Terjebak Gairah Sang Mantan

Hendrik yang ditanya oleh Arsen terdiam sesaat, dia bingung mau mengatakan apa yang ada dipikirannya.

“Ayo bicara, jangan diam begitu, justru aku makin curiga kalau kau tidak bisa menjawab pertanyaanku” tegas Arsen

“Jujur aku nggak tahu keadaan Naya saat ini, kalau niat ku ingin menyelidiki Naya itu hanya karena penasaran aja, ingin tahu kehidupan dia sekarang, mana tahu suatu saat kau ingat sama Naya, itu aja nggak ada keinginan yang lain” jelas Hendrik

“Hhmm tapi aku nggak percaya dengan apa yang kau katakan barusan Hendrik” tegas Arsen

“Kau ini aneh Arsen, kok malah balik curiga samaku” protes Hendrik

“Arsen, apa kau sangat ingin tahu keadaan Naya saat ini?” tanya Bryan

“Aku nggak tahu Bryan, yang ada dipikiran ku saat ini adalah seorang anak laki laki, semalam aku bermimpi di datangi seorang anak kecil yang sangat mirip wajahnya denganku”

“Anak itu mengajakku bermain, dia menarik tanganku untuk menemui sosok wanita yang wajahnya aku belum sempat lihat, karena saat aku menghampiri wanita tersebut, mereka berdua langsung hilang berbentuk seberkas sinar” jelas Arsen dengan suara pelan.

Hendrik dan Bryan saling pandang dengan wajah kaget dan juga penasaran setelah mendengar cerita mimpi dari Arsen.

“Aku nggak tahu apa arti mimpimu itu Arsen, tapi setahuku mimpi hanyalah bunga tidur, jadi jangan terlalu kau pikirkan “ nasehat Bryan.

“Bagaimana aku tidak memikirkan mimpi itu Bryan, anak laki laki itu sangat mirip dengan wajahku, apa itu suatu kebetulan saja atau memang sebuah pertanda”

“mungkin saja anak laki laki itu mengabarkan padaku kalau dia sudah lahir kedunia ini karena perbuatan yang telah aku lakukan beberapa tahun yang lalu pada ibunya” terang Arsen

“Apa kau ingin aku menyelidiki Naya Arsen, kalau iya aku akan melakukan nya sekarang?” tanya Bryan

“Ya aku ingin tahu semua tentang Naya, kalau bisa besok aku sudah terima semua informasi tentangnya” sahut Arsen

“Oke, kami akan melakukannya” balas Bryan

“Terima kasih…” sahut Arsen

“Arsen ini kalau ya, kalau saja mimpimu menjadi kenyataan, apa yang akan kau lakukan?” tanya Hendrik penasaran

Arsen termenung sesaat, lalu menjawab pertanyaan dari Hendrik,” aku akan bertanggung jawab pada anakku” jawab Arsen

“Apa kau hanya bertanggung jawab pada anakmu, bagaimana dengan Naya?” tanya Hendrik lagi.

“Aku akan menikahi Naya kalau Naya mau menikah denganku “ balas Arsen

“Kenapa jawaban mu tidak meyakinkan banget Arsen? apa kau masih ragu” tanya Bryan

“Nggak, aku nggak ragu sama sekali, masalahnya ada sama Naya, apa dia mau menikah dengan laki laki yang sudah merusak masa depannya dan meninggalkan nya begitu saja. disaat dia mengandung anakku”

“Itu kesalahan yang tidak termaafkan, tapi aku berharap Naya mau menikah denganku, itu bentuk pertanggung jawabanku pada mereka berdua, dan aku berharap semua baik baik aja, seperti yang kau bilang mimpi hanya bunga tidur” jelas Arsen

Tiba tiba ponsel Arsen berbunyi, Arsen melihat ponselnya ada nama Rania disana, yang sedang menghubungi nya.

“Rania..huff aku lagi malas bicara dan basa basi saat ini” ucap Arsen lalu meletakkan ponsel itu kembali di meja kerjanya, tanpa ada niat untuk mengangkat sambungan telepon dari Rania.

Hendrik dan Bryan hanya bisa saling pandang, mereka berdua baru kali ini melihat sahabatnya itu galau berat seperti sekarang.

Beberapa kali ponsel Arsen berbunyi tapi tetap nggak di angkat, tiba tiba ponsel Bryan berbunyi, setelah dia lihat siapa yang menghubungi nya, wajah Bryan terlihat cemberut.

“Yah Rania telepon ke nomorku, cari perkara aja nih si Arsen” umpat Bryan membuat Arsen dan Hendrik menahan tawa mereka.

“Hallo Rania, ada apa?” sapa Bryan setelah beberapa kali ponsel nya berbunyi.

“Hai Bryan, maaf kalau aku mengganggumu, Arsen ada sama kamu nggak, aku menghubungi Arsen tapi nggak di angkat, dia kemana ya” tanya Rania

“Arsen lagi meeting..” balas Bryan, dia terpaksa berbohong pada Rania.

“Oh meeting ya, kamu nggak ikut meeting emang?” tanya Rania lagi

“Aku nggak ikut, Arsen pergi sama Hendrik, ada apa Rania, kalau ada pesan nanti aku sampaikan pada Arsen” sahut Bryan

“Nggak ada pesan apa apa Bryan, aku telepon Arsen karena kangen aja, ya udah kalau gitu aku tutup teleponnya ya” jelas Rania

“Oke Rania” balas Bryan setelah itu dia mematikan ponselnya, lalu menoleh pada Arsen

“Siap siap deh buat kita bertiga, masalah baru akan segera muncul ha ha ha, terutama untuk kau Arsen, dan yang pasti kau juga ikutan repot Hendrik “ seloroh Bryan

“Kau aja, aku lagi di suruh tuan Rayendra untuk mengurus pekerjaan yang di Prancis, aku dua hari lagi akan berangkat kesana” jelas Hendrik sambil menahan tawanya melihat wajah jengkel Bryan.

“Kok baik banget sih nasib mu Hendrik, pergi di saat Arsen galau begini, aku yang pusing jadinya” ucap Bryan

“Ha ha ha terima kasih untuk tuan Rayendra yang sudah menyelamatkan ku dari masalah rumah tangga Arsen” imbuh Hendrik sambil tertawa

“Kau gila ya, rumah tangga apa? sebelum pergi ke Prancis kau urus semuanya aku ingin data tentang Naya lengkap semua” tegas Arsen

“Ada Bryan yang akan membantumu dengan senang hati, aku harus menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh tuan Rayendra” sahut Hendrik

“Hendrik apa kau sengaja untuk nggak mau ikut campur masalah yang sedang aku hadapi saat ini?” tuding Arsen

“Kau punya masalah apa sih Arsen, kalau kau bisa jujur pada kami, pasti masalahnya akan cepat selesai” ucap Bryan

“Aku bohong apa sama kalian berdua?” tanya Arsen

“Tentang perasaanmu pada Naya” sahut Hendrik

“Apa hubungannya dengan Naya?” tanya Arsen lagi

“Ya nggak ada hubungan apa apa sih Arsen, sini aku mau jelaskan, agar kau mengerti apa yang aku dan Hendrik pikirkan saat ini, pertama kalau kau tidak punya perasaan pada Naya, kau acuhkan aja mimpimu yang bertemu dengan anak laki laki yang katanya mirip wajahmu”

“kedua kau bisa melanjutkan hidupmu dengan Rania atau siapapun yang kau inginkan untuk menjadi istrimu nanti, tanpa perlu menimbulkan masalah baru dalam hidupmu, kau pahamkan apa yang aku katakan barusan” jelas Bryan

Arsen menatap ke arah Bryan dan Hendrik yang juga menatap ke arah nya, menunggu tanggapan Arsen.

“Jadi aku harus bagaimana sekarang?” tanya Arsen membuat Bryan dan Hendrik saling tatap .

“Ya kau tetapkan hati mu dulu Arsen, setelah itu ambil keputusan, jangan ragu ragu seperti ini, ini menyangkut masa depanmu, Rania dan anakmu dengan Naya, itu kalau ternyata benar, Naya melahirkan anakmu” nasehat Bryan

“aku nggak ragu ragu Bryan, aku ingin tahu dulu semuanya tentang Naya, setelah itu aku akan putuskan, langkah apa yang akan aku ambil ke depannya” jelas Arsen

“Oke aku akan bantu mencari informasi tentang Naya” sahut Hendrik

“Bryan kau kenapa menatap ku?” tanya Arsen

“Aku yakin kau mencintai Naya, tapi kau belum sadar akan hal itu” tegas Bryan membuat Arsen mengangkat bahunya dengan santai sambil tersenyum tipis