematung menonton pelelangan.
Tangannya mengangkat sedikit... dan seketika, dengan bisikan lirih.
“Steal.”
WUUSSH!
Tangan kanan Rega meluncur cepat seperti kilat ke arah kantong pinggang seorang prajurit.
Dalam sekejap, kantong berisi emas tergelincir ke dalam lengan bajunya.
Prajurit itu tak bereaksi. Masih fokus menatap pil berkilau yang ditawarkan Atar.
“Steal.”
Satu lagi kantong emas berpindah tangan.
“Steal.”
Kali ini lebih cepat, lebih bersih, tanpa suara sedikit pun. Gerakan Rega begitu lincah, seolah dia dilahirkan untuk mencuri.
[Anda Mendapatkan 157 Gold]
[Anda Mendapatkan 139 Gold]
[Anda Mendapatkan 182 Gold]
Sistem memunculkan notifikasi satu demi satu.
‘Hah... Mereka ini penjaga yang rakus dan korup... uang sebanyak ini jelas bukan gaji sah. Mereka memeras warga yang ingin masuk kota dan menyimpan sebagian untuk diri nya sendiri,’ pikir Rega dingin.
Sambil menyapu pandangan ke sekeliling, ia memastikan tak satu pun dari mereka sadar telah kehilangan ratusan emas.
“Baiklah, Sudah cukup. Ini sudah cukup banyak” gumam Rega.
Dengan tenang, ia membuka Cincin Dimensinya dan menyimpan seluruh emas curian ke dalamnya.
Lalu ia berjalan menjauh seolah tak terjadi apa-apa, menyatu kembali dengan keramaian.
Sementara itu, pelelangan mencapai puncaknya.
“465 GOLD!!” teriak seorang pedagang kaya berpakaian ungu mencolok.
“500 GOLD! Aku akan bayar tunai!” seru pria besar dengan pedang besar di punggungnya.
Namun...
“600 GOLD!” suara lantang datang dari Tristan. Sorot matanya tajam. Jubahnya berkibar. Ia melangkah ke depan dengan keyakinan tinggi.
‘Aku harus mendapatkan pil ini. Ini bisa mengubah statusku di Asosiasi Alkemis! Aku harus memberitahu master soal ini!' pikir nya.
Atar menahan senyum di atas batu besar. “600 GOLD! Ada yang lebih tinggi?”
Tak ada yang bergerak. Tak ada yang menjawab. Semua hanya menatap.
“Baiklah! Pemenangnya Tuan dengan jubah Alkemis!” seru Atar sambil turun dan menyerahkan pil dengan dua tangan penuh hormat.
“Silakan, Tuan, ini Pil yang anda menangkan,” ucapnya dengan senyum meyakinkan.
Tristan menerima pil itu seolah menerima pusaka. “Ambil ini... Di kantong ini ada 600 Gold, sesuai tawaran.”
Atar memeriksa cepat, lalu menyimpannya dengan sigap.
'Hehe... Bagus! Harga nya sangat tinggi!'
Ia menoleh pada kerumunan sambil tersenyum. “Pil kedua akan dilelang… tapi hanya di dalam pelelangan resmi. Jadi... selamat tinggal!”
“APA?! Sudah selesai?!”
“Tidak! Aku masih ingin menawar pil itu!!”
“Sialan! Kalau tahu ini yang terakhir, aku akan pasang harga lebih tinggi!”
Orang-orang mengeluh, beberapa bahkan mencoba mengejar, tapi Atar sudah berbalik dan melangkah cepat menuju tempat Rega menunggu.
“ANIKI!” Atar menyerahkan kantong emas dengan wajah penuh kebanggaan. “Aku berhasil! Lelang selesai, dan kita dapat 600 GOLD!”
Rega menyambut kantong itu, menimbang-nimbang isinya sebentar.
“Kerja bagus, Atar. Sekarang keuangan kita lebih dari cukup.”
Ia menoleh ke arah gerbang yang kini kembali dikawal, para penjaga mulai terlihat gelisah. Sebagian mulai memeriksa kantong mereka sendiri…
“APA?! UANGKU HILANG!”
“SIALAN! DIKANTONGKU KOSONG!!”
“ITU PAJAK MASUK!! KITA MATI KALAU KOMANDAN TAHU!!”
Wajah para penjaga panik. Beberapa mencoba mencari-cari, tapi semua sudah terlambat.
Rega dan Atar. Mereka sudah melangkah masuk ke dalam Ibu Kota Helyendra Dengan emas di kantong.
Di dalam kota, Langkah kaki berderap ringan di tengah keramaian kota.
Rega berjalan di depan, tegak, tenang, dan dingin seperti biasa.
Di belakangnya, Atar mengikuti sambil membawa tas besar berisi sisa tanaman, peralatan, dan bungkusan kasar.
“Aniki,” tanya Atar sambil menyeka peluh, “apa yang akan kita lakukan pertama kali di kota ini?”
Rega menoleh sedikit, lalu menyapu pandangannya ke arah pakaian lusuh dan sepatu usang yang menempel di tubuh mereka.
“Lihat dirimu, Atar. Kita seperti pengemis. Kita butuh peralatan dan pakaian yang layak.” Dia tersenyum tipis. “Waktunya tampil dengan pakaian lebih baik.”
Mereka pun pergi ke Toko Peralatan "Ucok's Armory"
Letaknya strategis, tepat di jantung kota Helyendra.
Bangunannya dari batu abu pekat, besar, dan penuh dengan senjata yang menggantung.
Di dalamnya, aura logam dan kulit menyengat hidung.
Trang! Trang! Trang!
Saat Rega dan Atar masuk, suara denting palu terdengar dari balik ruang belakang.
Tak lama kemudian muncul seorang pria kekar, botak, dan berhidung besar.
Matanya menyipit saat melihat mereka.
“Bocah kampung... apa yang kalian cari di tempat macam ini?” tanya pria itu dengan nada malas.
“Pak Tua Botak, aku mencari jubah.”
Rega menjawab dengan suara tenang, tidak terdengar merendah sedikit pun.
Ucok, sang pemilik toko mengangkat alis. “Jubah? Buat apa? Menutupi identitasmu?” dia menebak.
Rega tersenyum samar. “Tepat sekali, aku memerlukan jubah yang bisa menutupi identitas ku”
Ucok menggumam pelan, lalu membuka laci di bawah meja.
Ia mengeluarkan sebuah jubah hitam pekat, panjang, dengan tudung kepala yang besar.
Bahannya seolah menyerap cahaya.
“Ini barang yang kau cari. Jubah ini punya resistensi terhadap serangan Qi dan mampu memudarkan hawa keberadaan. Cocok untuk orang yang suka menyelinap.”
Rega menyentuh kainnya. “Hmm... Ini sangat bagus.”
“1.000 Gold,” kata Ucok santai, menyilangkan tangan. “Ambil atau pergi.”
Atar tersedak. “A-apa! Se-seribu?! Itu… setara dengan tiga bulan hidup bangsawan biasa!”
Rega hanya mengangkat satu alis, lalu meletakkan satu buah pil hijau di atas meja.
Kilau lembut dari permukaannya langsung menarik perhatian.
Ucok menatapnya, lalu perlahan mengambil dan mencium aroma herbalnya. Bola matanya melebar.
‘Apa!! Pil ini… memiliki tingkat kesempurnaan 98%! Tidak mungkin! Ini bukan buatan alkimia biasa… siapa sebenarnya anak ini?!’ pikir nya.
'Aku akan untung besar jika menjual nya di pelelangan! Tidak ada alasan untuk menolak nya!' pikir Ucok.
Setelah beberapa detik sunyi, Ucok menghela napas. “Baiklah… aku setuju.”
Namun… Rega mengambil pilnya kembali.
Ucok melotot. “Hei! Bukankah kita sudah sepakat?!”
Rega menatapnya tajam. “Sepakat… jika aku mendapatkan jubah dan satu set armor kain itu...”
Ia menunjuk armor ringan di rak sebelah. “...dan pedang di dinding belakang itu.”
Ucok terbatuk. “APA?! Kau tahu harga totalnya?! Itu nyaris 2.000 Gold!!”
Rega menoleh setengah, menyeringai. “Oh, hanya segitu? Kalau begitu tambahkan juga armor ringan untuk anak ini.”
Dia menepuk bahu Atar, yang masih membeku di tempat.
Ucok menatap Rega dalam-dalam. Mulutnya terbuka… lalu tertutup. 'Sialan! Bocah ini ternyata lebih brutal dalam berbisnis! Tapi aku tidak bisa melewatkan pil ini! Ini pil yang sangat sempurna! Para alkemis pasti menginginkan nya dan mereka akan membeli dengan harga tinggi!' pikir Ucok, Wajahnya campuran antara muak, kagum, dan menyerah.
“Bajingan kecil… kau benar-benar tahu cara berbisnis.”
Ia mengangguk dengan berat. “Baik. Sepakat. Tapi keluar dari sini sebelum aku berubah pikiran.”
Beberapa saat kemudian…
Rega berdiri di depan cermin logam. Kini, tubuhnya dibalut jubah hitam yang elegan dengan tudung besar yang menutupi sebagian wajahnya.
Armor kain di dalamnya menyesuaikan tubuh, ringan tapi kuat.
Di punggung nya, menggantung pedang bersarung hitam pekat dengan ukiran naga kecil.
Di sebelahnya, Atar berdiri dengan armor barunya. Wajahnya tampak masih terkejut, tapi juga… bahagia.
“Aniki… ini pertama kalinya aku memakai baju baja sebagus ini.”
Rega hanya menoleh dan tersenyum samar. “Kita bukan pengemis lagi, Atar. Kita adalah pejuang… dan sebentar lagi... kita akan menjadi ksatria.”
brrti bner ini inspirasinya dri black clover😃😃😃