Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 05
AJAKAN MENIKAH
Menatap ke arah Raziq yang kini berdiri membelakanginya membuat Caesar semakin penasaran dengan apa yang akan pria itu sampaikan kepadanya malam ini. Kalindi juga ada di sana sebagai saksi yang Raziq ucapkan kepada putranya.
“Kau yang akan mendapatkan warisan dan menggantikan posisi Sultan Wijaya. Aku akan pastikan hal itu.” Ucap Raziq membuat Caesar menyeringai kecil.
“Ucapan yang sangat mudah, Paman. Apa kau lupa tentang Kairo dan surat-surat itu?” tegas Caesar yang menatap marah hingga pria paruh baya dengan pakaian setelan jas hitam itu berbalik menatap ke Caesar.
“Ya itu benar. Tapi itu tidak akan terjadi dan akan aku pastikan itu tidak akan terjadi.”
“Dan bagaimana jika itu terjadi?” balas Caesar yang masih menatap tajam ke pamannya.
“Maka kita mempunyai banyak waktu renggang untuk Kairo tidak menandatangani persetujuan surat dari Sultan Wijaya. Karena dia tidak akan memenuhi syarat yang ditentukan. Tapi jika dia memenuhinya, maka ibumu memiliki cara lain yang lebih efektif.” Jelas Raziq membuat Caesar sekilas menoleh ke Kalindi yang mengangguk kecil.
“Kenapa kau melakukan semua ini?” tanya Caesar yang masih menatap tajam wajah datar pamannya.
“Kau tidak perlu tahu.” Balas Raziq yang akhirnya melangkah pergi dan keluar dari ruangan tersebut.
Kini Caesar menoleh ke ibunya saat pintu tertutup. “Apa yang sebenarnya terjadi? Apa dia akan melakukan hal-hal konyol?”
“Pelankan suaramu Caesar! Turuti saja apa yang dia lakukan untukmu. Jaga amarahmu agar Kairo tidak terpancing emosi. sekarang pergilah temui Yoona dan tenangkan dirimu.” Jelas Kalindi tersenyum tipis. Tapi jujur saja, Caesar masih penasaran dengan alasan Raziq yang ingin membantunya mengambil ahli warisan yang harusnya jatuh ke Kairo.
Namun pria itu tak ingin memikirkan nya terlalu dalam dan memilih pergi dari sana.
...***...
Dua hari kemudian, sebuah pengumuman penting akan disampaikan oleh Raziq selaku tangan kanan Sultan Wijaya yang sudah meninggal. Seluruh anggota keluarga dan beberapa orang-orang terpercayaan Archipelago Attar juga ikut hadir di ruangan utama.
“Malam ini akan menjadi malam yang indah dan berita yang bagus untuk mengisi berita-berita di seluruh televisi indoensia. Akan ada tamu terhormat dari Malaysia yang datang berkunjung untuk makan malam. Khususnya untuk mu, tuan Kairo Archipelago Attar.” Jelas Raziq mengarahkan kelima jarinya kepada Kairo yang berdiri tak jauh dari sana.
Pria itu terlihat penuh tanya, namun wajah Kalindi dan Caesar tak bisa ditutupi bahwa mereka ikut senang mendengarnya. Tentu, karena semua itu adalah bagian dari rencana licik Kalindi.
“Cek keadaan Kusuma, dan pastikan dia tetap di dalam kamarnya.” Pinta Kalindi yang kini berbisik ke pembantu setianya bernama, Raka. Pria 40 tahun yang harus diwaspadai karena kesetiaannya benar-benar tak main-main kepada Kalindi.
“Saya mengerti Nyonya.” Balasnya yang pergi dari sana.
Sementara Kairo menatap ke arah asistennya, Elon, yang berdiri di sudut ruangan sembari mengangguk kecil seperti sebuah kode, hingga akhirnya pria berjas hitam itu bergegas pergi melaksanakan perintah Kairo.
“Aku rasa akan ada perjodohan pernikahan!” Ujar Lela tersenyum tak sabar hingga menatap ke arah Kairo yang nampak diam memikirkan sesuatu yang mengganjal.
...***...
Di sisi lain, ketika Kaira asik di dalam rumahnya sendirian sembari menunggu kedatangan ibu dan neneknya yang keluar membeli daging untuk di panggang sendiri, sebuah dering telepon rumah berbunyi mengganggu pendengaran Kaira.
[“Kediaman keluarga Linda Ayesha!”] ucap Kaira sebagai pembukaan.
[“Nyonya Kaira, bisa kita bertemu? Saya akan menunggu Anda 1 menit untuk keluar rumah.“] Jelas seorang pria yang merupakan Elon.
Mendengar itu, Kaira menjauhkan telepon tersebut dari telinganya, tatapannya menjadi tertegun kaget. -‘Mereka masih mengincarku? Aku sudah membuang kartunya, kenapa— ’
Kaira memejamkan matanya dan kembali tersenyum paksa. [“Maafkan aku tuan, tapi saat ini aku sedang sakit dan tidak enak badan.”]
[“Baik, tidak masalah.”] Balas Elon yang mematikan panggilan tersebut.
Entah bagaimana dia bisa mendapatkan nomor rumah Kaira, namun yang pasti itu sangat mengerikan untuk Kaira. Bagaimana tidak? Orang dari kalangan elit itu terus saja seperti membuntutinya.
Dengan perlahan, Kaira meletakkan telepon warna hitam tadi lalu mengusap dadanya dengan lega. “Lupakan saja Kaira, itu hanya telepon biasa, mereka akan faham maksudmu!” gumamnya sendiri seraya tersenyum kecil.
Tok! Tok! Tok! Hingga suara ketukan pintu membuat Kaira segera membuka pintu utamanya, karena dia pikir itu adalah ibunya, namun saat dibuka. Cklek!
Senyuman Kaira hilang ketika dia melihat seorang pria tampan dengan kemeja putih dua lengan terlingkis dan dua kancing atas terbuka, berdiri tepat di depannya dengan satu tangan berkacak pinggang sementara tangan lainnya baru saja mengusap bibirnya sendiri.
Oh ya Tuhan! pria itu benar-benar tampan dan menggoda. Namun mengejutkan Kaira ketika dia sadar bahwa saat ini putra dari Sultan Wijaya sekaligus keluarga elit se-Indonesia itu datang menemuinya.
“Aku boleh masuk?” tanya Kairo menatap ke Kaira yang masih tertegun.
Belum sempat berkata iya atau tidak. Kairo berjalan masuk dengan santai sembari mengamati rumah sederhana Kaira yang jauh berbeda dengan tempat tinggalnya.
“Apa yang membuatmu kemari? Ak-aku akan mengganti rugi kemeja mu— ”
“Aku datang tidak membahas hal itu ” Balas Kairo sembari menyentuh meja kayu jati, laku pria itu kembali menatap ke Kaira sembari memasukkan kedua tangannya di saku celana hitamnya dengan senyuman tipis.
“Aku datang untuk mengajakmu menikah.” Ucap terus terang Kairo yang langsung membuat Kaira menganga plus mata terbuka lebar.
Tak cuman Kaira saja, tapi dua wanita yang lebih tua darinya juga ikut menganga di belakang Kaira saat mereka baru saja tiba dan mendengar perkataan Kairo barusan.
“Kau... Kau ingin menikahi putriku? si-siapa kau, beraninya— eh tunggu.” Linda terdiam saat mengamati wajah tampan Kairo dengan teliti, lalu dia meraih sebuah majalah dari meja depan dan membuka beberapa halaman sampai menemukan satu halaman dengan foto ketiga anak dari Sultan Wijaya si keluarga keturunan bangsawan di masalalu dan berkembang di masa kini.
Cukup terkejut melihatnya, Linda kembali menatap ragu ke Kairo. “Ap-apa kau dari keluarga Archipelago Attar?”
Kaira dan neneknya hanya diam saat pria itu juga diam dengan senyuman tipisnya.
“Ya!” jawabnya jujur yang hampir membuat Linda terkena serangan jantung saat putrinya diajak menikah oleh orang terkaya se-Indonesia dan orang terkaya nomor 7 se-Asia.
Hampir terhuyung, Kaira segera menyuruh ibunya duduk, namun Linda langsung menolaknya dan menatap ke Kairo dengan senyuman ramah nan lebar.
“Selamat datang di rumah kami. Keluarga Anda benar-benar tidak tanggung-tanggung saat memberikan bantuan kepada rakyat jelata seperti kami!” ujar Linda terkekeh kecil sampai Kaira mencoba menghentikannya karena malu.
“Tidak masalah. Bicara normal saja, panggil namaku, Kairo!” ucap pria itu yang masih tersenyum ramah.
“Ah... Kairo nama yang bagus! Kairo dan Kaira, kalian sangat cocok! Mari-mari, makan bersama kami, ada daging panggang yang akan kami buat malam ini karena gaji Kaira baru saja dinaikan! Anggap saja ini perayaan nya!” ujar Linda yang malah membuat akses lampu hijau kepada Kairo.
...°°°...
Hai Guyssss!!!! Semoga kalian paham dengan ceritanya yaaa, meski banyak rahasia tapi seperti biasa, semuanya akan terbongkar. namun di cerita ini, Kartapura hanyalah kota fiksi saja ya di dunia modern saat ini di Indonesia sebagai ibu kota Indonesia.
Anggap saja penggantinya jakarta. Dan untuk Archipelago Attar sendiri, mereka masihlah rakyat namun memiliki kuasa politik karena mereka masih keturunan dari bangsawan dijaman lalu yang menjadi besar saat ini.
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!
Thanks and See Ya ^•^
Trus u Kaira jg dibiat menye2 lah karakternya. Calon istri sultan harus badas dan cerdik bukan malah senyum2 sendiri blm2 bayangin anak sultan
apakah kalindi memenjarakan seseorang..
jd musuh yg sebenarnya kalindi & raziq anggota keraja,an sendirikah???
kaira mencari tahu krn merasa di sudutkan oleh kelg suaminya & bahkan suami nya jg menyuruh nya mencari dalang kematian ibu nya ..