Hidup dalam lingkaran kemiskinan, membuat Rea ingin bekerja setelah lulus SMA, semua itu dia lakukan demi keluarga.
Namun takdir berkata lain, Ayahnya sudah memutuskan masa depan Rea, sebagai istri dari seorang lelaki bernama Ryan.
Dia tidak bisa menolak dan menerima keinginan sang ayah.
Hanya saja, Rea tidak pasrah, dia bukan wanita lemah, selama belasan tahun berjuang dalam kesengsaraan, melatih mental yang kuat menahan setiap penghinaan para tetangga.
Sehingga dia akan berusaha membuat Ryan menyesal karena sudah menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harga diri
Rea tidak pergi terlalu jauh, tapi Ryan melihat kerumunan orang-orang tepat di titik lokasi keberadaan rea.
Anggapan Ryan tentang Rea terlibat masalah nyatanya memang benar. Dimana saat ini seorang lelaki tua di tengah-tengah kerumunan itu sedang menarik paksa tangan Rea secara kasar.
Ryan marah, begitu jelas ekspresi tidak senang atas perlakuan lelaki tua di sana kepada istrinya. Sebagai suami dari Rea, Ryan selalu bersikap lembut untuk membuat Rea merasa nyaman, tapi sekarang, tepat di depan mata, ada lelaki tua yang bukan siapa-siapa kini mencari masalah.
Tanpa perlu menunggu atau ragu-ragu, Ryan berjalan mendekat penuh emosi.
Ryan menahan tangan lelaki tua itu untuk berhenti...."Pak, apa anda tidak bisa bersikap lebih lembut kepada seorang wanita."
Mendengar suara yang begitu familiar di telinga, Rea bisa melihat, jika sekarang Ryan muncul sebagai penyelamatnya.
"Ryan." Lirih suara Rea memanggil.
"Siapa kau ?." Tanya lelaki itu keras.
"Maaf pak, aku suaminya, apa yang sudah istriku lakukan kepada anda ?."
"Oh, kebetulan sekali... Apa kau lihat ini, baju pacarku basah karena dia menabrak kami." Ucapnya dengan nada kesal.
Ryan melihat bagaimana ekspresi wajah Rea penuh dengan kebingungan.
"Apa itu benar istriku ?" Tanya Ryan lembut.
"Mmm.. Tapi aku tidak sengaja."
Ryan tersenyum lembut dan coba membuat Rea sedikit lebih baik agar tidak memikirkan masalah ini terlalu banyak. Di pegang tangan Rea dan segera membawanya lebih dekat.
"Jangan khawatir, ada suami mu disini, semua akan baik-baik saja." Ucap Ryan penuh percaya diri.
Rea pun mengangguk dengan wajahnya yang murung.
Kembali kepada lelaki itu, dia masih menunggu tanggapan Ryan tentang bajunya yang basah.
"Baiklah tuan, aku minta maaf karena istriku sudah membuat masalah kepada anda, jadi bagaimana jika aku mengganti pakaian pacar Anda dengan yang baru." Ryan berusaha sabar dan bicara setenang mungkin.
"Kau pikir hanya dengan mengganti pakaian ini semua akan selesai, memang siapa anda, aku bisa membeli pakaian dua lusin jika aku mau. Tapi sekarang aku seperti dipermalukan, orang-orang sedang melihat pacarku dengan pakaian basah dan kotor." lelaki paruh baya itu menolak.
"Kalau begitu apa yang harus aku lakukan untuk meminta maaf kepada pacar anda." Balas Ryan.
"Ini tentang harga diri, bagaimana mungkin aku bertemu partner bisnis penting nanti, jika sekarang namaku sudah tercoreng, mister Hazel dari AL Corporation bisa-bisa membatalkan kerja sama dengan perusahaan ku." Lelaki itu semakin bersemangat untuk mengeluh.
Ryan merasa aneh..."Memangnya kenapa ?, bukankah anda sendiri yang melakukan pertemuan, sedangkan pacar anda disana tidak tahu apa pun."
"Jangan banyak bicara, ini adalah tentang harga diriku sebagai lelaki." Tegasnya tidak mau kalah.
Disamping Ryan, Rea semakin khawatir, dimana sekarang lelaki itu menyangkut pautkan masalah yang dia buat dengan kerjasama perusahaan.
Terpikir soal ganti rugi atau hal lain, Rea tidak tahu harus bertanggung jawab dengan cara apa. Sedangkan lelaki itu seakan menunjukkan diri bahwa dia punya kuasa untuk melakukan segalanya.
"Aku tidak bisa memperbaiki apa pun jika itu soal harga diri anda. Tapi aku pikir, menjalin hubungan kerjasama dengan AL Corporation tidak akan batal hanya karena baju pacar anda basah, atau sobek, kecuali tidak pakai baju, jelas akan jadi masalah." Jawab Ryan masih berusaha menahan diri untuk tidak emosi.
"Berani-beraninya kau menjawab seenaknya sendiri?, Kerja sama ini bernilai ratusan milyar, memang kau pernah melihat uang sebanyak itu." Ungkapnya dengan nada suara semakin tinggi.
Siapa pun akan berpikir, jika lelaki itu sudah melampaui iblis dalam hal kesombongan, padahal sekedar ratusan milyar, Ryan bayarkan seperti uang receh.
"Aku menghormati anda karena anda adalah orang tua, tapi melihat sikap yang anda miliki, aku benar-benar harus bersabar lebih keras." Ungkap Ryan.
"Disini aku lah yang harus bersabar, melihat dua pasangan tidak tahu diri seperti kalian." Balasnya.
Kesabaran Ryan sudah mencapai batas, dia tidak ingin mempermalukan Rea di depan umum, ada banyak orang mengeluarkan ponsel mereka dan mungkin akan tersebar luar di media sosial, tentang perdebatan panas antara dua orang untuk masalah baju basah wanita.
"Aku tidak peduli kau terima atau tidak, aku meminta maaf atas ketidaksengajaan istriku yang sudah membuat pakaian anda basah, aku akan pergi, kalau memang anda merasa keberatan, hubungi aku di nomor ini." Ucap Ryan membungkuk dan mencerahkan secarik keras yang baru saja dia tulis.
Ryan segera membawa Rea keluar dari kerumunan orang-orang.
Di tempat lain, Qiya melihat di kejauhan dengan wajah rumit, dia memang harus sadar diri ketika Ryan berusaha keras menjaga Rea dari masalah, bahwa sekarang mereka adalah sepasang suami istri.
Sedangkan perasaan cinta Qiya kepada Ryan sudah bertepuk sebelah tangan, dia tidak mungkin memiliki kesempatan mendapat perhatian itu, tidak lebih sebagai seorang majikan dan teman.
Kini mereka berdua menuju parkiran mobil di basemen, Qiya pun akhirnya datang. Dimana saat itu juga Rea menunjukkan secara jelas raut wajahnya yang begitu rumit.
"Nona Rea apa anda baik-baik saja." Qiya datang dan berdiri di samping Rea.
"Ya, Ryan membantuku." Jawab Rea murung.
"Syukurlah kalau begitu, jadi dimana tuan Ryan sekarang."
"Dia sedang menelpon seseorang."
Di tempat Ryan.
Satu nama tercantum di layar ponsel, Hazel, seperti nama yang di ucapkan oleh lelaki paruh baya sebelumnya, tapi memang benar, jika dua nama itu adalah orang yang sama.
Kini Ryan melakukan panggilan langsung kepada sosok Hazel, dan ketika tersambung, sebuah suara terucap dengan sopan.
"Tuan Ryan, ada yang bisa aku bantu ?."
"Hazel, aku ingin bertanya, apa hari ini ada seseorang yang akan melakukan kerjasama dengan perusahaan ku."
"Memang benar tuan, namanya Pak Ruslani, dari PT.Ernail furniture. Bukankah aku sudah mengirimkan filenya kepada anda tuan ?."
"Ah... Mungkin aku lupa membukanya, kau tahu aku memiliki beberapa urusan."
"Jadi ada keperluan apa pak Ryan bertanya tentang pak Ruslani." Tanya Hazel penasaran.
"Aku ingin kau menangguhkan kerjasama itu sampai aku datang ke kantor p." Tegas Ryan memberi perintah.
"Tapi kenapa pak ?, ini adalah keuntungan besar bagi perusahaan, membuat pak Ruslani menunggu, mungkin dia akan berubah pikiran." Balas Hazel terkejut.
"Apa perusahaan ku kekurangan uang ? sehingga harus menerima bekerja sama dengan PT. Ernail furniture itu ?, Bahkan yang aku tahu, ada banyak perusahaan dari Jerman dan Amerika yang jelas-jelas ingin menjalin relasi dengan kita dalam satu bulan ini." Ryan menunjukkan nada tinggi kepada Hazel.
Suara panggilan Hazel terdiam sejenak karena tahu jawaban Ryan terdengar serius dan emosi.
"Baik tuan, aku akan memberitahukan itu kepada pak Ruslani."
"Bagus, aku serahkan semua kepadamu."
Setelah selesai memberi Hazel mandat, Ryan kembali ke tempat Rea dengan wajah yang sudah berubah untuk tetap tersenyum di depan istrinya.
apa banyak misteri di antara mereka ber dua bukan cuma majikan ma pelayan ,,aihhh
mohon untuk up terus Thor...