Mr. Bodyguard

“Berhenti di sini!” Kata Jenna saat mereka melewati salah satu Club terkenal.

“Kenapa tidak berhenti?” Tanya Jenna kepada sopir yang terus melajukan mobilnya menuju ke Penthouse.

“Tuan Morgan tidak mengizinkan kami untuk membiarkan Nona Jenna memasuki tempat seperti itu,” kata Elios sambil menoleh ke belakang.

“Di sini tidak ada Ayah, jadi kalian seharusnya mendengarkan perintahku!” Wanita itu menahan geramannya.

Tidak ada jawaban dari keduanya, membuat Jenna semakin kesal.

“Kalian ku pecat!” Teriak wanita itu dengan suara cemprengnya.

“Tuan Morgan mengatakan kalau beliau yang berhak memecat kami, bukan Nona Jenna,” Elios kembali bersuara.

Dengan kesal Jenna menarik rambut hitam pria itu, “Kau sangat menyebalkan, aku akan membunuhmu!” Teriaknya yang masih belum melepaskan rambut Elios.

“Tenanglah Nona Jenna,” pria itu berhasil menahan tangan Jenna yang membuat kepalanya kesakitan.

Elios tidak bisa marah, karena ini adalah pilihannya untuk menjadi bodyguard pribadi dari wanita bar-bar sepert Jenna. Jadi, Elios harus banyak-banyak bersabar menghadapi wanita itu.

“Tenang? Kau pikir aku bisa tenang setelah kau menghancurkan kesenanganku untuk pergi ke sana?” Pekik Jenna yang membuat pria itu memejamkan matanya, karena ia berteriak tepat di telinga Elios.

“Saya akan membiarkan Nona Jenna menikmati berbagai minuman seperti yang ada di tempat tadi,” ucapan pria itu menghentikan Jenna yang kembali menjambak rambutnya.

“Omong kosong, kau cuma ingin membuatku tenang ‘kan?” Kesal Jenna dengan napas memburunya.

Elios tersenyum tipis, sangat tipis sampai tidak ada yang menyadari kalau pria itu sempat tersenyum.

“Nona Jenna bisa percaya kepada saya,” bisik Elios, karena Jenna masih belum menjauhkan tubuhnya.

“Awas saja kalau kau berani membohongiku!” Ancam wanita itu dengan tatapan membunuhnya.

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya, karena ia tidak mungkin membohongi Jenna. Elios sudah membicarkan hal ini kepada Morgan, dan pria paruh baya itu menyetujuinya dengan alasan Jenna tidak minum berlebihan.

Tidak terasa mobil yang membawa Jenna sudah sampai di basement bangunan yang menjulang tinggi, Elios keluar lebih dulu. Pria itu membuka pintu belakang dan langsung menggapai Jenna yang masih harus digendong.

Kali ini Jenna membiarkan Elios menaiki lift, karena ia juga ingin cepat-cepat sampai di Penthouse miliknya.

“Apa gajimu di tempat Tuan Sean masih kurang, jadi kau melamar jadi bodyguard pribadiku?” Tanya Jenna saat mereka berada di dalam lift.

Elios menunduk untuk menatap wanita yang berada digendongannya, “Tidak juga.” Jawabnya.

“Apa kau sedang merencanakan sesuatu?” Tuduh Jenna yang sejak awal ingin tahu alasan pria itu tiba-tiba menjadi bodyguard pribadinya.

“Saya memiliki alasan pribadi, dan saya tidak bisa memberitahu Nona Jenna sekarang,” jelasnya yang membuat wanita itu semakin penasaran.

Namun Jenna tidak akan membiarkan Elios lebih lama bersamanya, ia akan mendorong pria itu untuk pergi menjauh dan tidak lagi mengganggu hidupnya yang sudah tenang.

Ting!

Lift terbuka di lantai paling atas, Elios beranjak keluar dengan langkah lebarnya. Pria itu sudah memiliki akses penuh atas Penthouse milik Jenna, karena Morgan sudah memberinya izin agar bisa menjaga Jenna dengan baik.

“Apa-apaan itu?” Kaget Jenna saat melihat beberapa botol minuman kesukaannya berjejer di atas meja ruan tamu.

Elios menurunkan wanita itu di sofa, membuat Jenna bisa meraih salah satu botol yang ada di atas meja.

“Saya akan menuangkannya untuk Nona Jenna!” Elios meraih botol di tangan Jenna, karena wanita itu tidak boleh meminum semuanya secara langsung.

Kali ini Jenna tidak membantah, wanita itu berubah menjadi kucing penurut saat melihat apa yang disukainya sedang dituangkan ke dalam gelas.

“Akhirnya aku bisa meminumnya lagi!” Seru Jenna sambil meraih gelas di tangan pria itu.

Wanita itu meneguknya sampai tersisa setengah, membuat Elios sedikit terkejut.

“Lagi!” Pinta Jenna yang sudah menghabiskan satu gelas minuman kesukaannya.

Elios menuangkannya lagi, malam ini pria itu akan membiarkan Jenna minum sepuasnya. Sebab tadi sore wanita itu banyak menangis, jadi tidak ada salahnya menyenangkan perasaan Jenna tanpa memberitahu Morgan.

Kali ini Elios akan merahasiakan apa yang terjadi malam ini, ia akan membiarkan Jenna minum sepuasnya sampai perasaannya menjadi lega dan tidak sedih lagi.

“Tiba-tiba aku lapar, apa kau bisa memasakkanku mie instan?” Tanya Jenna yang membuat Elios terdiam cukup lama.

“Bisa,” jawab pria itu setelah cukup lama.

“Buatkan aku yang pedas, kau juga boleh membuat mie juga!” Suruh Jenna dengan senyuman lebarnya.

Sebenarnya Elios merasa sedikit curiga, karena tiba-tiba saja wanita itu memperlihatkan senyumannya. Namun Jenna masih belum mabuk, jadi itu artinya Jenna sangat sadar tersenyum kepadanya.

Elios beranjak dari ruang tamu, pria itu melangkah menuju dapur dan meninggalkan Jenna yang sebenarnya memiliki sebuah rencana.

“Aku bisa minum sepuasnya!” Seru Jenna dengan suara pelannya agar Elios tidak bisa mendengarnya.

Wanita itu segera meneguknya dari botol, tentu saja hal tersebut sangat beresiko membuatnya mabuk. Namun Jenna sudah lama tidak minum, apalagi pikirannya terasa kacau setelah mengetahui siapa bodyguard pribadinya.

Jadi, malam ini Jenna akan bersenang-senang dengan minuman yang ada di atas meja. Dan kalau bisa, Morgan mengetahui hal ini sampai Elios dimarahi, lalu dipecat.

Prang!

“Ishh, malah jatuh!” Kesal Jenna saat botol kedua yang hendak diminumnya jatuh ke lantai dan menimbulkan suara yang sangat nyaring.

“Nona Jenna?” Elios kembali ke ruang tengah, padahal ia belum selesai.

Pria itu langsung menggendong Jenna yang sudah mabuk berat, padahal baru minum satu botol. Terdengar suara gumaman tidak jelas dari bibir tipis yang terlihat mengerucut kecil itu.

“Aku tidak suka minuman tadi, rasanya panas!” Keluh Jenna yang masih dipengaruhi alkohol.

Padaha Elios sudah memilih yang kadar alkoholnya rendah, tetapi ternyata wanita itu tidak kuat minum… namun berlagak sangat pandai minum.

“Jangan pergi!” Jenna menahan tangan Elios yang hendak beranjak pergi.

Pria itu hanya diam saja, mengamati Jenna yang terus bergerak dengan gelisah.

“Nona Jenna lepaskan tangan saya!” Pinta Elios dengan berbisik.

Jenna meremang, gadis itu seakan mengenali suara berat itu. Namun pandangannya tidak jelas, ia menyentuh wajah Elios yang begitu dekat dengannya.

“Kau sangat tampan!” Kata Jenna sambil menyatukan kening mereka.

Elios lebih dulu menjauhkan wajahnya, karena ia tidak mau melewati batas.

Grep!

Tetapi Jenna malah menarik tangannya dengan kuat dan membuat Elios yang tidak siap langsung terjatuh menimpa tubuh kecil wanita itu.

Cup!

“Bibirmu sangat manis,” bisik Jenna setelah mengecup bibir Elios.

Pria itu sempat membeku sejenak, tetapi kecupan dan lumatan kasar yang diberikan Jenna membuatnya tergerak untuk membalas.

Jenna melenguh pelan saat bibir bawahnya digigit kecil oleh Elios, tetapi wanita itu sangat menyukai ciuman memabukkan itu.

Bugh!

“Maaf Nona Jenna,” bisik Elios setelah berhasil memukul tengkuk Jenna dan membuat wanita itu tidak sadarkan diri.

Bersambung.