NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Dark Romance
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hadiah dihari ulang tahun

Seperti biasa Siren mengirimi foto kepada Daniel tapi kali ini dia tidak langsung membalasnya, entah apakah sedang tidak memegang handphone.

Bertepatan dengan itu Siren mendengar sedikit keributan dibawah, jadi Siren langsung keluar dari kamar untuk melihat siapa yang datang.

"Mamiii...!!!" teriak Siren, dia langsung berlari menuruni tangga dan memeluk erat maminya yang sudah hampir seminggu tidak dia temui.

"Gimana kabar kamu sayang?"

"Baik kok.."

"Kata Arjuna kamu lagi ujian kan, lancar nggak ujiannya?"

"Baik, aku belajar keras biar bisa dapet nilai bagus"

Mami tersenyum sambil mengelus kepala Siren.

"Bantuin Ren, capek banget papi"

Papi menunjuk koper yang berdiri disebelahnya. Siren pun melepaskan pelukannya pada mami lalu menyeret koper yang dimaksud papi.

"Dibawa kemana?"

"Disitu aja deh, nanti sore di laundry, capek banget kalo harus nyuci" jawab mami

Siren mencebik, kalau begitu kenapa suruh bawa ke belakang?

"Ada makanan nggak dirumah?"

"Nggak ada lah, siapa yang mau masak emangnya"

"Ya kamu lah Ren, kamu harusnya belajar masa kalah sama kakak kamu"

"Halah...makanya mami sama papi kalo disuruh cari ART mau dong, biar kalo habis bepergian gini enak tinggal rebahan nggak pakek nganterin baju kotor ke laundry atau masak"

"Nanti deh mami pikirin, sekarang mau istirahat dulu kamu tolong beliin makanan dong apa kek, mami laper"

"Mami mau apa?"

"Sate..udah lama nggak makan sate" sahut papi

Siren melihat ke mami, meminta persetujuan dan mami mengangguk.

"Mana uangnya?"

"Kamu nggak punya?" tanya papi

"Punya tapi buat aku sendiri, papi kan habis kerja banyak uang dong harusnya"

"Yaelah, sate berapa sih Ren, perhitungan banget"

Papi mengeluarkan uang seratus ribu dari dalam saku celananya lalu diberikan kepada anak perempuan satu-satunya itu.

"Hehe..pergi dulu"

"Hati-hati" teriak mami

"Iyaa"

Siren menghambur keluar, kebetulan penjual sate tidak jauh dari rumahnya jadi dia cukup jalan kaki saja.

Karena antriannya cukup banyak jadi Siren menunggu sambil duduk disalah satu kursi yang disediakan, sialnya dia tidak membawa handphone.

*

Pulang dari membeli sate, Siren lanjut ke kamar dan merebahkan diri disana sambil Mein handphone, dan ternyata ada pesan balasan dari Daniel.

Daniel : Itu yang bawah sengaja diliatin?

Siren mengerutkan dahi, lalu dia segera melihat lagi foto yang dia kirimkan. Siren memejamkan mata karena menyesal, dia memang mengambil foto selfie dari atas sehingga tubuhnya bisa terlihat lebih dari separuh, dan yang dimaksud Daniel adalah pahanya yang terlihat karena dia mengenakan celana pendek yang ikut tertarik saat dibawa duduk.

Yang terlihat memang sedikit tapi Daniel sangat teliti.

Siren : Sorry nggak bermaksud, hapus aja ntar gue kirim yang baru

Daniel : Gak perlu, gue lebih suka ini

Serin tersenyum, meski tadi menyesal tapi rasanya kalau digoda Daniel dia jadi salah tingkah lagi.

Siren : Modus

Daniel : Gapapa, gue boleh kerumah lo?

Siren : Kapan?

Daniel : Tahun depan, ya sekarang lah

Siren : Jangan, ada orang tua gue soalnya

Daniel : Yaudah lo yang kesini deh kalo gitu

Siren : Mau ngapain?

Daniel : Gue punya sesuatu buat lo, cepet sini atau mau gue jemput aja?

Siren : Nggak... Oke gue kesitu

Siren meletakkan handphonenya, lalu dia lari kekamar mandi, sudah pukul 4 jadi dia sekalian mandi.

Setelah dirasa penampilannya sudah oke, dia pun segera pergi..

"Kemana Ren?" tanya mami yang sedang rebahan disofa ruang tamu sambil makan buah

"Kerumah temen bentar mam.."

"Ohh yaudah jangan pulang malem"

"Oke.."

Tuhkan, mami tidak pernah melarangnya pergi kemana-mana, Arjuna saja yang memang terlalu mengekangnya karena yakin nanti mau menikah dengannya.

Siren ingin sekali bertanya tentang itu kepada mami, tapi karena hari ini mami baru pulang jadi dia menahannya takut jika mami masih lelah.

Tiba dihalaman apartemen yang ditempati Daniel, seperti waktu itu laki-laki itu menunggunya dilobi mungkin takut jika Siren tersesat.

"Wow..you look stunning"

"Apaan sih, biasa aja"

"Yaudah yuk"

Kali ini Daniel menggandeng tangan Siren, meski Siren deg-deg an dia tetap membiarkan hal itu terjadi.

Tangan hangat itu terus menggenggamnya hingga sampai di unit yang ditempati Daniel.

"Apartemen lo wangi banget sih, lo bersihin sendiri?"

"Nggak, ada sendiri yang tiap hari bersihin tempat ini"

Siren duduk disofa, sementara Daniel kedapur mungkin mengambil minuman soda seperti waktu itu.

"Kali ini gue bikin jus alpukat, semoga lo suka"

Daniel menyerahkan segelas jus berwarna hijau itu, Siren mengambilnya.

"Ya asal nggak hambar, suka aja"

Siren langsung mencobanya sedikit, rasanya manis pasti ditambah gula kan oleh Daniel. Daniel masuk kedalam kamarnya entah mengambil apa tapi saat dia keluar dia membawa sebuah buket bunga mawar berwarna biru emerald, Siren sampai melongo karena terpesona dengan buket itu.

"Buat lo"

"Dalam rangka apa lo kasih gue buket bunga secantik ini?" Siren menerima buket itu dengan senang hati

"Ulang tahun lo kan hari ini?"

"Hah masa?"

Siren melihat handphonenya, dan benar saja dia sedang berulang tahun hari ini entah kenapa dia meng skip notifikasi dari kalendernya pagi tadi tanpa membacanya terlebih dahulu.

Wah parah, orang tua dan teman-temannya malah tidak ada yang mengucapkannya sama sekali hari ini.

"Iya kan?"

"Iya, kok lo tau sih?"

"Karena apapun soal lo gue tau"

Siren mendongak, menatap Daniel lekat apa yang Daniel tau tentang hidupnya?

"Selamat ulang tahun yang ke 17 ya Sirena Rimar Nugroho, semoga bisa dapet pasangan yang lebih baik dari pasangan lo sebelumnya"

Daniel mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya, lalu berjongkok didepan Siren. Kotak itu dia buka dan isinya adalah sebuah kalung emas dengan dilengkapi liontin bertuliskan Sirena.

"Terima hadiah lo ya, niat gue bukan apa-apa cuma mau kasih lo hadiah yang gue bisa biar lo seneng, jadi nggak usah ingat-ingat Samuel lagi"

Siren menutup mulutnya, dia menangis melihat perhatian yang ditunjukkan Daniel padanya, padahal mereka sebelumnya hanyalah orang asing yang hanya sekedar tau nama masing-masing tapi baru beberapa hari benar-benar kenal sikap Daniel begitu baik.

"Gue pakek in ya"

Siren mengangguk pelan lalu berdiri dan Daniel pun berdiri dibelakang Siren untuk memasangkan kalung itu.

"Makasih banyak ya Niel, gue nggak nyangka kalo lo sebaik ini sama gue"

Siren memeluk Daniel setelah kalung itu berhasil terpasang indah dilehernya.

Daniel membalas pelukan itu dengan lembut.

"Sama-sama, anggep aja hadiah kedekatan kita ini haha"

Siren tersenyum, lalu melepas pelukannya dan menatap kedua mata Daniel.

"Lo nggak punya pacar kan? Takutnya dia cemburu sama gue"

"Aman, gue belum pernah pacaran kok selama ini"

"Sumpah?"

Siren membelalakkan kedua matanya yang masih berkaca-kaca itu, laki-laki se perfect Daniel belum pernah pacaran? Kok rasanya tidak mungkin.

"Ya lah, santai aja"

Siren mengusap sisa-sisa air matanya, lalu meletakkan buket yang dari tadi dia pegang diatas meja.

"Mau foto bareng nggak?"

"Boleh.."

1
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!