NovelToon NovelToon
Selena

Selena

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Reinkarnasi / Enemy to Lovers / Mengubah Takdir
Popularitas:685
Nilai: 5
Nama Author: aulia indri yani

Hidup untuk yang kedua kalinya Selena tak akan membiarkan kesempatannya sia-sia. ia akan membalas semua perlakuan buruk adik tirinya dan ibu tirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia indri yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 10

Istirahat kedua Selena memutuskan untuk menjauh sedikit dari Davin. Untuk saat ini sudah cukup mempermalukan Davin.

Ia ingin tahu apakah Davin akan bertahan berpisah sejenak dari Karina. Ia akan memantau, berpura-pura bahwa ia tak mengendalikan Davin.

Dilantai tiga dekat laboratorium Selena menyalakan rokok diantara dua bibirnya. Ia tidak tahu dari mana kebiasaan merokoknya tiba, namun dengan merokok ia merasa sedikit tenang.

"Davin sangat mudah dikendalikan dan Karina mudah tersulut. Pasangan yang cocok, cocok dimusnahkan." bisik Selena setengah terkekeh dan jijik.

Langkah pelan dan hati-hati mendekati punggung Selena. Mematikan wanita itu tetap tenang, sebuah tangan memeluk pinggang ramping Selena dengan erat dan sedikit meremasnya.

Selena tidak terkejut, ia sudah tahu orang itu. Karena ia sengaja kemari. Ia ingin tahu mengapa Arsa memperhatikannya sejak tadi pagi.

"Jangan memelukku seperti ini, aku sudah memiliki pasangan." suara Selena tenang tidak ada ancaman dibalik membawa nama Davin. Ia juga tidak bangga—hanya memberi jarak pada Arsa.

Arsa hanya terkekeh pelan. Menempelkan dagunya di bahu wanita itu dengan lembut, nafasnya yang hangat menerpa telinga Selena membuat tulang belakang Selena merinding sejenak.

"Sekarang kau begitu bangga memamerkan hubungan kalian sekarang?" tanya Arsa tidak percaya, ia tahu Selena hanya memberinya alasan untuk tidak menyentuhnya.

cengkeramannya di pinggul Selena mengencang sejenak, perasaannya berkecamuk mendengar Selena memamerkan hubungannya dengan Davin.

Meski itu kebohongan, Arsa tidak begitu suka.

Ada rasa memanas dalam dirinya seperti disiram minyak panas. Membuat seluruh pembuluh darahnya naik drastis.

Namun Arsa berhasil memainkan wajahnya dengan tenang, lembut dan halus. Sempurna memainkan peran laki-laki jahil dan ingin tahu.

"Arsa.. Kenapa kau memelukku?" itu pertanyaan klasik, namun Selena ingin tahu alasan sebenarnya.

"Apa tidak boleh? Aku sudah membantu saat kejadian di ruang perawatan." ia terkekeh, mendekapkan wajahnya di leher selena—menghirup aroma manis dari tubuh Selena.

Ini memabukan bagi Arsa.

Aroma yang manis dan membuat kepalanya pusing, tubuhnya bergetar seperti menghadapi berbagai rintangan yang memacu gairah.

Arsa bergairah karena Selena.

Selena hanya terkekeh, ia tahu itu. Kejadian diruang perawat saat Arsa menggendongnya lalu membela dirinya didepan Davin dan Karina begitu lantang.

"Mengapa kau membantu ku?" Tanya Selena, ia lupa menanyakan itu kepada Arsa. ingin tahu motif Arsa dibalik ingin membantunya menghancurkan Davin dan Karina.

Meski itu hanya satu kali diruang perawatan. membiarkan Arsa mengobatinya didepan Davin dan Karina. Lalu hasilnya sangat memuaskan, Davin terluka dan cemburu.

"Agar kau bisa melakukan balas budi denganku." kata Arsa dengan jujur, ia hanya ingin Selena terus terikat dengannya.

dengan begitu Arsa akan tahu permainan apa yang Selena mainkan.

"Anda terdengar rendahan jika mengharapkan balas budi dari seseorang, tahu?" Selena terkekeh, bisakah ia merendahkan Arsa juga? Itu tantangan baru. Karena Arsa tidak mudah ditebak

tidak seperti Karina dan Davin.

"Aku yakin.." Selena berfikir sebelum akhirnya ia membalikkan badannya menghadap Arsa. kedekatan mereka hampir menyentuh dada mereka masing-masing. "Bisa mengendalikan mu seperti mereka berdua."

"Itu pasti mudah." Selena menambahkan dengan kekehan jenaka.

Arsa tersenyum lebar menyebabkan gigi taring nya terlihat, dengan memiringkan kepalanya menilai Selena.

"So you think you can have me, darling?" suara Arsa yang tampak menggoda ditelinga orang biasa namun terasa tantangan bagi Selena.

Jari Arsa dengan lembut menyelipkan rambut Selena sebelum menyentuh pipi Selena. Mengelusnya seperti memetakkan sebuah klaim. jika Selena ingin tantangan, ia akan memberikannya.

Jika Selena ingin menyerah suka rela, Davin akan menyambutnya dengan tangan terbuka.

ibu jarinya turun hingga menyentuh rahang Selena, lembut dengan gestur disengaja hingga menyentuh tempat terlarang namun mampu membuat Arsa berhasrat.

Bibir Selena dibawah ibu jarinya, dengan gerakan lembut Arsa dapat merasakan bibir Selena yang lembut dan berisi.

Selena ikut tersenyum, matanya berbinar. Ia mendapatkan lawan yang tidak membuatnya bosan.

Tangan Selena terangkat, menyentuh dada Arsa. Terlalu lembut dan membangkitkan sesuatu didalam diri Arsa.

"I mean ... Couldn't i?" bisik Selena sangat manis, sangat manis seperti madu. Bahkan lebih, mungkin madu terisi banyak racun. begitu manis dan berbahaya.

Arsa memejamkan matanya, ia menyeringai lebih lebar. Merasa tertantang. Genggamannya pada pinggul Selena mengencang, sebelum menatap tajam.

"Oh, Fuck.." Arsa mendesah berat, Selena ingin tantangan? Ia akan berikan.

Mata Selena semakin berbinar menatap Arsa. Satu calon korban untuk di manipulasi kan?

"Yes or no?" tanya Selena memastikan dengan suara lembut dan menggoda.

Arsa mengangguk tajam dengan wajah semakin dekat dengan wajah Selena. Cengkeramannya semakin erat pada rahang wanita itu.

"Yes.." bisiknya pasrah namun secara suka rela.

Bibir nya menemukan bibir Selena, lembut dan hangat. Tangannya yang awalnya memegang pipi Selena kini berpindah ke rambut Selena, meremas erat mempertahankan ciuman agar lebih dalam dan intens.

tangannya yang ada di pinggul Selena menarik semakin dekat dengan genggaman yang menyakitkan.

hingga mereka memutuskan ciuman dengan nafas terengah-engah karena gairah tantangan mereka berdua sendiri.

Sejenak Selena melupakan target utamanya; Davin dan Karina. Mungkin saja Arsa tampak berbahaya dari keliatannya, ia waspada.

"Bibirmu yang begitu baik memainkan suara manipulasi sangat manis dan lembut." bisik Arsa didekat bibir Selena, ia tak bisa menyangkalnya.

Selena terkekeh pelan "Kecanduan?"

"Mungkin."

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Davin menghela nafas sejenak saat istirahat kedua Selena meminta untuk waktu sendiri.

ego dan harga dirinya terluka karena Selena begitu berani kepadanya. Davin tak menyangka Selena begitu kurang ajar dihadapan semua orang.

Saat baru pergi dari kamar mandi ia berhadapan dengan Karina. wanita itu sengaja mengikutinya dan menunggu didekat kamar mandi pria.

"Kakak Davin!" Karina menghampiri Davin, tangannya terangkat memeluk Davin.

Davin membeku sejenak, ia tak menyangka Karina akan begitu berani memeluknya didepan banyak orang.

"Karina.." bisik Davin yang hampir memohon untuk melepaskan diri dari pelukannya.

Namun pelukan Karina semakin mengencang. Perasaannya semakin menyesakkan saat Davin masih memberi jarak di hubungan mereka berdua.

meski Karina tahu hubungan mereka tidak memiliki ikatan resmi selain 'bayangan' dari seseorang yang sudah lama pergi

Karina tidak bisa bertahan lama karena Davin semakin menjauhinya. ia harus mempertahankan Davin, ia tak mau Davin direbut oleh Selena.

Suara rintihan menyayat keluar dari bibir Karina membuat Davin benar-benar menatapnya. Memegang pinggang Karina agar tidak terjatuh di atas lantai.

"Karina?!" ia mulai berteriak, memanggil Karina dengan panik.

Karina tak menjawab tubuhnya semakin lemas seiring waktu hingga tidak bergerak. Hal itu memicu kekhawatiran Davin semakin dalam, ia bergegas menggendong Karina. Berlari menuju ruang perawatan.

kepala Davin tertunduk untuk menatap wajah Karina. Ia merasa bersalah karena lalai menjaga Karina dan mementingkan Selena. "Maaf Karina.. Maaf, aku berjanji akan menjagamu setelah ini! Tolong bertahan.."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!