NovelToon NovelToon
KEKUATAN 9 BATU BINTANG

KEKUATAN 9 BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sunardy Pemalang

***

Thantana sangat terkejut. Ketika tiba tiba sembilan batu yang berada di telapak tangan kanannya, satu persatu menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Melalui lengannya, seperti cahaya menembus kaca dan terhenti ketika sudah berada di dalam tubuh Thantana.

Proses ini sungguh sangat menyakitkan baginya. Hingga, sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Thantana mengibas ibaskan lengan kanannya, sembari tangan satunya lagi mencoba menarik sisa sisa batu yang mesih melekat pada telapak tangannya itu. Namun, semakin ia menariknya, rasa sakit itu semakin menjadi jadi. Dan di titik batu ke sembilan yang menerobos masuk, pada akhirnya Thantana jatuh tak sadarkan diri kembali...?

**kita lanjut dari bab satu yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunardy Pemalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEKHAWATIRAN RAJA DAEGAL

"Ting..."

"Ting..."

"Trang.. "

Bunyi suara pedang yang beradu terdengar dengan jelas dari halaman Istana Agraanila. Di halaman tersebut, terlihat dua sejoli yang sedang berlatih olah kanuragan dengan menggunakan pedang sungguhan, melompat kesana kemari menusuk dan menangkis serangan pedang di antara mereka. Dua sejoli tersebut tidak lain adalah Zandru dan Brinda, anak dari raja Daegal dari istri pertamanya.

Zandru terlihat lebih mendominasi di dalam permainan pedang. Terbukti Brinda yang hanya bisa mundur sembari menangkis sabetan dan tusukan pedang dari Zandru, kakak kandungnya itu.

"Ayo lah dik, serang aku! Bagaimana kamu bisa membunuh monster jika selemah ini?" ucap Zandru terhadap adiknya itu, sembari terus mengayunkan pedang di tangannya ke arah badan Brinda.

"Kakak jangan senang dulu. Aku mundur bukan karena lemah?" jawab Brinda, tidak mau di remehkan oleh kakaknya.

"Baiklah? Kalau begitu terima ini...?"

Sambil berkata begitu, Zandru melancarkan kembali serangannya, dan kali ini lebih cepat dari sebelumnya.

"Tringg...tringg... tringgg.."

"Wusss... "

"Tranggg... "

Sabetan dan tusukan yang sangat cepat dari Zandru itu, ternyata masih bisa di tangkis oleh Brenda. Namun di titik serangan yang terakhir tiba tiba...?

"Srebetttt..."

"Classstt... "

Satu ayunan pedang dari Zandru mengenai lengan kiri bagian atas Brinda.

"Aakkkggh...?"

Teriak Brinda sembari melompat mundur beberapa langkah, kemudian menusukkan pedangnya ke tanah lalu mendekap luka pada lengan kirinya tersebut.

"Kakak jahat!" ucap Brinda terhadap kakaknya itu.

Zandru sendiri terkesiap mendapati itu. Ia tak menyangka jika sabetan pedang itu tidak bisa di hindari oleh adiknya. Sedang ia sendiri tidak bisa menghentikan sabetan itu karna sudah terlanjur ia ayunkan.

Dengan perasaan cemas dan muka bersalah, Zandru kemudian membuang pedangnya dan berlari menghampiri adiknya yang masih mendekap luka bekas sabetan pedangnya yang terlihat meneteskan darah.

"Maafin kakak dik?" ucap Zandru, seraya ingin membantu mendekap luka adiknya itu. Namun tiba tiba...?

"Tra..la..la...kakak kena tipu!" ucap Brinda, sembari membuka telapak tangannya dari luka yang ia tutupi, yang ternyata hanya menggores bajunya dan sedikit mengenai kulit lengannya.

"Awas kamu ya? Kakak akan menjitakmu, lihat saja?" kata Zandru, dengan nada pura pura kesal melihat adiknya yang langsung berlari meninggalkan dirinya.

Sementara Brinda yang berlari ke dalam istana, berpapasan dengan adik tirinya yang bernama Lasya.

"Kak Brinda, kenapa kakak berlari?" sapa Lasya terhadap kakak tirinya tersebut.

"Tidak apa apa dik Lasya? Kakak hanya sedang mengerjai kak Zandru?" ucap Brinda, yang terus berlari menuju lantai dua kerajaan itu.

Sesampainya Brinda di lantai dua, tanpa sengaja ia mendengar ayahnya sedang berbicara dengan seseorang di sebuah ruangan di lantai dua tersebut. Brinda menghentikan langkahnya, dan berjalan perlahan mendekati pintu ruangan itu yang sedikit terbuka.

"Apa yang sedang ayah bicarakan dengan orang itu ya?" pikirnya dalam hati. Kemudian ia coba untuk menguping pembicaraan tersebut.

Sayup sayup, Brinda mendengar tentang makhluk hitam dalam obrolan ayahnya dengan seseorang itu, dan makin membuatnya penasaran.

"Maaf Baginda? Makhluk itu telah membunuh dirinya sendiri, sebelum kami mengetahui tentang dari mana asalnya!" kata seorang lelaki dengan jubah hitam bergaris putih, yang berada di hadapan raja Daegal.

"Artinya, kalian gagal mengorek informasi darinya, begitu!" Jawab Raja Daegal dengan nada tegas.

"Ampun Baginda, benar Baginda?" jawab lelaki itu, sembari tertunduk.

"Lantas bagaimana dengan batu hitam yang berada di dalam tubuhnya!" kata raja Daegal, melayangkan pertanyaan.

"Ampun Baginda! Batu tersebut menghilang sebelum Makhluk hitam itu menjadi manusia kembali?" jawab lelaki berjubah itu lagi.

Raja Daegal terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya bicara kembali.

"Paman! Sampaikan perintahku pada panglima Rashaun untuk memeriksa semua prajuritnya yang mempunyai kekuatan batu. Jika ada di antara mereka yang mempunyai kekuatan batu hitam, segera bawa orang itu kesini!" Kata raja Daegal terhadap orang berjubah itu, beberapa saat kemudian, sebelum akhirnya memerintahkan orang berjubah itu untuk pergi.

Brinda yang mendengar itu dari balik pintu, buru buru berpura pura seolah baru saja datang dari lantai bawah. Dan berpura pura bernafas ngos ngosan seperti habis lari, begitu pintu di buka dari dalam oleh orang berjubah tersebut yang berpapasan dengan dirinya.

Setelah orang berjubah itu pergi, Brinda baru memasuki ruangan itu dan menemui ayahandanya.

"Ayahanda?" ucap Brinda begitu sudah berada di dalam dan mendapati ayahnya sedang duduk di kursi panjang sembari bersandar.

"Putriku tersayang. Ada apa nak?" jawab raja Daegal sedikit terkejut melihat putrinya memasuki ruangan itu.

"Ayahanda. Apa yang ayahanda bicarakan dengan paman itu tadi?" tanya Brinda terhadap ayahandanya itu.

"Tidak ada apa apa, putriku sayang? Kemarilah?" jawab raja Daegal atas pertanyaan dari Brinda, sembari melambaikan tangan terhadap putrinya itu untuk duduk di dekatnya.

Setelah Brinda sudah duduk di sebelahnya, raja Daegal kemudian mengusap rambut putri kesayangannya itu dengan kasih sayang, seraya berkata...?

"Jika suatu saat terjadi musibah atau bencana di kerajaan ini, larilah kamu ke kerajaan tetangga atau kerajaan atas awan, dan berdiamlah kamu di sana?" kata raja Daegal terhadap putri kesayangannya itu.

Mendengar penuturan dari Ayahanda yang menurutnya aneh itu, Brinda lantas bertanya?

"Memang bencana dan musibah apa yang akan terjadi Ayahanda? Bukankah kerajaan ini adalah kerajaan terkuat dan terbesar di wilayah benua ini?" kata Brinda terhadap ayahandanya itu, sembari menyandarkan kepalanya di bahu raja Daegal.

Sekali lagi raja Daegal membelai rambut kuning keemasan milik putrinya yang panjang terurai itu, seraya berucap?

"Ayah juga tidak tau nak, ini hanya firasat ayah saja?" kata raja Daegal.

"Ayahanda tidak usah menghawatirkan Brinda, soalnya Brinda sudah besar dan Brinda bisa menjaga diri Brinda sendiri?" kata Brinda dengan nada menggebu gebu, membuat raja Daegal tersenyum melihat putrinya yang ternyata, memang sudah dewasa itu. "Perasaan baru kemarin putri kecilku ku gendong, sekarang sudah gadis usia 16 tahun saja?" pikir raja Daegal dalam hatinya.

Sedang asiknya raja dan putri itu mengobrol, tiba tiba...?

"Dik Brinda.. adik Brinda.. keluarlah, jangan sembunyi kamu?"

Terdengar suara Zandru dari arah luar ruangan meneriakkan nama Brinda.

"Ayahanda, ayahanda diam saja ya? Brinda mau sembunyi di belakang ayahanda?" kata Brinda terhadap ayahnya, yang membuat raja Daegal sedikit bingung, namun tetap diam saja.

Tidak lama kemudian, setelah Brinda bersembunyi di belakang kursi yang raja Daegal duduki, datang Zandru memasuki ruangan itu dan melihat ayahnya sedang duduk sendirian.

"Ayahanda? Ayahanda melihat dik Brinda tidak?" tanya Zandru terhadap Ayahandanya, setelah berada cukup dekat dengan raja Daegal.

"Ayahh.. mee..?"

Baru saja raja Daegal henda berbicara, pinggangnya terasa ada yang mencubitnya dari belakang. Pada akhirnya Raja Daegal mengurungkan niatnya, dan...

"Ayah tidak melihatnya. Memangnya adikmu memasuki ruangan ini?" kata raja Daegal pura pura tidak tau dan balik bertanya.

"Ananda tidak tau Ayahanda? Tapi ananda yakin dik Brinda masuk kesini?" jawab Zandru sembari celingukan kesana kemari mencoba mencari Brinda adiknya itu. Dan tiba tiba...!

"Dooorr"

Brinda berteriak sembari sedikit melompat, dan muncul dari belakang raja Daegal, hingga mengejutkan Zandru yang masih celingukan.

"Adik Brinda, awas kamu ya?" kata Zandru, kemudian berusaha menangkap adik kesayangannya, yang berlari memutari kursi yang sedang Ayahanda mereka duduki.

Pada akhirnya raja Daegal beserta dua anak kesangannya itu, bercengkrama bersama, dan membuat raja Daegal melupakan kekhawatirannya untuk beberapa saat.

*****Bersambung*****

1
Naomi Leon
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Sunardy Pemalang: Hai naomi, terimakasih atas support dan dukungannya ya di cerita aku..
Sunardy Pemalang: Makasih banyak ya, atas supportnya.. nantikan cerita selanjutnya ya.. 🙏
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Sunardy Pemalang: Hai devan, terimakasih atas support dan dukungannya di cerita aku ya..
Sunardy Pemalang: Terimakasih ya.. oke,, saya akan segera menerbitkan bab selanjutnya.. di tunggu ya..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!