Dalam pusaran dunia mafia yang gelap, Alex, putra mahkota dari klan Moralez, dihadapkan pada ultimatum ayahnya, Marco Moralez, seorang mafia kejam tanpa belas kasihan.
Untuk membuktikan dirinya layak memimpin klan, Alex harus menemukan adiknya yang bertahun-tahun hilang, sebagai syarat.
Namun, di tengah pencarian nya terhadap sang adik, Alex justru bertemu dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya, gadis yang mampu menggetarkan hatinya setelah lama mati.
Akankah dia berhasil menemukan adiknya dan memimpin klan ? Dan bagaimanakah kisah cinta akan mengubah arah hidupnya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KURANGNYA PETUNJUK
Beberapa menit sebelum jam menunjuk ke angka sembilan, Fedrick sudah tiba di mansion Marco. Di depan mansion, beberapa pria tinggi besar berpakaian serba hitam sudah berdiri tegap dengan pose penjagaan yang rapi.
"Apa Tuan Muda masih berada disini?" tanyanya pada salah satu dari mereka.
"Ya, silahkan masuk," angguk mereka, sambil membukakan pintu mansion untuk Fedrick.
Para anak buah Marco tahu betul siapa Fedrick dan apa posisinya, sehingga mereka tidak perlu banyak bertanya.
Fedrick mengangguk singkat, "Terimakasih." lalu melanjutkan langkahnya ke dalam. Ia membungkuk hormat saat bertemu Nyonya Conti di bawah tangga. "Selamat pagi, Nyonya," sapanya. Nyonya Conti membalas dengan senyum hangat. "Pagi juga, Fedrick. Alex sudah menunggumu di atas. Jangan lupa ajak dia sarapan setelah urusan kalian selesai." Fedrick mengangguk, "Baik, Nyonya."
Fedrick segera menaiki tangga, berhenti di depan ruang kerja Alex, lalu mengetuk pintu dengan dua kali ketukan ringan.
"Masuk," teriak Alex dari dalam. Fedrick pun segera menekan knop pintu kemudian masuk. "Selamat pagi, Bos!" Kata Fedrick sembari menunduk hormat, setelah berdiri di hadapan Alex.
"Pagi juga, Fedrick. Langsung saja, informasi apa yang kau bawa hari ini?"
Fedrick menunduk dalam, "Maafkan saya, Bos. Salah satu anak buah saya tertangkap saat mengawasi kediaman Tuan Sepuh," jawabnya sedikit was-was.
Seketika tatapan Alex dingin, dan menajam membuat udara di ruangan seolah membeku. Fedrick tidak berani menatap Alex, lalu segera menjelaskan apa yang terjadi.
Flashback On
Fedrick mengirimkan beberapa anak buahnya untuk mengawasi mansion kakek Alex, tetapi mereka tertangkap basah oleh pengawal dan dibawa ke hadapan Tuan Hector, dia adalah tangan kanan kakek Alex.
Tuan Hector meminta kepada anak buahnya untuk menghubungi Fedrick, dan mengatakan bahwa beliau tidak akan melepaskan bawahannya jika bukan Fedrick sendiri yang menjemputnya.
Tidak membuang waktu, Fedrick segera menemui Tuan Hector. Yang Fedrick pahami, Tuan Hector sebenarnya tidaklah sekejam bosnya, jadi ia memberanikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya.
Tuan Hector menghela napas panjang, wajahnya menunjukkan tanda-tanda keraguan, tapi juga terlihat menimbang-nimbang. "Sejujurnya, aku enggan mengungkit masa lalu. Karena mungkin, ini bisa membangunkan singa yang sudah tertidur. Tapi karena aku berhutang budi pada Nyonya Conti, aku akan memberimu sedikit petunjuk," katanya dengan nada berat. Setelah jeda singkat, Tuan Hector melanjutkan, "Pergilah ke kota yang bernama Surabaya, carilah keluarga Naheswara." Beliau sudah berlalu akan pergi, namun kembali berbalik menatap Fedrick. "Ingat perkataanku dalam otakmu baik-baik, Fedrick! Lakukan dengan sangat hati-hati. Jangan sampai Tuan Rodrigo tahu tentang ini. Aku akan membantu menutupi, tapi jika dia sampai mengetahui, aku tidak akan bisa membantumu lagi," kata Tuan Hector dengan nada serius dan penuh peringatan.
Fedrick mengangguk patuh, "Baik, terimakasih banyak, tuan."
Flashback off
Alex mendesah kasar mendengar penjelasan Fedrick, "Kenapa kakek terkesan membenci adikku? Dan siapa singa yang telah lama tidur, apakah itu kakek?" ucapnya sedikit frustasi.
"Sepertinya lebih baik saya saja yang melakukan pencarian, Bos. Mengingat peringatan Tuan Hector, saya tidak ingin membahayakan Anda," kata Fedrick dengan nada penuh kepedulian.
Hening sejenak memenuhi ruangan, Alex masih tenggelam dalam pikirannya, mencoba mencerna semua informasi dari Fedrick dan ibunya.
"Kita kembali ke mansion sekarang!"Kata Alex, sambil beranjak dari kursi. Fedrick mengikuti di belakang, "Haruskah saya panggilkan seorang wanita, Bos!"
Alex menggeleng, "Tidak usah! Aku akan pergi ke ruang tembak!"
...----------------...