Enam Tahun yang lalu,Bagaskara seorang CEO muda yang tampan menjalin kasih dengan seorang perempuan bernama Indah karyawan disebuah Butik.
Aryo Hadiningrat yang tak lain adalah Ayah dari Bagaskara menentang hubungan mereka,kisah asmara Bagas dan Indah yang berlangsung Enam Bulan itu menghasilkan benih yang berumur "8"Minggu,karena tidak direstui itulah mereka menikah diam-diam yang disaksikan oleh Kakek,Adik dan "2"sahabatnya.Saat melahirkan bodyguard Aryo membawa pergi Bagas dan bayinya,namun yang tidak mereka ketahui adalah bayi itu kembar.
Saat usia anak itu 3 Tahun Indah di bunuh oleh Aryo dirumahnya saat tengah malam.
"Apakah nanti saudara kembar itu akan bisa bertemu?
"Apakah nanti pembunuhan demi pembunuhan yang sudah terjadi akan terungkap?
Simak dan pantau terus Novel aku ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 07. Pelajaran Pertama Dari Zayn
Malam Hari Melisa duduk dengan gelisah di tepi ranjang kamarnya, karena memikirkan kejadian tadi siang, Ia terlihat ketakutan jika nanti terungkap bahwa dalang dari kecelakaan Zavier adalah dirinya. Sulitnya mendapatkan cinta dan perhatian dari Bagaslah yang membuatnya gelap mata Ingin mencelakai Zavier, karena Tuan Aryo juga tidak dapat diandalkan. Bagas sebenar nya sudah ada dirumah namun Ia sering menghabiskan waktu di ruang kerjanya terkadang malah tertidur disofa ruang kerjanya, sofa tersebut sudah dimodifikasi sehingga nyaman buat tidur. Malam itu Melisa memutuskan untuk menemui Bagaskara di ruang kerjanya, berusaha agar malam ini bisa bersamanya bertukar peluh.
"Tok..tok..tok." Suara pintu diketuk
"Ceklek."
Tampak Melisa membawa nampan berisi teh hangat. "Mas...Melisa bawakan teh hangat diminum dulu." Berkata dengan nada yang lembut dan menggoda.
Bagas yang sedang memeriksa laporan di laptopnya, hanya melihatnya dan berkata. "Taruh disitu saja Melisa, nanti Aku minum." Sedingin itu Bagas kepada Melisa, padahal Melisa sudah berpakaian yang menunjukkan belahan dadanya, orang lain yang melihat pun pasti tergoda. Melisa tidak putus asa Dia mencoba merayu dan duduk dipangkuan Bagas.
"Ayo mas Bagas Kita habiskan malam ini bersama.'' Melisa yang duduk dipangkuan Bagas itu berkata sambil mengalungkan kedua tangannya dan berusaha menautkan bibir mereka.
"Aku masih banyak pekerjaan Melisa, maaf." langsung berdiri mencoba menghindar.
"Apa kurangnya Aku Bagas? Tidakkah Kau tergoda pada tubuhku ini?!" Berkata dengan lembut tubuhnya membelakangi Bagas, dan kemudian berbalik menatap Bagas membuka lagi bajunya, belahan yang sedikit terbuka itu menjadi tambah terbuka bagian menonjolnya terlihat.
"Apa-apaan Kau ini Melisa, bukankah kau mau menemaniku minum teh? Duduk saja dan minum teh mu." Ucap Bagas dengan nada datar, duduk menyilangkan kaki disofa dan menyeruput tehnya.
Mendengar ucapan Bagaskara Melisa kecewa, namun Ia tidak putus asa.
"Baiklah, kutemani minum teh lagi pula ada yang ingin dibicarakan juga denganmu." Duduk disebelah Bagas dan menyeruput teh di gelas satunya.
"Katakan saja.''
"Ulan Tahun Kakek mu besok biarkan Aku menjodohkan Zavier dengan Anak teman bisni Ayahku Dia juga sama terpandang dan hartanya banyak, Kau juga nanti bakal beruntung." Melisa berusaha membujuk.
"Jangan buat Zavier semakin marah Melisa! Cukup Aku saja yang jadi korban dari Ayah Aryo, biarkan Dia memilih sendiri calon istrinya, Aku masih banyak pekerjaan silahkan keluar!" Membentak dengan nada tinggi.
"Terserah kamu mau setuju atau tidak, besok Aku akan tetap mengenalkannya!" Berkata dan berlalu pergi dengan perasaan marah.
Melisa malam itu pergi dan melajukan mobilnya dengan kencang, didalam mobil berteriak dengan kencang memukul-mukul stir mobilnya.
"Aaaaaarrrgkkhh, buk..buukk..! Sial."
"Ciiit.." Melisa menepi kan mobilnya.
"Aaaakhh..iisshh... seluruh badan ku panas, siaaalannn!! Pasti Bagas menukar cangkir tehnya saat Aku tidak melihat, Aaaa... Sakiitt!" Melisa menggeram marah sambil menggeliat, bagian yang menonjol dari tubuhnya berdenyut-denyut dan juga apemnya.
Obat perangsang yang tadinya untuk Bagas tidak sengaja diminum olehnya. Saat Tuan Aryo bersama Asistennya melintas di jalan yang sama Ia melihat mobil Melisa menepi takut terjadi apa-apa Tuan Bagas segera menghampiri.
"Ciiit...'' Mobil berhenti.
"Melisa, Kamu tidak apa-apa kan??? Tuan Aryo membuka pintu mobil.
"Tolong Ayahhh...badanku panas sakit semua,, aaaahh...." Berkata dengan tubuh terus menggeliat.
"Sepertinya Nyonya Melisa dalam pengaruh obat Tuan?" Kata Asistennya Aryo.
"Yasudah Kau bawa mobilku, Aku akan membawa mobil Melisa pulang." Ujar Aryo.
"Baik Tuan.''
Aryo segera melajukan mobil Melisa menuju apartemennya, tempat yang dekat. Saat didalam mobil Melisa terus menggeliat dan mendesahh, Melisa tanpa sadar memegang tangan mertuanya yang sedang menyetir.
"Tolong Aku Ayah Aryo....seluruh tubuhku berdenyut.'' Melisa menggenggam tangan Aryo kuat dan kedua Kakinya terbuka.
"Glek." Aryo seketika menelan ludah menahan birahinya.
Aryo mencoba meraba dan memegang benda kenyal ya Melisa, mendapat sentuhan Melisa mendesah dengan keras. Benda pusaka milik Aryo mengeras mendengar suara Melisa, Aryo menepikan sebentar mobilnya di jalan yang sepi dekat Apartemen dan mulai menggerayangi Melisa, disibakkan baju Melisa dengan mudah dan benda kenyal tersebut terpampang nyata, Aryo menyusul seperti bayi dan desahan Melisa semakin terdengar keras. Dari luar aksi mereka tidak bisa dilihat karena kaca mobil dimodifikasi, Aryo memindahkan tubuh Melisa kebagian belakang menautkan kedua bibir mereka melumat habis hingga kecapan dan leguhan terdengar, tanpa mereka sadari pakaian mereka telah tertanggal dan pusaka milik Aryo segera menerobos masuk dan bergerak maju mundur sesuai irama, Melisa merasa puas begitupun juga Aryo. Aryo biarpun sudah tua tapi staminanya masih kuat beradu dengan Melisa yang masih muda membuat Aryo mendesah nikmat.
" Aaahhkkkk.....sssshhh...aaaahhhkkk."
"hemmmpptt...aaahhh."
Suara-suara laknat mengiringi sunyinya malam itu, "20" menit kemudian pertempuran mertua dan menantu itupun selesai dengan senyum nikmat dari keduanya.
Aryo segera mengenakan bajunya dan Melisa juga, dan melajukan mobil masuk menuju apartemennya. Melisa kini sudah tenang rasa puas terpancar dari bibir mereka, Aryo menggendong Melisa masuk kamar apartemennya dan membaringkan diranjang.
Sementara itu di Zayn yang saat ini sebagai Zavier duduk tersenyum puas saat melihat vidio di laptopnya, tanpa Melisa dan Aryo sadari aksi mereka dari awal hingga akhir disaksikan oleh Zayn melalui kamera tersembunyi yang diam-diam dipasang di dalam mobil Melisa.
"Hehehe..." Tertawa dengan bibir atas terbuka, memperlihatkan barisan giginya yang rapi. "bangsat sekali kau Aryo....! Menantumu pun kau pakai, kalian semua akan kuhancurkan dengan tanganku!" Zayn menggeram mengapalkan tangannya dan sorot matanya tajam.
Malam berlalu dan berganti pagi, masih di apartemen Aryo. Melisa perlahan membuka matanya terlihat langit-langit kamar dan mengedarkan pandangan, Ia sedikit kaget saat melihat tubuhnya yang berbalut selimut itu tanpa pakaian apapun dan bagian bawahnya terasa nyeri dan basah.
"Ahk..! Apa Aku semalam?" Heran Melisa saat meraba bagian bawahnya yang basah.
''Ceklek." pintu kamar mandi terbuka tampak Aryo dengan rambut basahnya, biarpun Kakek-kakek Aryo masih tampan dan tubuhnya terjaga.
"Kau sudah bangun? Kau bernafsu sekali semalam Aku sampai kewalahan, hehehe.." Berkata tanpa dosa dan mendekati Melisa dengan senyum.
"Harusnya dengan Bagaskara, tapi aku semalam butuh pelepasan juga." Berkata dengan bibir dilipat.
"Kalau bukan Aku bisa mati kamu, obat yang kau minum dosisnya tinggi, kita bermain sampai "5" ronde semalam, cup..istriku juga tidak seenak punya mu." Aryo berbicara sambil menangkupkan wajah Melisa dan mengecup bibirnya.
"Kau Ayah mertuaku.." Ucap Melisa.
"Kau diam saja maka takkan ada yang tahu." Aryo menenangkan.
"Hemmptthh..."
"Ah ...ahh.." Aryo langsung melumat bibir Melisa.
"Cepat mandi dan segeralah pulang." Suruh Aryo.
"Ya." Jawab Melisa singkat.
*******
Siang harinya saat dikantor, Aryo didatangi istrinya dan langsung marah-marah. Aryo tidak sadar bahwa adegan nya bersama Melisa ada yang merekam dan di unggah di internet, wajah Aryo terlihat jelas namun wanitanya disamarkan hingga tak ada yang tahu bahwa itu Melisa.
"Braakkhh..Mas! Apa-apa an ini?" Sambil menunjukkan vidionya.
"Apa! Siapa yang berani bermain-main denganku!" Aryo menggeram marah saat melihat vidio dari istrinya.
"Kamu tega Mas?! Bermain di belakangku!" Istri Aryo berteriak.
"Greepp..eghk." Istri Aryo kena cekik
"Jangan berteriak kepadaku! Salahmu juga tidak bisa memuaskan ku." Berkata dengan senyum menyeringai.
"Buruk.." Jatuh tersungkur.
"Awas kamu mas, jangan lupa Kenanga mati karena apa?" Istri Aryo mengancam.
"Berani Kamu buka mulut maka nyawamu taruhan nya, cukup jadi istri yang baik dan nikmatilah kekayaanku, hahaha...." Ucap Aryo dengan santai.
Beberapa bulan kedepan vidio sex Aryo menjadi pembicaraan yang hangat dikalangan pembisnis dan semua karyawan Aryo membicarakannya, vidio tersebut membuat pendapatan merosot tajam banyak investor yang menarik sahamnya, membuat perusahaan merugi dan hampir bangkrut. Aryo semakin panik dan membuat kesehatannya sedikit menurun, Asisten yang disuruh untuk menyelidiki tidak membuahkan hasil.
Sementara itu di perusahaan lain ada yang tersenyum puas karena jatuhnya Aryo, diruangan kerja Zayn yang kini sebagai Zavier merasa gembira karena keadaan Aryo.