NovelToon NovelToon
MIMPI MENGUASAI DUNIA

MIMPI MENGUASAI DUNIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Spiritual / Mafia / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Si Mujur
Popularitas:722
Nilai: 5
Nama Author: Aira Sakti

Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan GERHANA Dan LYRA.

Setelah kepergian Mat Codet dan teman-temannya, Gerhana mencoba mendekati gadis yang hendak diculik.

"Assalamualaikum, apakah Anda baik-baik saja, Nona?" sapa Gerhana sopan.

"Ya, saya baik-baik saja, Kak," jawab gadis itu.

"Apa yang bisa saya bantu?" tanya Gerhana.

Gadis itu mendekat sambil menjulurkan tangan. "Nama saya Lyra. Nama Kakak siapa?"

Gerhana terdiam sejenak sebelum menjawab, "Nama saya Gerhana," sambil mengatupkan kedua tangannya ke arah gadis itu.

"Oh, jadi nama Kakak Gerhana? Nama yang bagus, Kak," kata Lyra sambil mengedipkan mata. "Ngomong-ngomong, Kakak tinggal di mana?"

"Saya tinggal di sebuah kampung di daerah Kayu Agung, OKI," jawab Gerhana.

"Oh ya? Nona sendiri tinggal di mana?" tanya Gerhana sopan.

"Saya tinggal tidak jauh dari sini, kira-kira perjalanan 30 menit-an lah sampai ke rumah," jawab Lyra.

"Apakah Kakak tidak keberatan jika saya mengajak Kakak ke rumah saya?" tanya Lyra.

"Justru nanti apakah Nona tidak malu mengajak orang seperti saya ke rumah Nona?" kata Gerhana.

"Kenapa saya harus malu?" tanya Lyra.

"Maaf, Nona, apakah Nona tidak malu melihat penampilan saya yang begini? Sudah seperti gembel begini," kata Gerhana.

"Oh, itu. Begini saja, sebelum kita berangkat ke rumah saya, maukah Kakak saya ajak ke suatu tempat dulu untuk mengganti penampilan Kakak?" tawar Lyra.

Gerhana terdiam sejenak, lalu menyetujui usulan Lyra. "Baiklah, Nona, jika Nona tidak keberatan dan merepotkan Anda," kata Gerhana.

Sambil tersenyum, Lyra berkata, "Tentu saya tidak keberatan dan direpotkan oleh Kakak," lalu menarik tangan Gerhana untuk segera pergi ke toko pakaian.

Sesampainya di toko baju, banyak mata yang memperhatikan mereka berdua karena kondisi Gerhana yang lebih mirip gembel. "Nona, berhenti sebentar," pinta Gerhana.

"Ada apa, Kak?" tanya Lyra.

"Apa Nona yakin mau mengajak saya ke dalam toko ini? Apa Nona tidak malu nanti?" kata Gerhana.

Lyra kembali tersenyum. "Yakinlah saya mau mengajak Kakak masuk ke dalam toko ini. Malu? Kenapa saya harus malu? Apa saya telah mencuri sesuatu di dalam toko itu sehingga saya harus malu?"

Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan masuk ke dalam toko pakaian.

Tanpa Gerhana sadari, toko pakaian itu sebenarnya milik Lyra, tetapi Lyra tidak mengungkapkannya.

Setelah mendapatkan apa yang mereka cari, Lyra mengajak Gerhana pergi. "Kak, saya lapar. Kita makan dulu, yuk, sebelum ke rumah saya?"

Awalnya, Gerhana ingin menolak ajakan Lyra, tetapi perutnya terus meronta-ronta minta diisi. Sudah lama Gerhana tidak merasakan makanan dunia luar karena selama di gua bersama kakek petapa sakti, ia hanya makan seadanya. Mau tak mau, Gerhana tak bisa menolak ajakan Lyra.

"Kenapa, Kak? Kok diam?" goda Lyra, karena ia tahu Gerhana sedang lapar.

"Tidak apa-apa, Nona," jawab Gerhana sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya sudah, ayo kita segera berangkat, Kak." Lyra kembali menarik tangan Gerhana.

Sesampainya di rumah makan, Lyra menanyakan apa yang ingin dipesan Gerhana melalui buku menu.

"Kakak mau pesan apa, Kak?" tanya Lyra.

"Saya pesan sama saja seperti kamu, Nona," jawab Gerhana.

"Oke, Kak, tunggu sebentar ya. Saya pesan dulu."

Tak lama kemudian, makanan datang dan mereka langsung menyantapnya.

Setelah kenyang, Lyra mengajak Gerhana pergi menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah Lyra, Gerhana terkejut. Di depan rumah ada pagar yang dijaga satpam dan di dalam halaman rumahnya terdapat berbagai tanaman, bunga-bungaan, dan tanaman buah-buahan seperti jeruk, jambu, apel karena halaman rumah Lyra sangat luas.

Gerhana hanya bisa memandang takjub.

"Loh, Kak, kok malah bengong?" kata Lyra.

"Ini rumah apa istana, Nona?" tanya Gerhana.

Sambil tersenyum, Lyra berkata, "Ini masih rumah, Kak, belum menjadi istana. Ayo, Kak, kita masuk," ajak Lyra.

Sesampainya di depan pintu rumah, Lyra disambut oleh beberapa ART. "Non, dari mana saja? Dicariin tadi oleh Papinya, Non," kata salah satu ART kepercayaan keluarga Lyra yang sudah dianggap sebagai ibu asuhnya. Dari bayi, Mbok Jum inilah yang selalu mengasuh Lyra sejak ibunya meninggal dunia setelah melahirkan Lyra.

"Habis jalan-jalan saja kok, Bok," jawab Lyra. "Oh ya, Bok, Papi di mana sekarang? Lyra ingin bertemu sama Papi, sekalian Lyra ingin memperkenalkan teman Lyra kepada Papi," kata Lyra.

"Papi ada di kamarnya, Non. Non langsung saja ke kamarnya Papi, biar temannya Non tunggu di ruang tamu saja. Sekalian nanti Bok siapkan makanan buat temannya Non," kata Bok Jum.

"Oke, Bok, saya mau menemui Papi dulu di kamar. Oh, Kak, Kakak tunggu saja dulu di sini ya. Nanti Lyra akan kenalkan Kakak sama Papinya Lyra," kata Lyra kepada Gerhana.

"Baik, Non," jawab Gerhana sopan.

"Silakan duduk, Den," kata Bok Jum mempersilakan Gerhana duduk sambil menyiapkan makanan dan minuman serta menunggu Lyra dan Papinya.

"Terima kasih, Bok," jawab Gerhana sopan.

Sesampainya di kamar Papinya Lyra, Lyra langsung menghampiri Papinya sambil mencium pundak tangan Papinya.

"Papi, tumben kok ada di rumah?" tanya Lyra.

"Papi hari ini ingin istirahat saja di rumah. Rencananya, Papi mau mengajak kamu jalan-jalan hari ini," kata Papinya Lyra. "Kamu dari mana, Sayang?"

"Oh ya, Pi, tadi Lyra sempat mau diculik oleh orang-orang yang Lyra kenal, tapi untungnya ada orang yang berani membantu Lyra untuk mengusir mereka. Orangnya ada di bawah, Pi. Ayo Lyra kenalkan sama Papi."

Mendengar penjelasan anaknya, Papinya kaget. "Tapi, kamu tidak apa-apa kan, Nak?" tanya Papinya Lyra cemas.

"Tidak apa-apa, Pi. Lyra baik-baik saja, semua berkat Kak Gerhana. Ayo, Pi, kita temui Kak Gerhana di bawah."

1
Ricky Adhitya
LAH WONG KAYU AGONG AUTHOR 🤣🤣🤣
Aira Sakti: wong kayu agung jugo apo lor ?
jangan lupo enjok jempol nyo samo bagi-bagi hadiahnyo yo lor...
🤣🙏👍
total 1 replies
Graziela Lima
Nggak nyangka
Zuzaki Noroga
Asik banget!
Aira Sakti: Terima Kasih
🙏👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!